32. Kecil

548 41 2
                                    

Happy reading



Cila melompati setiap kotak lantai keramik hingga tak mengenai garis. Ia begitu serius, tak sempat melihat ke depan dengan pandangan yang terus saja melihat ke bawah. "Cila harus bisa! Nanti bisa pamer sama abang," gumam nya masih dengan permen yang belum lepas dari mulut kecil nya.

Cila mengernyit bingung dengan satu kaki di satu kotak lantai keramik dan satu kaki nya yang lain terangkat, hendak menginjak keramik di depan nya namun terhalang dengan sepasang kaki yang berbalut sepatu hitam yang ukuran nya jauh berkali kali lipat lebih besar dari punya Cila.
"Sedang apa?" Cila mendongak perlahan. Seakan ada adegan slowmotion, Cila terdiam cukup lama memandangi wajah pria asing di hadapan nya.

Dengan meletakkan jari telunjuk yang ia tempelkan di dagu, "Abang siapa? Kenapa menghalangi kaki Cila melangkah?" tanya Cila dengan tatapan tajam namun dapat memberi dampak lebih kepada pria itu.

Ia terkekeh menatap Cila yang masih memasang wajah sangar namun sama sekali tidak terlihat sangar sama sekali. "Nama abang Cleo. Kamu yang menghalangi jalan saya, bukan saya." Raut wajah Cila berubah, "Oh jadi Cila?" Pria itu mengangguk membuat Cila ikut mengangguk masih dengan satu kaki yang terangkat.

"Abang bisa menyingkir sebentar? Kaki Cila mau mendarat di tempat keramik abang." Cleo menoleh melihat arah tunjuk Cila menyuruh nya berpindah, satu alisnya terangkat naik, " Kenapa bukan kamu saja yang-"

"ADOH!!" Cila jatuh terduduk dengan pantat kecilnya mendarat dengan mulus di lantai keramik yang dingin. Cleo berjongkok menatap Cila yang masih asyik merasakan sensasi sakit nya dengan penuh drama.
"Abang kok banyak sekali pertanyaan nya, lihat! Jatuh kan Cila nya," gerutu Cila kesal.

"Alay," ucap Cleo sambil memasukkan masing-masing kedua tangan nya di ketiak kecil Cila.

Cila menatap wajah Cleo dengan alis yang di tautkan menatap tajam Cleo yang tengah menggendong nya dengan ekspresi wajah lempeng. "Kenapa daritadi Cila ketemu sama abang baru terus?" gumam Cila yang kemudian meletakkan wajahnya di bahu lebar milik Cleo.

Cleo memilih acuh dan terus membawa Cila masuk ke dalam kelasnya yang memang itu adalah tujuan nya sedari awal. Tangan besar nya mengusap punggung kecil Cila sedang ia gendong koala. "Kenapa ada makhluk se-kecil ini?" gumam Cleo melirik tubuh kecil Cila yang memang tak layak di sebut sebagai anak SMA.

"Woi Leo! Bawa anak sape lo? Nyulik ya lo?" Baru saja beberapa langkah mendekati kursi nya, suara cempreng khas seseorang yang selalu membuat Cleo terdengar, memilih abai, Cleo tetap melangkah hingga akhirnya berhasil duduk dan membenarkan posisi Cila yang rupanya tertidur.

"Loh? Cila nya kenapa sama lo?" tanya teman nya yang lagi tidak ia gubris.

"Cila gue lucu banget kan? Iyalah, gue gitu abangnya," tambahnya lagi dengan narsis yang membuat Cleo ingin sekali menendang dan meninju pria itu jika sampai membuat Cila terusik dengan suara cempreng nya.

"Reon ... lo bisa diem kan?" tanpa ada pengulangan, Reon mengangguk dengan cepat, tak ingin singa yang ada di hadapan nya mengamuk dan alhasil membuat dirinya berakhir di rumah sakit.

"Oke deh gue tinggal, tapi jangan terlalu terpesona sepupu tugas kita bukan untuk itu." Reon pergi meninggalkan mereka tanpa sadar ada dua abang Cila yang mendengar percakapan aneh mereka.


DUHHH MAAPIN AKU YAA DUGONG KUUUUU
AKU LUPA PASSWORD MAKANYA GA BISA UP HWEHEHEHEH

DUHHH MAAPIN AKU YAA DUGONG KUUUUUAKU LUPA PASSWORD MAKANYA GA BISA UP HWEHEHEHEH

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


KAKAK!! Cila kelas berapa?

THE BABY GIRLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang