Penantian

911 21 1
                                    

.
.
.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.

"Naya akan dibunuh"

"Rendatma saat ini mengincarnya"

"Rendatma akan terus mengejar Naya sampai dendamnya terbalaskan"

Raga menutup kedua telinganya, ia membuka kedua matanya menatap ke depan lalu Raga alihkan pandangannya kearah Naya

"Lo gak boleh pergi dari gue Nay... Gue akan lindungi Lo dari Rendatma, gue sendiri yang akan jadi perisai Lo Nay..."

"Nay... Lo udah mimpi sampai mana aja sih Nay, cantiknya Raga gak boleh tidur terus"

"Raga"

Raga mengalihkan pandangannya kebelakang, ia melihat Emilio dan juga Arga yang baru saja masuk

"Saya tau kalau kamu sangat mencintai putriku, tetapi dokter akan masuk untuk memeriksa kembali kondisi Naya"

Sekilas netra Raga melihat lagi wajah gadis yang ia cintai. Baru juga 10 menit ia berada di ruangan. Genggaman tangan antara Raga dan Naya mulai merenggang, Raga melangkahkan kakinya pelan dan menjauhi Naya

"Ra-raga..."

Raga menghentikan langkahnya sama halnya dengan Emilio dan Arga

"Raga..."

Hikss...hikss...

Hisakan Raga cukup jelas didengar oleh Naya

"Naya ngelanturkan pa?" Tanya Raga pada Emilio

"G-gue gak ngelantur"

Padahal beberapa menit lalu Raga memohon agar Naya sadar tetapi saat sudah sadar justru dibilang ngelantur!

🌸🌸🌸

Rapat antara company BW dan company Atmajaya baru saja usai.

Bara mengulurkan tangan kanannya kepada Rendatma sambil menyimpulkan senyum di wajahnya, namun sayangnya Rendatma tidak membalas hal yang sama, ia hanya menampilkan wajah datarnya, tidak ada respon dari Rendatma, Bara segera menurunkan tangannya kembali

"Ada apa? Bukahkah seharusnya Mr Rendatma bahagia?" Tanya Bara yang berusaha menerka apa yang membuat Rendatma sama sekali tidak tersenyum

RAGA [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang