•28 Rencana Berhasil?

610 71 4
                                    

Happy reading

Cila menatap binar berbagai hidangan yang terjadi dihadapannya. Ada banyak makanan seafood yang tersaji lezat didepannya membuat gadis kecil itu tak sabar untuk menyantap makanan itu dengan segera.
"Abang! Cila sangat-sangat lapar!" seru Cila yang masih bergelayut manja dalam gendongan Galang

Galang menggesekkan hidungnya ke pipi Cila dengan gemas, "sebentar yah, minumannya belum dateng." Cila memajukan bibirnya kesal mendengar ucapan Galang

"Memangnya tidak bisa yah, makan dulu baru minum? Cila sudah tidak sabar ingin memakan semuanya!" ucap Cila merentangkan kedua tangannya, menunjukkan jika ia ingin memakan semua hidangan dalam sejenak

"Nanti kalau Cila tersedak bagaimana?" tanya Zevan yang membuat Cila diam

"Tinggal minum," jawab Cila santai

"Kan minumnya belum dateng," sahut Reynan

"Oh iyaa. Eh! Tante Ay mana? Om kunci sembunyiin Tante Ay, yah?" tuduh Cila saat sadar jika Ayla tidak ada disekeliling mereka

Keyrn tertawa pelan," Tante Ay ada di toilet,"

Puk! Puk!
"Abang! Cila mau turun, mau ke tempat Tante Ay—"

"TIDAK BOLEH!" sahut kelimanya termasuk dengan Keyrn yang menatap Cila tajam

Cila memandang keempat Abangnya dengan perasaan takut. Untuk pertama kalinya dia merasa takut dengan Abang dan Om nya, padahal sebelumnya ia tak pernah merasakan ketakutan ini.

Mata Cila berkaca-kaca dengan tubuh gemetar, "Hiks, Cila takut," Isak Cila gemetar

Ayla yang baru saja datang, menatap tajam kelima pria yang tengah memberikan hawa mencekam. Tatapannya melembut saat melihat Cila yang gemetar ketakutan menatap mereka.

"Cila okay?" tanya Ayla menggendong Gila

Gadis kecil itu menggeleng pelan dengan bibir melengkung kebawah. Ayla mengambil sesuatu didalam tas nya lalu memakaikannya ke telinga Cila.

"Akan kutusuk mata kaluan jika tidak bisa mengontrolnya," ancam Ayla yang mampu membuat mereka meneguk salivanya kasar

Cila tak dapat mendengar perkataan Ayla, sebab telinganya ditutup headphone. Ayla meletakkan Cila untuk duduk di meja berbeda dari mereka. Perlahan, gadis itu merasa hawa disekitarnya tidak semenyeramkan tadi. Ayla menepuk punggung Cila menenangkan tubuh Cila yang masih sedikit gemetar.

"Apa masalahnya?" tanya Ayla

Keyrn menghela nafas, "Tadi Cila mau nyusulin kamu ke toilet dan kami melarangnya," jawab Keyrn
"Terus masalahnya apa? Kenapa sampe nunjukin diri kalian yang belum pernah Cila liat sebelumnya?"

"Seorang mata-mata ngasih tau bang Zevan kalo peneror sedang merencanakan sebuah rencana. Dan rencana itu dilakuin hari ini," sahut Reynan

Cila mendongak menatap seorang pelayan wanita yang memberinya sepiring macaron berwarna merah muda kesukaannya. Bola mata Cila melebar bahagia menatap hidangan yang berwarna merah muda, warna favoritnya. Pelayan itu tersenyum manis seraya mengucap, "Ini untukmu." Dengan tanpa suara pergi berlalu meninggalkan Cila

"Macaron nya sangat lucu! Cila mau makan macaron," papar Cila dengan melepas headphone ditelinga nya dan mengambil satu macaron untuk ia makan

Sensasi lembut dan lezat menyatu dalam mulut kecilnya membuat kaki kecil Cila bergerak, seperti sedang bermain ayunan sanking bahagianya dengan rasa macaron merah mudanya.

Uhuk!

Ayla manggut-manggut mendengar penjelasan Reynan. Ternyata keempat keponakan dan suaminya sedang waspada dan khawatir dengan Cila. Tapi dengan cara memoloti Cila, agar gadis itu mengerti bukanlah ide yang bagus.

"Kalian ngga seharusnya—"

"Mamah! Mamah!" Mereka sontak menoleh kearah Cila yang tengah terduduk dilantai dengan darah yang keluar dari mulut

***

"

Misi A1 Done miss,"

"Kerja bagus."

***

Uhuk! Uhuk!

Mereka menatap panik ke arah Cila yang tengah terbatuk-batuk dengan mata melotot menahan rasa sakit. Galang dengan segera menyentuh pundaknya untuk membantunya mengeluarkan makanan yang tengah ia makan.

"Muntahkan! Jangan dimakan! Ya Tuhan!" Semua orang panik bukan main saat darah segar kembali keluar dari mulutnya

Cila memegang tenggorokannya yang terasa sakit dengan air mata yang sudah mengalir deras. Ketakutannya akan darah semakin memperparah keadaannya yang susah bersikap tenang.

Zevan bangkit dengan cepat lalu berusaha memeluk tubuh Cila tapi ditolak olehnya. Melihat itu Ayla tak tinggal diam, mengambil alih disamping Zevan, lalu segera menggendong tubuh Cila.

"S-sakit," rintihnya dengan suara tercekat. "Uhuk! C-cila takut hiks,"

"Kita ke rumah sakit."

Suara tawa cukup menggelegar disebuah ruangan yang begitu berisik dengan musik DJ. Sepasang manusia yang berbeda gender tengah merayakan keberhasilan mereka atas misi yang berjalan dengan lancar sesuai rencana.

"Awalnya aku ingin membunuhnya karna bergerak tidak sesuai aba-aba —"

"Anda sangat lama bergerak tuan. Kita hanya sepasang rekan yang mempunyai tujuan yang sama, jangan sok memerintah seenakmu. Aku bergerak sesuai dengan instingku," potong wanita itu tersenyum manis

Pria didepannya jelas tahu apa arti senyum itu. Senyum manis tapi memiliki makna lain. "Tapi kamu harus berterima kasih karna orang suruhanku yang membuat rencana ini akhirnya berhasil." Keduanya tertawa seraya meminum Vodka yang ada ditangan.

***

THE BABY GIRLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang