"Semenjak diskors, lo jadi kayak bapak-bapak ya? " Nata berjalan sambil menenteng snack di tangannya, menghampiri Bragas yang tengah merapikan tanaman halaman belakang.
"Calon, " Bragas memakan suapan snack keripik kentang dari Nata.
"Ciaelah gaya lo calon-calon, nilai dulu noh benerin, " celetuk Nata dengan kekehan nya.
Bragas terdiam.
"Ih lo kesinggung?? " Nata membungkukkan tubuhnya menoleh menatap wajah Bragas.
Bragas masih terdiam. Niatnya dia ingin mengerjai sang pacar.
"Lo mah malesin ah gak asik, nih lo yang makan aja! " sewot Nata memberikan paksa snack yang tadi di tangannya ke dada Bragas.
Tak semulus niatnya, ternyata.
"Becanda sayang, " Bragas ketar-ketir, takut Nata ngambek berkepanjangan. Mengekori jalan Nata yang bertujuan duduk di gazebo kayu tak jauh dari sana.Gazebo kayu yang tidak begitu luas, terasa sejuk bila sekedar nongkrong disana. Apalagi sampingnya, terdapat pohon mangga dengan bunga anggrek yang menjuntai di batangnya, daun pohonnya yang rimbun hingga setengah menutupi atap gazebo.
Semenjak hari itu, iya hari itu. Nata setiap pulang sekolah selalu ke rumah Bragas. Dan sore menjelang malam nanti baru ia akan diantar pulang oleh Bragas kerumahnya. Itu kemauan Nata sendiri, bahkan tak pernah Bragas suruh. Entahlah Nata jadi merasa nyaman sekali jika berada di rumah Bragas. Dan tentu saja, Bragas selaku pemilik rumah juga tidak keberatan, malah Bragas kesenangan bisa ambil kesempatan haha."Jangan marah atuh sayang, becanda doang, " Bragas meletakkan snack nya, lalu duduk merapat dengan Nata.
"Lo gak asik buat becanda, gak suka! " Nata memalingkan wajahnya.
"Iya nanti belajar becanda sama Adam, " Bragas mengambil snacknya dan memakannya lagi.
"Abisin nih? " lanjutnya.
Nata mendelik ke arah Bragas, segera merebut kembali snack nya tadi yang sekarang sudah ada di genggaman Bragas.
"Mati aja sana, " geram Nata, memakan snacknya dengan kasar.
"Nanti lo jomblo, gak bisa kesini lagi, " jawab Bragas dengan kekehan menahan gemas.
"Bodo amat! " mendelik lagi ke arah Bragas.
Bragas tidak bisa menahan lagi. Langsung saja dengan cepat menangkup wajah Nata, hingga kedua pipinya mengumpul dan menggembung . Menggoyangkan nya pelan. Gemas, Bragas bisa stress bila terus-terusan di samping Nata. Doakan semoga baik untuk kesehatan jantungnya.
"Lwepwass gwasss!! " susah, Nata kesakitan, memukul lengan Bragas kencang.
"Pacar aing lucu banget ajig, hehe, " Bragas melepaskan tangannya. Tersenyum puas menatap Nata di depannya yang sudah memasang muka masamnya.
"Sakit, " lirih Nata, sambil sesekali memegang pipinya.
"Aduhh sakit ya? Maaf, " Bragas ikut mengelus-elus pipi Nata lembut.
"Gak masuk bimbel? " tanya Bragas dengan masih mengusap pipi Nata yang sedikit memerah karena ulahnya.
Nata hanya menggelengkan kepalanya cepat, membuat rambutnya bergoyang kesana kemari. Gemas, bagian 2. Masih bisa Bragas tahan, terdeteksi aman.
"Kenapa? " Bragas merapikan poni rambut Nata.
"Udah gak ikut bimbel, capek, otaknya capek, " keluh Nata dan menundukkan kepalanya, mengayunkan kakinya gelisah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Less Than Zero [COMPLETED]
Teen Fictionketua ultras? siapa? dia? pantes sih, begajulan kayak gitu.