38. Rico?

575 43 3
                                    

Happy Reading











"Pelan-pelan, Cleo. Ini sakit, sialan," umpat nya meringis kesakitan saat punggung nya di obati teman nya yang bernama Cleo. Ia mencengkram kuat saat kapas putih itu bersentuhan langsung dengan punggung nya terluka.


Cleo yang tengah mengobati pria itu menghela nafas muak, sedari tadi pria yang sayang nya menjadi teman nya itu, terus-terus an mengumpat sambil menyumpahi diri yang tak melakukan pengobatan dengan lembut.

"Ini cuma luka biasa. Gausah lebay," cibir Cleo seraya menekan kapas yang telah ia basahi dengan cairan antiseptik, "SHH! SAKIT ANJ-"

Plak!


"Nafas lo bau." Dengan santai, Cleo menampar pipi nya sebelah kanan dengan ekspresi wajah tanpa dosa. Jika tak ingat, bahwa Cleo adalah teman nya, sudah ia pastikan akan membunuh Cleo sekarang juga.

Cleo membereskan alat p3k yang tadi ia gunakan, "Lagian lo kenapa bisa sampe luka, begini, Rico?" Pria itu-Rico menghela nafas seraya mengendihkan bahu acuh.

"Kepo." Satu alis tebal Cleo terangkat naik, "Sok misterius," cibir Cleo lagi yang membuat Rico kesal. "Diem!" 

Cleo mengendihkan bahu nya acuh, menepuk pundak nya, mengkode Rico untuk bersandar di pundak nya. Rico menghela nafas pelan, ia menyandarkan kepala nya nyaman di pundak tegap milik Cleo. "Lo kenapa?" tanya Cleo yang melihat ada keresahan dari ekspresi yang Rico tunjukkan.

"Gue kenapa ya, susah banget dapet kepercayaan dari keluarga Pradipta?" Cleo mendengarkan dengan seksama. Ia sekarang mulai paham dengan keresahan dan kegundahan teman nya yang satu ini.

"Gue pengen main bareng sama Cila, gue pengen ngerasain hangat nya keluarga bareng mereka, tapi kenapa gue ngga bisa?" Rico menoleh menatap Cleo penuh tanya, "Kenapa?"

Cleo menghela nafas, "Ambil kepercayaan mereka, Ri. Jaga permata itu dengan baik, jangan sampai lecet." Kepala Rico menunduk menatap sendu karpet yang mereka duduki, "Gue tadi di begal, dan punggung gue kena luka."

Cleo manggut-manggut, ia meraih ponsel yang berada tak jauh dari nya, lalu menghubungi seseorang. 



Pagi hari tiba, namun sinar mentari tampak malu-malu untuk memancarkan sinar indah nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi hari tiba, namun sinar mentari tampak malu-malu untuk memancarkan sinar indah nya. Pagi ini, cuaca terlihat mendung, Zevan yang kebetulan sudah bangun lebih awal memutuskan untuk segera pergi ke kamar mandi untuk bersiap.

Setelah selesai dengan urusan nya, ia keluar dari kamar lalu melangkahkan kaki nya menuju adik bungsu kecil nya. Ia menatap sekilas papan nama yang ada di depan pintu kamar yang bertulis,"INI KAMAR CILA! HARUS ASSALAMUALAIKUM DULU, BARU BOLEH MASUK!"

Tok! Tok!

Zevan mengetuk pintu dua kali, terdengar suara grasak grusuk dari dalam, ia masih menunggu dalam diam dari luar. Selama 1 menit di tunggu, tidak ada tanda-tanda pintu akan di buka, Zevan memegang kenop pintu lalu memutar nya ke kanan.


THE BABY GIRLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang