39. Tayo Nakal

710 51 6
                                    

Happy Reading






"Gue udah selesai." Reynan beranjak dari duduk nya, melangkahkan kaki nya menghampiri Cila yang masih sibuk dengan makanan di kedua tangan kecil milik nya. 

Cup!
Reynan mengecup rambut halus Cila, dahi nya mengernyit saat mencium aroma bunga lavender menguar dengan jelas dari rambut hitam legam milik Cila. "Adek ganti shampo?" tanya Reynan mencium sekali lagi aroma rambut Cila.

Cila mengangguk dengan antusias, lalu telunjuk kecil nya menunjuk Galang yang duduk di hadapan nya. "Gege yang ganti shampo Cila!" pungkas nya dengan senyum lebar memperlihatkan gigi-gigi kecil yang ada di sana tersusun dengan rapi.

Reynan menoleh menatap Galang dengan tatapan kesal, "Besok kembali ke setelan pabrik aja, bang!" Galang mengendihkan bahu acuh lalu kembali menatap Cila yang sedang makan dengan berbagai ekspresi lucu.

Terkadang Galang bingung, kenapa hanya makan saja, si bungsu bisa menciptakan berbagai ekspresi? Padahal kan cuma makan dan mengunyah? Apa itu memang keistimewaan dari nya?

Reynan melangkahkan kaki nya keluar dari mansion Pradipta menuju garasi yang berada di sebelah kanan mansion. Saat sampai di sana, ada 2 bodyguard yang berjaga di depan garasi, mereka langsung membuka garasi dengan cepat dan mempersilahkan Reynan untuk masuk. Ia mengambil sebuah kunci bermotif singa lalu memencet sebuah tombol power on. 

Tin tin!

Suara berasal dari sebuah motor perpaduan warna hitam dan abu milik Reynan. Ia menaiki nya lalu memasukkan kunci yang tadi ia genggam, menyalakan mesin motor nya dan mulai menancapkan gas.
 

"Brumm brumm! Ngengg..." Suara lucu Cila meniru suara motor Reynan yang samar-samar mulai tak terdengar. Zean memandang julid si bungsu, "Motor mana yang suara nya jelek begitu?" ledek Zean.

Cila menoleh lalu menatap tajam Zean dengan sendok garpu di tangan kanan nya, "Abang jangan sampai Cila pukul, ya?!" gertak Cila dengan kedua bola mata membola dengan lucu. Galang dan Zevan kompak tersedak minuman nya mendengar ucapan Cila.

"Siapa yang ngajarin adek main pukul-pukul, hm?" tanya Zevan mengalihkan atensi Cila dari Zean yang masih saja menjahili gadis kecil itu.

Cila mengerjabkan mata nya bingung, ia tak paham dengan apa yang di tanyakan abang sulung nya. "Cila tidak mengerti, abang," pungkas Cila seraya menggelengkan kepala nya dengan menatap polos kearah Zevan.

Galang menghela nafas pelan, "Tadi Dede bilang mau pukul Zean, kan?" Cila mengangguk dengan mendongak menatap Galang.

Kedua pasutri yang ada di meja makan bersama anak pradipta itu menatap interaksi mereka dengan senyum teduh. Mereka merasa seperti seharusnya sudah seperti inilah kehidupan mereka, jika nanti mereka memiliki anak. Keyrn melirik Ayla yang masih menatap Galang yang menjelaskan sedikit edukasi kepada si bungsu.

Ia tersenyum tipis, dia dapat melihat ada kebahagiaan yang membuncah di balik tatapan teduh dari mata indah milik Ayla. Namun, hati nya sedikit tercubit saat melihat ada kesedihan dalam tatapan itu. 

"Maaf, pak. Dengan berat hati saya mengatakan jika rahim istri anda bermasalah."

Masih Keyrn ingat dengan jelas, apa pernyataan dari dokter yang memeriksa nya dan Ayla saat itu. Bohong jika Keyrn selama ini tidak mengharapkan kehadiran seorang anak, bohong jika Keyrn tidak merasa kecewa saat tahu bahwa rahim Ayla bermasalah, namun dia tak ingin egois.

Dia tak ingin memaksa, dia hanya akan berpasrah kepada yang maha kuasa untuk segera di beri keajaiban dan di berikan seorang anak. Namun, bila dia tak juga bisa mendapatkan anak, dia tidak akan menikah lagi atau mengadopsi anak.

Karena dia sudah memiliki anak. Mereka adalah anak-anak Pradipta. Keyrn dan Ayla sudah menganggap mereka seperti anak mereka sendiri, ya walaupun umur mereka tidak terpaut jauh, itu tak masalah bagi nya.

"Om Kunci!!" Dia tersadar dari lamunan nya saat bungsu Pradipta itu memanggil nya dengan bibir maju ke depan seperti seekor bebek. "Hm? Kenapa?" 

Keyrn dapat melihat dahi gadis itu sedikit berkerut, pertanda bahwa dia sedang bingung. Keyrn menunggu dengan diam, apa yang akan di katakan gadis kecil itu kepada nya. "Cila selama nya sekolah di sekolah nya Om Kunci? Eh?" Cila terdiam dengan ekspresi wajah bingung.

Kemudian ia kembali menoleh menatap Keyrn, "Cila bicara apa, ya, Om Kunci? Cila bingung sekali... " keluh nya dengan meletakkan sebelah pipi berisi nya di meja makan.

Astaga lucu nya...

THE BABY GIRLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang