ALAS ✔

20

Malam, Typo.

Alex sedang bergurau dengan sahabat² nya di tambah dengan Chacha karena gadis itu kini duduk bersebalahan dengan Panglima, jadi Angkasa sendirian.

"Katanya bakal ada murid baru?" Celetuk Chacha. Panglima mengangguk semangat.

"Sobat gue tuh Cha." Ujar Panglima. Chacha mengernyitkan dahinya.

"Anak barunya temen lo gitu?" Panglima mengangguk.

'BRAK'

Pintu kelas terbuka dengan kencang membuat yg berada di dalam terkejùt dan sontak menoleh ke arah pintu.
Terlihat Laskar dengan baju seragam yg di keluarkan tidak pakai dasi dan acak²an, nafas tersenggal² sedang bersandar pada pintu yg sudah di tutup. Matanya meliar seperti mencari tempat persembunyian.

"Laser lo ngapain anjer?" Tanya Panglima, Laskar menempatkan jari telunjuk nya di depan mulutnya menyuruh Panglima diam.

"Nanti kalau ada yg nyari gue bilang gue gak ada." Pintanya pada temen² kelasnya.

"Kalau cepu, yg cowok gue jamin muka lo gak berbentuk lagi, yg cewek gue jamin gak bakal perawan lagi." Ancam Laskar dengan nada serius.

"Gak papa Kar kalau keperawanan gue di ambil sama lo." Ujar Rista dengan centil, gadis itu memang menyukai Laskar dan dengan terang²an selalu menggodanya, tetapi Rista hanya sekedar menyukai karena Laskar itu menurutnya ganteng manis.

Alex yg sedang bersedekap dada itu melirik Rista dengan sekilas.

"Diem anying Ris!" Laskar memojok pada dinding di belakang pintu ketika ada suara langkah kaki dari luar.

'Ceklek'

Pintu di buka oleh seorang gadis dengan raut muka yg terlihat marah.

"Laskar mana?!" Tanya Gadis itu, sebut saja Intan. Laskar memejamkan matanya, berharap mak lampir yg menjelma sebagai gadis yg bernama intan itu tidak menemukan dirinya dan cepat berlalu dari kelasnya. Dirinya tadi tidak sengaja menabrak gadis itu hingga terjatuh tepat di tong sampah saat Laskar berlari di koridor.

"Laskar di...."

"Dia gak ada di kelas." Jawab Alex dengan cepat memotong perkataan Rista. Intan berdecak, lalu menutup kembali pintu kelas sehingga Laskar bisa bernafas lega.

"Congor lo anying!" Gertaknya pada Rista.

"Butuh ciuman lo mas." Ujar Rista. Laskar memutar bola mata malas. Ia pun berjalan menuju bangkunya.

"Lagian lo kenapa sampe di kejar gitu Kar?" Tanya Hildan.

"Gak sengaja ketabrak di koridor, eh dianya nyosor ke tong sampah." Ujar Laskar yg membuat beberapa temannya geleng² kepala dengan tingkah luar biasa pemuda tersebut.

Tidak lama setelahnya ada guru masuk dengan membawa satu siswa yg sepertinya siswa baru.

"Mohon perhatiannya, kalian mendapatkan teman baru, silahkan perkenalkan diri kamu."