Beratnya Jadi Anak pertama

718 16 0
                                    

.
.
.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.

Hari sudah mulai gelap kini mobil Raga terparkir tepat di garasi rumah. Ia kemudian membuka pintu sedangkan Naya,gadis itu dengan senang nya berjalan sambil meloncat loncat kegirangan membawa piala emas yang ada di tangan nya itu, langkah kecil itu mulai memasuki kediaman Viratama

"Mamaaaa!! Papa!! Naya dapat piala!"

Raga yang melihat dari belakang mengubah wajahnya menjadi datar.

"Ini sebenarnya gua yang menang atau dia" gumam Raga melanjutkan langkahnya memasuki rumah.

Emilio dan Natasya yang tadi nya sedang membicarakan tentang ulang tahun raga yang sebentar lagi akan tiba dan juga kelulusan nya kini dikejutkan dengan teriakan Naya dari pintu masuk.

"Aduh sayang kamu kenapa teriak-teriak"

"Naya dapat piala" dengan bangganya gadis itu menyodorkan piala emas ke Natasya

"Wih bagus dong,kamu ikutan basket sama Raga? Jadi tim nya dong"

"Gak" balasnya singkat sekilas menampilkan senyumnya yang lebar

"Lah terus ini punya siapa?"

"Itu punya Raga" sambung Raga yang menyusul

"Kalau kamu mama udah yakin menang Kalau Naya...."

"Naya apa ma?"

"Gapapa sayang,udah gih sana mandi dulu baunya sampai sini"

Naya mencium kedua ketiak nya itu membuat Natasya menahan tawanya.

"Kamu ngapain sayang?"

"Gak bau ah ma,masih wangi juga ih"

"Hahahaha" kini tawa Natasya pecah di seisi ruang tamu

"Au ah ma...Naya mau mandi duyuuuu"

Naya bergegas menaiki anak tangga disusul dengan Raga namun.

"Raga" panggil Emilio tiba-tiba yang masih ada diruang tamu.

"Iya pa?kenapa?"

"Kamu nanya?" Sambung Emilio

"Lah kan tadi Papa yang manggil" sorot mata nya kini mengarah kepada Emilio

"Iya-iya papa manggil,papa mau ngasih tau besok kamu ada ujian semester genap dan ini ada hubungannya dengan kelulusan kamu, sebentar lagi kan kamu lulus dan Naya juga sebentar lagi mau kelas 12 kamu Inget bukan 10 tahun yang lalu?"

"Iya Raga Inget"

"Jadi kamu mulai malam ini harus giat belajar dan kamu harus jadi juara umum di SMA jaya bakti"

"Hm iya pa" balas Raga singkat langsung berjalan menaiki tangga menuju kamar nya.

"Kenapa mendadak banget sih" Raup wajah raga semakin lesu ia melepas kan tas gendong nya dari bahunya lalu mencampakkannya begitu saja setelah itu ia membaringkan dirinya diatas kasur king size nya itu. Memikirkan satu harian ini yang dimana setelah pertandingan basket yang begitu sangat memakan waktu dan ujiannya yang mendadak saat ini.

RAGA [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang