12

848 123 3
                                    

Kiara lagi-lagi menghela nafas untuk hari ini, entah apa yang sedang merasuki ibunya sehingga ia membawakan bekal untuk Alfa dan juga Prince, kalau Prince aja sih gak papa tapi kenapa harus Alfa juga di bawain?

Masalahnya Kiara gak mungkin langsung tiba-tiba dateng dan ngasih sekotak bekal makanan itu ke Alfa kan? Pasti bakalan jadi gosip hangat di antara siswa-siswi.

Sekarang ia memegang kotak bekal itu karena yang satunya sudah di berikan kepada Prince yang kebetulan lagi sibuk sama ekskul basketnya, kini ia bingung bagaimanakah cara memberikan bekal ini kepada Alfa.

Kalau nitip sama Greisy udah pasti dia bakalan bilang  'punya tangan sama kaki bukannya ngasih sendiri malah nitip, dikata gue kurir ijo ijo ape.' begitulah kiranya yang akan Kiara dengar dari mulut sahabatnya itu, lalu jika ia nitip kepada Niena pasti akan mendapatkan respon 'nah ini adalah satu langkah elu buat deketin Alfa! Ayo lah kak kasih sendiri! Alfa gak gigit kok, cuman emang tatapannya kek mau nyaplok orang aja.' gitu, bukankah sangat membuat Kiara frustasi?

"Are you ok?"

"Hah?" Kepalanya mendongak sebelum tadinya masih setia menunduk sambil mengacak-acak rambutnya sendiri karena pusing akan keadaan yang membuatnya seperti serba salah.

Alfa, dia datang dengan tangan membawa sekotak kado, pasti dari fans nya lagi.

"Ngapain lo disini?"

Alfa menunjukkan barang yang sedang ia bawa, ia duduk tepat di depan meja Kiara."dari cowok yang mukanya agak sedikit kek orang Jepang, gue gak kenal sih, tapi keknya murid baru."

"Buat gue?"

Alfa mengangguk.

"Aneh." Jelas aneh, kalau biasanya fans Kiara itu akan langsung menaruh semua kado itu di lokernya, kali ini malah di titipkan ke Alfa. Aneh.

"Kenapa aneh?"

"Y-ya aneh! Aneh banget tau gak sih, biasanya juga numpuk di loker. Ini malah di titipin ke elu, biar apa coba begitu?"

"Biar nyampe di tangan lu, maybe?"

"Hadeuh."

"Cakep kok orangnya, dia juga kayaknya kenal lo banget."

"Hah? Siapa sih orangnya? Kok gue penasaran."

"Kalo ketemu lagi, nanti gue mintain kontaknya."

"Jan ngadi-ngadi deh lu, nih mendingan makan."

Pada akhirnya Kiara tidak mau ambil pusing dan langsung membuka kotak bekal itu, tidak lupa tangannya langsung menyendok makanan yang ada di dalamnya dan menyodorkan kepada Alfa.

Dejavu.

Itulah yang Alfa rasakan sekarang, dia diam.

"Buka mulu lo, ini bekal dari nyokap gue. Dia nyuruh ngasihin ke elu, tapi karena gue takut di grebeg sama fans lo yang penganut bias is mine itu, ya gak gue kasihin hehehehe."

Alfa masih diam, semua kenangan di masa lalu kembali teringat apa lagi saat ia tidak mau makan dan Kanaya akan selalu menyuapinya, seperti sekarang ini.

Tangannya mengepal kuat, matanya mulai berkaca-kaca tanda kerinduannya sudah tak terbendung lagi, kesedihan dan rasa penyesalan yang perlahan kembali ia rasakan itu membuatnya kehilangan sedikit oksigen.

"Lo kenapa?"

"Hm?"

Kiara melihat Alfa menangis, air matanya lolos begitu saja."anjir! Aduh, lo kalo gak mau makan jan nangis ish! Ntar gue beneran di grebeg ciwi ciwi lu itu!"

"Haha.. gue kelilipan doank Ra." Suaranya bergetar, dia bukan kelilipan dan Kiara bukan orang yang bodoh.

"Gue tau lo kangen sama dia, Dejavu emang selalu bikin kita ditarik ke masa lalu. Tapi mau sampai kapan kek gitu? Gue tanya udah berapa lama lo kek mayat idup?"

WE!!! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang