•24 memasak

636 58 7
                                    


Happy reading



"Bosan sekali," sungut Cila berguling kesana kemari dikarpet ruang tengah

Sudah lims belas menit lamanya Cila bangun tidur dan selama itu pula Cila dilanda kebosanan. Ketiga abangnya tengah sibuk mengerjakan tugas sekolah yang lupa mereka kerjakan.

Cila sangat pintar, dia mengerjakan tugasnya saat dia menunggu abang-abangnya menjemput dirinya pulang.

"Abang ... " panggil Cila menatap ketiganya

"Hm?"

"Abang abang sudah selesai belum?" tanya Cila menghampiri mereka yang berada beberapa centi darinya

"Belum," sahut mereka bersamaan

Cila menatap tugas matematika milik Galang, ia melebarkan bola matanya menatap angka angka yang begitu tidak ia mengerti. "Soalnya mengapa seperti itu Abang? Cila pusing melihatnya," lontar Cila yang membuat Galang terkekeh

"Soal fisika memang seperti ini Dede," imbuh Galang tersenyum

"Fisika? Cila kira itu matematika, Abang? Fisika itu apa?" tanya Cila

"Adek, bang Galang jangan diganggu dulu. Dia lagi ngerjain tugas supaya cepat main sama Cila, oke?" kekeh Reynan tanpa menatap Cila

Cila menghela nafas pelan lalu memajukan bibirnya kesal. "Kan Cila hanya bertanya."




***





"Zevan Revano Pradipta."

"Angelica Mahendra."

Kedua manusia yang berbeda gender itu saling membalas jabatan dengan menatap satu sama lain.

"Silahkan duduk," kata Zevan datar. Tidak ada raut ataupun nada bicara yang gugup ia tunjukkan

Walau ini yang pertama kali untuknya mengajak seseorang dinner, tapi ia tidak akan menunjukkannya.

Angelica Mahendra, seorang model papan atas yang sedang naik daun karna beberapa majalah yang ia bintangi tengah ramai yang baca. Ia selalu dipuji karna memiliki postur dan wajah yang cantik.

Makan malam Angel dan Zevan di isi dengan keheningan malam bercampur suara musik klasik dari restoran. Tidak ada yang berbicara karna Angel merasa sangat kaku dan canggung, sedangkan Zevan memiliki kepribadian yang akan diam saat makan.

"Apa kamu bersedia untuk menikah denganku?" tanya Angel sesudah makan

Zevan menaikkan sebelah alisnya samar agar gadis dihadapannya tidak melihatnya.
"Sangat agresif, bukan tipeku."

"Untuk saat ini sepertinya saya belum bisa menentukannya, kita baru saja bertemu, bukan?" ungkap Zevan

Angel menganggukkan kepala sekali lalu menatap Zevan dengan pandangan bertanya, Zevan menyadari itu lalu membiarkan Angel bertanya kepadanya tentang apa yang ingin gadis itu tanyakan.

"Maaf, tapi apa kamu seorang duda?" tanya Angel hati-hati diperkataannya, takut menyinggung perasaan Zevan

"Bagaimana kamu bisa menyimpulkan seperti itu?" tanya Zevan balik enggan memberi sebuah jawaban

"Bulan lalu aku sempat melihatmu bersama seorang gadis kecil di indoapril, wajah kalian begitu mirip. Dan aku langsung mengambil kesimpulan, apa benar?"

Zevan menghela nafas pelan lalu menggelengkan kepalanya. "Dia bukan anakku, dia adik bungsuku."



***




THE BABY GIRLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang