Pengakuan {38}

6.3K 655 36
                                    

   Remaja lelaki ber name tag 'Deon Gumelar Bumantara' itu mengulurkan tangannya tepat di hadapan Nata yang tengah merapikan buku-buku kepentingan organisasi nya, "sorry, " ucapnya.

  Ruang sekretariat OSIS baru saja selesai di gunakan rapat para anggota MPK. Dan sekarang sudah sepi, hanya menyisakan Nata yang masih merapikan bukunya, dan satu orang yang tiba-tiba menerobos masuk pintu ruangan itu.

   Dengan jas almet warna hitam yang dirinya kenakan, remaja yang lebih tinggi dari Nata itu masih terdiam mengulurkan tangannya di hadapan Nata. Dengan senyuman yang mengembang terlihat tulus.

   "Please, gue gak mau lagi berurusan sama lo, gue maafin lo tapi lo gak usah ganggu gue lagi, " ketus Nata menggendong tasnya bersiap untuk keluar dari ruangan.

  Deon masih mengulurkan tangannya mendekat di depan Nata, "gue serius, maaf, " lanjutnya.

  "Gue telpon pak Tora sekarang juga, lo jangan macem-macem, mending lo pulang!! " tekan Nata sedikit mundur untuk menjauh.

   Deon menghela nafasnya, "sangat serius, gue minta maaf, " terdengar tulus rasanya.

  Nata menatap lekat mata Deon. Sepertinya anak itu benar-benar meminta maaf. Apa salahnya untuk berdamai? Tapi jujur Nata masih takut akan Deon, seakan jadi pelajaran tampang Deon yang baik-baik ternyata bejad. Nata harus berdamai atau tidak? Tapi kata Bundanya memaafkan dan berdamai dengan orang itu sangat terpuji bukan? Tapi Nata agak sedikit terganggu dengan itu.

  Dengan tampang terpaksa Nata membalas uluran tangan Deon, tak lama, hanya sekejap lalu ia melepaskan kembali. Lalu dirinya beranjak untuk keluar dari ruangan sana.

  "Gue cuma iri sama lo, " Deon menyenderkan pantatnya di pinggir meja begitu Nata berjalan melewatinya.

  Sontak Nata yang mendengarnya memberhentikan langkahnya, menoleh ke arah Deon aneh. Apa yang di maksud makhluk menjengkelkan itu.

  "Lo, orang yang di puji-puji guru karena program kerja expo lo kemarin bagus dan diterima, padahal gua yang di marahin gara-gara bikin revisian proposal, enak ya jadi MPK ngumpulin proker doang, dapet pujian, OSIS jadi babunya, " jelas Deon, melipat kedua tangannya di dada dan mengedarkan pandangannya ke setiap sudut ruangan.

  Nata terkekeh remeh, "Yon, lo kayak cewek, bangsat, " ucap Nata membalikkan badannya menghadap Deon sekarang.

  Nata menghela nafasnya "Gue juga nungguin lo kemarin pas revisi proposal, gue selalu bilang sama lo sama anggota OSIS lain sanggup apa nggaknya? Mau di bantu atau nggak? Iyakan? " lanjut Nata menaikan sebelah alisnya tidak ingin kalah. Orang dihadapannya ini bebal, banyak bicara tak mau kalah.

  "Ngomong doang, mereka gak mau lah jawab jujur bilang mereka sebenarnya gak mau dan capek, " Deon menatap lekat Nata di depannya.

  Nata membuang mukanya, "lo bilang sebenarnya lo kenapa dah, gue tau ini bukan alesan sebenernya gak jelas banget, bukan ini kan masalahnya? Ngomong aja dah, anjing cepetan, " ucap Nata membalas menatap Deon tak kalah tajam.

  "Gua cemburu, " singkat Deon.

  Nata menaikan sebelah alisnya, ini orang kenapa?

  "Bragas, " lirihnya.

  
  Hening, ruangan terasa sepi. Kedua anak adam itu saling dian menatap satu sama lain. Angin yang keluar dari kipas di dinding sana terasa di kulit sangat menempel. Nata tak bisa berbicara apa-apa, lidahnya kelu saat ini. Bingung dan heran sekaligus dengan pengakuan orang di depannya ini. Kenapa? Apa hubungannya?

   "Maksud lo apa si bangsat? " Nata mundur selangkah dari posisi awal.

   Deon menghembuskan nafasnya, matanya tak berhenti menatap orang yang lebih pendek darinya, "Diska ngajak putus karena dia suka sama Bragas, dan sekarang lo? Gue suka sama lo, Nat, tapi lo? Pacaran sama Bragas? " jelas Deon.

   Nata tak habis pikir, menggelengkan kepalanya tak percaya. Apa yang terjadi sebenarnya, Nata tidak bisa mencerna semuanya dengan baik.

  "Bragas deket sama gue sebelum lo putus sama Diska?! " tekan Nata.

  "Dan gue suka sama lo sebelum gue putus sama Diska! " omong Deon cepat hampir memotong ucapan Nata.

   Nata membulatkan matanya, tak percaya untuk kali kedua.

  "Jelas? " lanjut Deon dua langkah mendekat ke arah Nata di hadapannya.

  Tubuh Deon yang lebih besar hampir menutupi tubuh Nata yang memang kecil darinya. Bahkan Nata sedikit mendongak untuk menatap Deon.

  "Maaf buat kemarin, gue lupa, gue emosi, pikiran gue gelap, maaf, " Deon spontan memeluk Nata erat.

   Bahkan Nata tidak membalas pelukan itu. Sumpah tubuh Nata jadi kaku tiba-tiba. Ia tidak bisa berbuat apa-apa selain diam. Kaget, tentu. Bingung, tentu. Ia bahkan susah untuk berkata-kata. 

   Seseorang membuka pintu ruang sekretariat, "ta? Udah belom? " Bragas diam mematung di ambang pintu.

  Deon segera melepaskan pelukannya, menatap Bragas di sana dengan Nata yang masih linglung di sampingnya ikut menatap Bragas.

  "Pulang, "

  Atmosfer semakin berbeda, semakin dingin dan hening. Nata jadi semakin linglung. Tak bisa berbuat apa-apa selain menuruti kata-kata itu. Ia berjalan lemas menghampiri Bragas yang sudah keluar ruangan lebih dulu.

  Tanpa berbicara apapun, Bragas langsung menarik tangan Nata untuk mengikutinya pergi dari sana. Dengan langkahnya yang besar dan cepat membuat Nata kewalahan dan mengikuti nya berjalan tergopoh-gopoh menuju parkiran sana.

°

°

°

   Nata turun dari motor Bragas, "maaf, " ucapnya menundukkan kepalanya tak berani menatap Bragas yang sedari tadi diam dengan tampang datar dan dinginnya.

  "Masuk, " hanya itu yang Nata dengar, tak ada basa-basi seperti biasa. Apalagi kali ini terdengar serius di telinga.

  Nata masih diam di tempatnya dengan sekarang berani menatap Bragas, "dengerin gue mau gak? " ucapnya.

  "Besok berangkatnya gue jemput kayak biasa, gue pulang dulu, " pamit Bragas setelah itu melengos pergi dengan motornya yang melaju kencang dari hadapan Nata.

  Ah anjing gara-gara Deon bangsat tu orang gila kali ya, batin Nata. Menghentak-hentakan kakinya, membuka pagar rumahnya dan segera masuk kedalam dengan tampangnya yang masam.

°°°

sumpah da ajg niat gue teh cuma sampe 25 chap ni cerita kayak cerita sebelah cuma sampe 26, tapi ngapa skrng udah mau 40 kaga tamat² jingan mana kaga jelas mau kemana ada aja tambahan nya hayoh we dibulak balik caritana ieumah heran gue mah ah, mana gua update tiap hari keliatan bgt inimah gua kaga ada kerjaan ajig, geus lah sakieu we ti pusatmah, isuk tamat lah wkwkwk ek sare aing tunduh

WEL POKONAMAH ☠️🏴‍☠️

  

Less Than Zero [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang