5

67K 5.5K 211
                                    

Typo banyak.

Alex merenung di balkon kamarnya sembari memikirkan seseorang yg beberapa hari ini memenuhi otaknya, Alex bahkan tidak mengerti mengapa bayangan pemuda itu selalu muncul

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Alex merenung di balkon kamarnya sembari memikirkan seseorang yg beberapa hari ini memenuhi otaknya, Alex bahkan tidak mengerti mengapa bayangan pemuda itu selalu muncul. Bukankah ia dan pemuda itu satu kelas dan sudah pasti sering ketemu bukan? Tapi sejak kejadian dimana pemuda itu ia selamatkan dari para rentenir seakan² pemuda itu menguasai dirinya.

"Laskar... Berani banget lo masuk dunia gue." Ujarnya dengan nada sedikit rendah. Setelahnya ia berdecak dan masuk ke dalam, enggan memikirkan pemuda itu terlalu larut. Alex mengambil jaket serta kunci mobilnya, dirinya ingin ke cafe sebentar untuk menikmati seduhan kopi, padahal jam sudah menunjukkan pukul 9 malam.

Ia menuruni tangga mendapati sang ayah.

"Ayah, Aku keluar dulu." Pamitnya.

"Mau kemana kak udah malam gini." Ujar Kamil.

"Masih jam 9, mau ke cafe sebentar." Balas Alex.

"Yauda hati²." Alex mengangguk lalu menyalimi sang ayah dan segera bergegas. Kamil menatap punggung putranya itu menjauh.

"Kalau gue dulu keluar malam buat balapan, lah anak gue buat ke cafe, bagus dah gak nurun kenakalan gue." Ucap Kamil, belum tau saja si Kamil anaknya lebih nakal daripada dia.

Sedangkan di lain tempat tepatnya wisata kuliner malam, Laskar baru saja membereskan pekerjaannya dan langsung di gaji oleh atasannya, karena memang sistem kerja stand tersebut kerja sehari langsung di gaji. Diliriknya jam tangan yg ia pakai, sudah jam 10 malam rupanya. Laskar bergegas pulang, ingin cepat² mengistirahatkan tubuhnya. Saat akan menuju motornya tiba² Laskar di hadang oleh kedua temannya, siapa lagi kalau bukan Raka dan Arka.

"Wih selain kerja di cafe lo juga kerja di sini Kar." Ujar Raka. Laskar berdecak malas.

"Kalian kok tau gue kerja di sini?" Tanya Laskar.

"Tadinya kita cuma mau keliling aja cari makan, eh lihat lo jual salah satu stand makanan. Btw gue liat tadi lo juga di kasih cuan kan sama bos lo, bisa kali Kar bagi ke kita." Ujar Arka. Buru² Laskar menjauh dari mereka.

"Enak aja lo, ini buat tambahan tabungan gue anjir. Sana lo pada pulang gue mau pulang juga." Tolak Laskar sembari melangkah menjauh dari kedua temannya. Raka yg tidak terima pun langsung menarik kerah Laskar dan diseretnya menuju mobil dibantu Arka.

"Anjing lepasin Ka! Lo mau bawa gue kemana si!" Ujar Laskar yg memberontak.

Di dorongnya Laskar ke dalam mobil Raka dengan kasar hingga sang empu meringis kesakitan.

"Bangsat! Lo berdua gak ngerti apa gue capek pengen pulang sialan!" Sentak Laskar. Raka mulai menjalankan mobilnya.

"Justru itu, kita mau ajak lo seneng²." Ujar Arka. Laskar mengepalkan tangannya menahan amarah.

"Lagian lo berdua mau bawa gue kemana ?" Arka menghadapkan tubuhnya ke Laskar.

"Nanti lo akan tau, pokoknya kita seneng² dulu dan gue jamin rasa capek lo bakal hilang." Laskar berdecak, ia pun memusatkan pandangannya ke luar jendela. Mendung tidak ada bintang ataupun bulan.

ALAS ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang