24

723 88 3
                                    

"Prince?"

"Iya? Kenapa?? Lo butuh apa?"

"Alfa di rumah?"

"Enggak, kenapa?"

"Gak papa, thanks."

"Kok ada suara motor lewat? Lu lagi diluar? Serlok! Gue juga mau ikutan nongki!"

"Engga, gue di teras."

"Bo-"

Tut.

Kiara kembali mencari kontak Alfa, ia tidak mau berlarut dalam masalah ini jadi dalam keadaan kepala yang tak bisa di buat untuk berfikir jernih Kiara memantapkan keputusannya.

My Alfa💙

Alfa.

Iya sayang? Tumben panggil nama gitu🙄

Kenapa sayangku?

Bisa ke taman deket rumah aku sekarang?

Yah, gak bisa, aku lagi ada urusan.

Besok ya? Janji deh besok full sama kamu pokoknya.

Gak butuh janji kamu, di taman deket rumah aku atau kita selesai saat ini juga tanpa aku kasih kamu waktu untuk kasih penjelasan.

Penjelasan?

Hah?

Sayang kamu kenapa???

Iya aku kesana.
Read.

Kiara menyeka air matanya yang sedari tadi sudah menghujani pipinya, ia mendongak dan melihat ke langit yang indah pada malam itu. Indah namun menyakitkan karena bisa saja malam ini adalah terakhir kalinya Kiara dan Alfa menjadi sepasang kekasih, sebenernya apapun bisa Kiara maafkan tapi tidak dengan berbohong dan perselingkuhan.

Tidak akan ada yang akan memaafkan pasangannya jika melakukan kedua hal itu bahkan secara bersamaan, selama ini ternyata memang firasatnya benar dan tepat sekali.

Tepat kalau ternyata Alfa bersama dengan wanita lain, dia tidak tau itu siapa karena setau Kiara itu Alfa tidak memiliki kenalan lainnya, ia juga sering meminjam ponsel milik Alfa dan sama sekali tidak ada yang Alfa tanggapi chat dari banyaknya wanita yang mengirim pesan kepada Alfa.

Kiara melihat jam ternyata sudah hampir larut malam, sudah 2 jam ia menunggu dan apa bila 5 menit lagi Alfa tak datang maka ia akan pulang dan menganggap semuanya telas selesai sampai disini. Tak ada kesempatan kedua karena memberika kesempatan kedua pada seseorang sama saja merekam ulang adegan yang telah terjadi sebelumnya.

Tak lama kemudiab Alfa datang dengan nafas yang tersengal-sengal, ia habis lari rupanya."maaf lama hhh.. tadi macet sedikit karena ada kecelakaan gitu."

Kiara mengangguk lalu bangkit, ia tak membiarkan Alfa untuk duduk karena tujuannya menyuruh Alfa kesini hanya untuk memberikan kesempatan kepada kekasihnya itu untuk menjelaskan semuanya.

"Sayang, kamu kenapa?"

"Kamu kalo pulang sekolah kemana?"

"Kerumah."

"Bener?"

"Iya bener, kenapa?"

"Urusan itu, urusan apa kalo boleh tau? Aku rasa urusan kamu penting banget ya."

"Aku di panggil Tante aku terus dia minta tolong buat bantuin dia bikin orderannya dia."

Kiara mengangguk."Clea? Clea itu siapa?"

"Clea? Dia kan anak basket putri."

"Siapa kamu?"

"Temen, ya termasuk temen lah tapi gak deket."

Kiara kembali mengangguk."kamu tentu tau kalau aku paling anti sama orang yang suka ngebohong, kamu boleh ngelakuin hal apapun asal jangan berbohong dan selingkuh karena saat kamu lakuin itu dan aku tau, aku bakalan langsung menutup semua lebar cerita kita berdua."

Alfa menatap Kiara, ia melihat kekasihnya yang sudah menangis sedari tadi.

"Kamu bohong dan selingkuh Alfa, ada penjelasan tentang hal itu?"

Alfa menghela nafasnya."aku.. a-"

"Pilih aku atau dia?"

"Hah?"

"Aku atau dia?"

Alfa terdiam, Kiara tau Alfa tidak akan pernah bisa memberikan penjelasan kepada dirinya jadi ia melayangkan pertanyaan itu.

"Kiara ka-"

"Siapa dia?"

"Okey, Kanaya, dia Kanaya dan keadaan not fine karena trauma berat yang selama ini menghantuinya, dia tinggal sama seseorang yang nemuin dia di pinggir jalan."

"Kanaya..."

"Iya Kanaya, aku selama ini kesana dan bantuin dia buat bangkit lagi."

"Udah lama taunya?"

"Belom lama, aku tau dari Clea."

"Owh, Clea. Jadi kamu pilih aku atau Kanaya?"

"Kiara kamu tau kan ak-"

"Kamu gak pernah bisa milih aku karena kamu bakalan milih Kanaya? Iya kan? Aku jadi mikir kita ini apa? Aku ini apa? Tempat pelampiasan? Kamu yang bener aja Alfa, aku ini manusia yang punya hati. Ini hati Alfa bukan taman bermain kanak-kanak yang bisa seenaknya kamu mainin."

"Maaf."

"Hh... I'm done, aku rasa semuanya udah jelas. Kamu pun gak kasih penjelasan lebih jadi aku rasa kita sampai disini aja ya, pulang ke rumah kamu Alfa jangan gini lagi, kalau emang gak bisa maka katakan lah gak bisa."

"Aku gak mau."

"Gak mau apa?"

"Putus sama kamu, aku gak mau."

"Kamu egois."

"Iya aku egois karena mau kamu! Aku gak bisa kalo harus putus sama kamu Kiara."

"Kamu tau Alfa? Kamu tau gak rasanya jadi aku? Kayak merasa paling di cintai ternyata nyatanya cuman di jadikan pelampiasan, itu sakit Alfa. Maaf, tapi aku rasa udah cukup dan terimakasih udah bikin aku merasa di cintai meskipun itu palsu."

"Ki-"

"Cukup, aku mau pulang."

"Ra! Tung-"

Tangan Alfa di tarik saat ia mau mengejar Kiara yang sudah berjalan menjauh dari pandangannya, Prince yang mencegah agar Alfa tak mengejar Kiara karena Kiara butuh ruang untuk sendiri.

"Lepasin dia."





























To be continued....













WE!!! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang