Pagi hari ini Kiara kembali datang ke sekolah, ia masih memikirkan cara untuk mengambil barang miliknya itu. Hanya korek api, untuk beberapa orang mungkin itu adalah hal yang sepele dan bisa di bilang 'kalo di sita ya udah tinggal beli lagi, ngapain harus repot-repot sampe minta di kembalikan? Caper?' tapi tidak untuk Kiara karena itu pemberian dari ayahnya.
Ayahnya bukan semata-mata ingin membuat Kiara jadi perokok dengan memberikan korek api itu, ayahnya tau dulu Kiara kecil sangat menyukai korek milik sang ayah, jadi ayahnya memberikan itu kepada Kiara.
Itu sangat berharga untuknya, ia akan merebutnya kembali. Persetan dengan semua hal yang ada, ia hanya ingin barang miliknya kembali dan selesai semuanya.
Kiara berjalan di koridor sekolah yang tak begitu ramai, beberapa siswa yang sudah masuk lebih suka nongkrong di kantin, sekolah ini sendiri masuk ke dalam sekolahan yang elite karena fasilitasnya sangatlah bagus, tapi sayangnya siswa dengan kemampuan akademik yang kurang baik tidak akan di hiraukan.
Setelah berjalan-jalan akhirnya ia pun berhenti di satu ruangan yang berada di lantai paling atas sekolah ini, terlihat tertutup tapi ia masih bisa melihat sedikit.
Ruangannya terkesan rapih dan mewah, penghuninya pun sangat tenang sekali, kelas apa itu? Kiara belom pernah melihat kelas ini sebelumnya.
Matanya masih asyik melihat keseluruh ruangan yang ada dari balik jendela kaca itu, ia menangkap sosok Alfa yang tengah mengerjakan soal-soal, lalu ada Zayn, Yuvin, dan juga Niena.
"Ini kelas apaan dah? isinya gak banyak gitu."
"Smart people."
"Anj-" Kiara terkejut saat tiba-tiba saja ada yang menyauti omongannya itu, bagaimana tidak? Ia tau sejak tadi dirinya hanya sendirian tapi tiba-tiba ada seseorang yang menyauti jelas ia akan sangat terkejut.
"Lo ngapain disini?" Yang menyauti omongan Kiara adalah Ayunda, dia sudah biasa berkunjung ke kelas ini untuk mengantarkan soal-soal, biasanya beberapa guru yang berhalangan masuk akan menyuruh Ayunda untuk mengantarkan ke kelas atas itu.
"Lo juga ngapain disini?"
"Gue mau nganterin soal matematika ini. Lo ngapain disini?"
"Gue jalan-jalan doank terus nemu ini kelas."
Ayunda mengangguk, jujur di dalam hatinya ia ingin menangis karena melihat wajah Kiara dan juga suara yang sedikit mirip dengan kakaknya itu.
"Gak nyari Alfa?"
"Enggak anjir, ngapain gue nyariin dia."
"Who know."
"Kagak, eh tapi iya sih sebenernya. Gue ada urusan yang belom selesai sama dia."
"Urusan apa???"
"Barang gue di sita sama dia dan gue mau ngambil barang itu."
"Kalo kata gue sih semoga bisa ya, semangat."
"Iya thanks banget untuk semangatnya, gue sering banget di semangatin padahal cuman mau ngambil barang doank."
"Ya, karena dia ngembaliin barang yang udah disita itu impossible kalo gak lewat BK."
"CK! Ribet amat anjir."
"Emang barang apa yang disita? Siapa tau gue bisa bantu karena kayaknya lo dari kemarin juga kekeuh ya pengen ngambil itu barang."
"Korek api, dari bokap gue. Gue mau itu balik udah itu aja anjir, susah amat sih."
"Lo ngerokok?"
"Iya, kenapa?"
"Enggak papa, ya nanti gue bantuin deh."
"Eh? Lu ada angin apa bantuin orang yang gak lu kenal gini?"
"Gue kan baik, jadi gue bantuin lagian sebenernya lo juga salah tapi karena itu dari bokap lo alias barang pemberian mah ya gue bantu aja, kalo gak bisa maaf-maaf aja ya."
"Thanks deh."
"Okey."
"Btw, ini kelas apaan tadi?"
"Siswa lain sih bilangnya smart people karena emang isinya orang-orang pinter yang terpilih, mereka ini harusnya jadi adik kelas kita, tapi karena kepintaran mereka tuh ya jadi bisa loncat kelas dengan mudah."
"Dan jatohnya mereka satu angkatan sama kita di usia yang masih muda gitu?"
"Yaps, betul sekali."
"Anjir, pantesan aja itu kelas isinya kagak banyak."
"Ya populasi orang kek gitu kan dikit, ini aja bisa terbilang banyak kok."
"Terus kenapa dipisah? Maksud gue tuh kek.. kenapa gak di jadiin satu sama kelas lain?? Bukannya ini gak bener ya?"
"Gak benernya dimana? Ini dah bener kok, kalo di jadiin satu ntar malah jadi gak bener kayak dulu banget."
"Dulu? Emang pernah ada?"
Ayunda sedikit terkekeh."kebetulan dulu ada 1 siswa yang bener-bener pinter, dia itu kayak Einstein gitu tapi versi ceweknya lah, dia loncat kelas karena ketika di tes beberapa materi yang belom di jelaskan dia bisa dan mendapatkan nilai 100 sempurna. Jadi dia bisa loncat kelas, gak lama setelah itu dia sering di bully karena orang-orang yang ada di kelasnya itu mikir dia ini masih adik kelas. Lo tau sendiri jaman dulu mah kakel yang berkuasa, dekel kudu patuh sama kakel kalo enggak ntar di bully."
"Terus?"
"Kena bully selama 4 bulan setelah loncat kelas, bener-bener gak tenang. Akhirnya di pisah, dia selalu belajar di ruang BK gitu. Tetep sosialisasi sama yang lain tapi ya.. sama yang seumuran dia aja."
"Dia di istimewa kan donk jatohnya?"
"Maybe, tapi itu sama guru kalo sama siswa yang lain enggak Kok ya.. biasa aja. Itu lah kenapa kelas ini akhirnya di buat."
Kiara mengangguk dan mulai faham, ternyata ada ya orang yang memiliki kepintaran seperti Albert Einstein, ia pikir itu hanya ada di cerita novel atau film tapi ternyata di dunia nyata pun ada.
"Kalo boleh tau siapa?"
"Hm?"
"Orang yang dulu loncat kelas itu yang di bully."
"Kanaya Valeria Ariestama."
To be continued......
Mempersembahkan jametie kita alias ini orang kek jamet pesbuk tapi tetep cakep tuh gimana ya..
Nanti di posting di pesbuk dengan caption:
"Selain cintai ususmu minum Yakult tiap hari, kamu juga berkewajiban mencintai aku dengan tulus. Slebew avv."
- Neng Karin_bojonggede-
KAMU SEDANG MEMBACA
WE!!! [END]
Fanfiction[ EPEP LOKAL! ] { WINRINA } tentang si anak baru yang demennya bikin ulah setiap harinya tapi bisa bikin kutub Utara mencair? kok bisa?! [GENDER BENDER] [NON BAKU]