•29 Damai?

664 70 5
                                    

Happy reading



Dokter keluar dari ruangan ICU dengan wajah suram. Keempat putra Pradipta dan sepasang suami istri Joyantara menghampiri sang dokter dengan tatapan bertanya dan khawatir.

Dokter Hans yang merupakan teman Keyrn menghela nafas, "Dia baik-baik saja, racunnya juga sudah berhasil saya beri penawar. Namun, dia tidak ingin bertemu kalian," jelas dokter Hans

"Kenapa?" tanya Zevan mewakili

Dokter Hans menggelengkan kepalanya pelan, "Cila ingin bertemu dengan Ayla, dia hanya mengatakan itu." Dokter Hans langsung pamit undur diri dengan Ayla yang masuk ke dalam ruangan Cila

Ceklek!

Cila menoleh menatap Ayla yang baru saja menutup pintu. Gadis kecil itu tampak tersenyum tipis menghias bibit pucatnya, "Cila kapan keluar dari sini Tante Ay?" tanya Cila dengan suara lirih dan serak

"Cila masih harus dirawat sayang," jawab Ayla seraya duduk disamping ranjang Cila

Mendengar itu, Cila memejamkan kedua matanya lemah. Ayla menarik tangan Cila lembut, "Kenapa hanya Tante Ay yang boleh masuk?" tanya Ayla

Cila diam berusaha mencerna pertanyaan Ayla yang cukup rumit diotak mungilnya.

"Cila takut dengan abang-abang dan om kunci," sahut Cila setelah diam beberapa saat

"Abang-abang Cila dan om kunci marahin Cila karna mereka sayang sama Cila. Harusnya, Cila ngga boleh takut seperti itu," jelas Ayla mengelus rambut lembut Cila

"Cila tau ngga, abang-abang Cila dan om kunci kangen tau sama Cila. Mereka pengen jengukin Cila tapi Cila ngga ngizinin mereka buat masuk," ungkap Ayla

Ayla beranjak dari duduknya lalu mengecup kening Cila. "Tante Ay mau pulang dulu, besok Tante kesini lagi bawain Cila boneka Marsha," ucap Ayla tersenyum

Ceklek!

"Kalian boleh masuk," papar Ayla menutup pintu yang baru ia buka

Tak ingin membuang banyak waktu, Zevan dengan segera membuka pintu dan masuk disusul ketiga adiknya yang lain. Mereka berempat berhenti melangkah menatap Cila yang terbaring dengan wajah pucat pasi. Tak pernah mereka melihat kondisi Cila terbaring dirumah sakit seperti sekarang.

Sebersit ada rasa sakit dan penyesalan dalam diri, karna sudah gagal menjaga putri kesayangan mereka hingga terbaring lemah disebuah ranjang rumah sakit.

"Tidak mau peluk Cila?" Mereka kompak mendongak menatap Cila yang menatapnya dengan bibir melengkung kebawah dan mata berkaca-kaca

Zevan berlari dengan cepat menerjang tubuh mungil Cila untuk ia dekap dengan erat. Setetes air mata mengalir di pipi Zevan, mungkin ini hal sepele tapi ini cukup membuatnya tersiksa. Dari Cila masih bayi hingga sekarang, dia-lah orang pertama yang ikut merasakan luka dan sakit saat gadis kecilnya merasakannya.

Zevan yang selalu menjaga Cila saat gadis kecil itu tiba-tiba terbangun dari tidurnya saat tengah malam. Zevan yang selalu mengajari Cila caranya berjalan, berbicara, dan mengajarinya agar selalu berbuat baik kepada semua orang. Gadis kecilnya tidak pernah berbuat jahat kepada siapapun, ia yang mengajari adiknya selama ini dan dapat ia pastikan Cila tidak akan pernah berbuat hal yang jahat kepada siapapun.

Lalu kenapa ada orang yang menargetkan Cila sebagai objeknya? Apa kesalahan gadis kecil itu? Setetes air mata Zevan kembali mengalir saat bayang-bayang Cila yang terbatuk darah beberapa saat lalu kembali berputar dikepalanya.

"Abang? Cila baik-baik saja," tutur Cila pelan mengusap punggung besar Zevan

"Cila kan anak kuat, Cila pasti baik-baik saja." Zevan mengurai pelukannya menatap Cila yang menatapnya dengan senyum lebar seperti biasa

Bibir Cila kembali melengkung saat menatap ekspresi keempat abangnya masih datar tapi ia tahu, mereka pasti sangat mengkhawatirkannya. Terbukti dari Reynan yang sesekali mengusap sudut matanya dengan air mata Zevan yang masih mengalir di pipi.

"Jangan nangis hiks Cila juga ikutan nangis kalau abang-abang nangis," isak Cila menggelengkan kepalanya

"Jangan cengeng adek, ngga boleh nangis," cegah Galang menyeka air mata Cila yang masih mengalir

"Abang Ze jangan nangis hiks bang Rerey juga jangan nangis," tangis Cila pecah saat Galang menggendong tubuh mungilnya dengan usapan lembut dipunggung

"Shh cup cup, adek manis Abang jangan nangis lagi. Bang Ze, Rey? Jangan nangis," titah Galang lembut menggendong Cila seraya berjalan pelan guna menenangkan adiknya yang masih saja menangis

Cila berfikir kalau Zevan dan Reynan menangis karna dirinya tidak meminta mereka untuk menemuinya lebih dulu daripada memanggil Ayla. Zevan dan Reynan sedih karna tidak menjadi orang pertama yang ia temui dulu, padahal mereka sangat mengkhawatirkannya, begitulah pemikiran Cila.

Zevan menghela nafas, ia menghapus kasar air matanya lalu beranjak hendak pergi dari ruangan Cila meninggalkan suasana mencekam dari ketiga adik laki-lakinya.

"Bang Ze kenapa pergi? Masih marah dengan Cila?" tanya Cila serak

Galang mengecup kening Cila pelan, "Bang Ze lagi ada urusan bukan marah sama Cila," ungkap Galang tersenyum lembut

"Cila tidur yah?"

__________________

"Aku telah mengirim seseorang untuk berada disekitar gadis kecil itu. Ini akan membuat rencana kita berjalan lebih cepat, dan penderitaan keluarga Pradipta akan lebih cepat menghancurkan mereka," jelasnya memutar gelas wine

Sang partner tampak berfikir dengan sesekali menghisap sebatang rokok yang diapit diantara jari telunjuk dan jari tengah. "Bagaimana kamu akan mengirimnya? Sebagai apa?"

"Sebagai murid biasa,"

__________________


"Ada apa?" tanya Ayla menangkap raut wajah Keyrn yang lebih suram dari biasanya

Keyrn menghela nafas kasar, "Aku takut mempercayainya," ucap Keyrn membuat Ayla menatapnya selidik

"Aku curiga kalau yang kirim teror itu adalah Rico, sepupu keluarga Pradipta dan Joyantara," ungkap Keyrn meremas setirnya dengan kuat

"Rico? Dia kan udah lama banget ngga ke Indonesia, dan lagipula buat apa dia lakuin itu? Bukannya keluarga ketiganya memiliki hubungan baik, terlebih dengan keluarga Pradipta?" ucap Ayla memberi pendapat

"Sapu tangan yang ditemukan di hadiah teror itu adalah lambang keluarga Rico, Wyhers. Dan, dipiring Macaron itu aku menemukan tanda yang selalu Wyhers pakai setelah melaksanakan misi rahasia," jelas Keyrn membuat Ayla menutup mulutnya tak percaya
D3

_______________

"Dia mengutus mu?" tanya Zevan dingin

Seseorang yang ada didepan Zevan mengangguk kaku, "Maaf, aku hanya melaksanakan tugasku. Dia memerintahku untuk memasukkan racun itu kedalam macaronnya, aku hanya melaksanakan perintah. Tolong jangan membunuhku tuan," pintanya dengan bertekuk lutut

Zevan menyunggingkan senyum miring, "Bukankah rasanya tidak akan adil, jika aku tidak membunuhmu saat kamu ingin membunuh adikku?"

THE BABY GIRLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang