•4 Masa Lalu

3.4K 249 4
                                    

Setelah dari bandara, Zevan dan kedua orang tua beserta adik kecil nya sedang duduk manis sembari bercengkrama riang di mobil. Jarak dari bandara ke rumah mereka memakan waktu sekitar 4 jam lebih, itu juga kalau mereka melalui jalan utama.

Maka dari itu, daripada membuang waktu dan takut kemalaman di jalan, akhirnya Agam, ayah Zevan yang bernama lengkap Agam Revano Pradipta mengemudikan mobilnya melalui jalan pintas yang diyakini bisa mempersingkat waktu.

Tibalah mobil pada saat tikungan tajam. Dari arah berlawanan, sebuah truk melaju dengan kecepatan tinggi. Tampak nya pengemudi truk itu mengantuk sehingga truk berada di jalur yang salah, sehingga hampir menghantam mobil milik keluarga Zevan.

Untungnya, agam membanting setir dan membelokkan mobil untuk menghindar. Tak henti-henti sang bayi yang tengah berada di dekapan Zevan terus-menerus menangis membuat dirinya semakin mendekap sang adik.

Namun na'as, karna Agam tidak tau keadaan jalan tersebut. Mobil malah berbelok ke arah jurang, kecelakaan pun tidak dapat di hindari. Mobil terus terperosok hingga kedasar jurang.

Guncangan yang begitu keras menyebabkan kepala Zevan terbentur ke samping. Lebih tepat nya ke arah kaca mobil. Cila yang berada di dekapan nya hampir saja terlepas dari nya. Segera ia menguatkan dekapan nya dan menahan semua rasa sakit itu secara bersamaan.

Guncangan itu berhenti. Kini mobil mereka telah benar benar berada di dasar jurang.

Perlahan, mata nya terbuka menatap sekeliling untuk mengetahui apa yang terjadi, dan ... Ya Tuhan! Mama? Papa?

"Mah? Mamah baik-baik aja kan?" Tanya nya dengan suara bergetar

Namun, sang ibu tidak menjawab nya. Dirinya menatap wajah ibu yang telah melahirkan dan membesarkan nya dengan penuh rasa sedih. Ia menangis, mengeluarkan semua kesedihan nya.

"Ze-zevan?" Panggil Agam dengan suara terbata-bata. Zevan segera menoleh dan menatap sang ayah yang tengah menahan rasa sakit itu dengan perasaan bahagia

Syukurlah, ternyata papa masih bisa bertahan.

"Apa pah? I-ini Zevan, papa bertahan yah Zevan bakal cari bantuan," baru saja Zevan ingin beranjak dari tempat nya, Agam kembali memanggil nama nya dan mau tak mau Zevan harus kembali mengurungkan niat nya untuk pergi.

"Zevan, u-urus adik a-adik kamu yah nak, pa-pah tau ka-kamu pasti bisa merawat dan me-menjaga mereka semua, pa-papa sama mama bakal selalu ada bu-buat kalian," Agam menjeda ucapan nya sembari menahan rasa sakit yang kian menjalar di tubuhnya

"Papa gak boleh ngomong gitu, Zevan masih kecil. Zevan belum bisa ngejaga semua adik-adik Zevan pah! Papa sama Mama bakal baik-baik aja, Zevan ak-"

"Udah gaada wa-waktu lagi Van, kamu jaga a-adik adik kamu yah, semua ke-kebutuhan kalian a-akan tercukupi. Pa-papa punya banyak harta untuk membiayai ke-kehidupan kalian ber-berlima, pa-papa pergi yah va-van. To-tolong jaga a-adik adik kamu," hanya dalam satu hembusan nafas, Agam tak lagi berucap sepatah kata pun ke Zevan.

Ia telah pergi meninggalkan Zevan dan adik-adik nya sendirian.

Tanpa pikir panjang, Zevan mengambil ponsel Agam dan segera keluar dari mobil dengan langkah tertatih. Baru saja Zevan menyeret kaki nya beberapa meter dari mobil, mobil itu sudah meledak

Tak terasa cairan bening itu kembali mengalir membasahi kedua pipinya. Zevan memejamkan mata, dan berharap ini semua hanyalah mimpi buruk. Tapi nyata nya? Ini semua realita, dan benar-benar terjadi di hadapannya.

Ia beralih menatap Cila yang masih menangis karna peristiwa tadi, suara dan guncangan keras pasti menjadi penyebabnya. Zevan pun beralih menatap ponsel yang ada di genggamannya.

THE BABY GIRLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang