30

1.8K 105 2
                                    

"minum?"

Kiara terkejut saat mendengar suara lembut yang terdengar dari sebelah kanannya, ternyata saat ia lihat itu adalah Kanaya dengan tangan yang menyodorkan sebotol Mogu-Mogu. Kanaya tentu saja melihat mata Kiara yang memerah dan basah, ia habis menangis rupanya.

"Eh, eng-enggak usah, makasih hehehe." Kiara menghapus air matanya, tak ingin di lihat oleh siapapun karena saat ia rapuh, Kiara sering merasa jelek.

"Kenapa gak jadi pulang?"

"Jadi kok, ini lagi nunggu gojek."

Kanaya mengangguk, sebenernya ia tau kalau itu hanya alasan Kiara saja karena sebenarnya anak itu keluar bukan untuk pulang tapi menangis karena sesak yang tak bisa ia tahan.

Kanaya menghembuskan nafas ia menatap langit penuh bintang, langit favorit Alfa dan dirinya, mereka berdua sering keluar sebentar dan duduk berdua di taman sambil memandangi langit bertabur bintang, indah. Tapi sekarang ia ingin Kiara yang memandang langit bersama dengan Alfa, bukan ia tak mau bersama Alfa lagi tapi ia tau bahwa rumah Alfa bukan dirinya lagi, ia telah belajar untuk merelakan apapun yang ada di hidupnya jadi tidak ada kata kecewa akan Alfa yang seperti itu.

"Alfa itu cengeng, dulu dia suka nangis kalo di tinggal padahal aku cuman ke minimarket deket rumahnya. Dia juga gampang pilek, dulu suka banget mabok es krim, kalo beli es krim di minimarket bisa sekeranjang penuh udahnya di abisin semua dan besoknya demam tinggi terus pilek."

Kiara masih diam, ia mengerutkan keningnya. Untuk apa dia bercerita tentang Alfa? Haruskah ia bercerita tentang Alfa sekarang?

"Terus pas hidungnya mampet gitu suka rewel, kadang suka ketawa ngeliat cowok kok gitu aja nangis. But, that why i love him so much." Kanaya tersenyum kepada Kiara dan Kiara hanya bisa menatap bingung.

"Alfa kehilangan ibunya dan itu patah hati terbesar yang pernah ada, bahkan kalau kamu liat, dia dan maminya gak pernah akur kan? Eum... Bukan berantem juga kayak Alfa membatasi untuk berdekatan dengan maminya gitu, pernah kan?"

Kiara mengangguk.

"Itu karena sebenarnya dia sendiri gak mau kalau papi nya nikah lagi, ya kayak pokoknya gak ada yang bisa gantiin mami kandungnya di hati Alfa tuh. Terus akhirnya dia ketemu aku, anak itu beneran kayak es batu. Kaget pas pertama ketemu ngeliat dia udah ngerokok padahal masih anak SMP! Setelah aku telusuri ternyata bergaulnya sama anak-anak SMA yang nakal gitu, hadeuh gak banget deh."

"Beberapa kali marahin juga gak pernah ada kapoknya, terus ada satu insiden dimana dia abis di gebugin sama beberapa orang dan pulang dalam keadaan babak belur, aku langsung meluk dia sambil nangis." Kanaya menatap Kiara yang dengan tenangnya mendengarkan cerita dari Kanaya.

"Dia bilang sama aku 'orang itu nabrak kucing, terus aku suruh berhenti malah marah jadinya kita gelud dan aku yang di pukulin abis-abisan, terus aku nguburin kucing itu.' hatinya lembut banget Ra, keliatannya kuat tapi gak sekuat itu, dia suka banget sama hewan gitu."

"Dia takut balon sama badut, lucu banget pas Ayunda adik aku ultah terus dia dateng tapi gak mau keluar kamar soalnya banyak balon sama ada 2 badut, dia milih main game di kamar aku terus Ayunda malah ngecengin Alfa."

"Pasti mukanya lucu banget!"

"Iya! Apa lagi dia waktu itu pernah ngerengek nyuruh aku buat ngusir badutnya terus bubarin."

"Nerbener! Mana bisa gitu hahahahhaa! Dikata acara ultah punya bokapnya."

Kanaya melihat tawa dari seorang Kiara seperti melihat dirinya yang sedang tertawa, ia merasa memang semirip itu mereka tapi penampilan saja yang berbeda.

WE!!! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang