Tegar & Jingga
👫
👫
👫
👫
______________
ⓢⓔⓛⓐⓜⓐⓣ
ⓜⓔⓜⓑⓐⓒⓐ
_____________
Sebulan sudah berlalu. Tegar & Jingga menjadi semakin harmonis. Mereka bahkan tidak bisa berpisah sedetik pun.Ketika Tegar pergi kerja, Jingga akan memintanya untuk mengirimkan foto-fotonya dan melakukan video call.
Dan begitu juga dengan Tegar, dia menyimpan banyak fotonya Jingga dan dia akan melihatnya di sepanjang waktu ketika dia tidak sibuk dengan pekerjaannya.
Ketika berada di rumah, mereka akan saling menempel satu sama lain seperti sebuah magnet dan besi.
Apalagi di minggu ini. Tegar rasanya tidak bisa meninggalkan Jingga yang sedang mual-mual.
"Ok. Pekerjaan sudah selesai. Sekarang waktunya untuk menemui istri tercinta."
Sebelum pulang, Tegar mencium fotonya Jingga yang berada di atas meja kerjanya.
*******
Tegar membuka pintu rumahnya. Dia mengintip apakah istrinya ada di ruang tamu atau tidak. Dan ternyata tidak, Tegar pun bergegas menuju kamarnya.
"Istri," panggil Tegar sambil membuka lebar pintu kamarnya.
"Loh? Kok ga ada?"
Tegar pun mencari Jingga dengan perasaan yang takut dan khawatir hingga dia mendengar suara orang muntah dari kamar mandinya.
"Sayang!"
"Hmm?"
Jingga menoleh kearah Tegar yang berdiri di depan pintu kamar mandi.
"Kamu kenapa?"
"Mual banget."
"Ya udah keluarkan aja isi perut kamu, biar enakan."
Jingga mengeluarkan isi perutnya di dalam closet dan Tegar membantunya dengan memijat-mijat tubuh bagian belakangnya Jingga.
Setelah selesai, Tegar membawa Jingga ke dalam kamarnya. Dia menuntun istrinya karena Jingga tak kuat berjalan.
"Besok kita ke rumah sakit ya."
Jingga langsung menggelengkan kepalanya.
"Kenapa?" tanya Tegar.
"Aku takut."
"Maksudnya?"
Tegar masih belum mengerti dengan apa yang dimaksud oleh Jingga.
"Aku takut, kalau apa yang kita inginkan tidak sesuai harapan."
"Tapi tetap aja, kamunya butuh obat."
Jingga menggelengkan kepalanya. "Enggak. Aku gak butuh obat. Aku suka rasa sakit ini. Aku bahkan mau terus merakan mual ini. Karena dengan begini, aku seperti merasakan sosoknya walaupun dianya belum ada."
"Tap-"
Jingga membungkam mulut suaminya. "Sssttt! Aku janji akan ngelapor ke kamu, kalau aku gak tahan sama rasa sakitnya. Oke."
Dengan terpaksa Tegar mengiyakan perkataannya Jingga. "Tapi harus ditepati."
Jingga menganggukkan kepalanya. "Janji."
**********
Semenjak malam itu, tubuh Jingga menjadi semakin lebih baik lagi. Perlahan tapi pasti, dirinya tak merasakan mual dan sakit perut lagi.
Iya, bahkan semuanya hilang hanya dengan 5 hari.
Tepat di hari ini, Jingga memberanikan dirinya untuk mau mengecek kehamilannya dengan test pack.
Sayangnya semua ketakutannya benar, kalau mualnya bukan berasal dari kehamilannya tapi karena dirinya yang sedang sakit.
"Huft!"
Jingga menghembus napasnya kasar. Dia membuang test packnya dengan perasaan sedih.
Hatinya terus bertanya-tanya kapan dia akan diberi anugrah itu.
"Ahhh!"
*******
Sepulang dari kantor, Tegar mendengar suara teriakan dari Jingga. Dia pun segera berlari menuju sumber suara.
"Jingga."
Tegar berjalan mendekati Jingga yang sedang terduduk lemas di sebelah tempat sampah.
"Kamu kenapa?"
Jingga tak menjawab. Dia hanya melirik sedih tempat sampahnya.
Merasa ada sesuatu di tempat sampah, Tegar pun mengacak-acak tempat sampahnya.
Ketika menemukan yang dimaksud Jingga, Tegar langsung memeluk erat tubuhnya Jingga.
"It's okay. Kita pasti diberi kesempatan untuk menjaganya. Tapi kesempatan itu tidak datang sekarang. Jadi, jangan sedih. Percaya kalau kita bisa diberi kesempatan untuk memilikinya. Oke," ujar Tegar sambil melepaskan pelukannya.
Jingga tidak membalas ucapannya Tegar. Dia hanya terdiam dan menatap matanya Tegar.
"Love you."
Tegar memeluk Jingga lagi.
********
Versi videonya ada di tik-tok @za_storryy. :);)
Link ada di bio :);)
With love
♥♥♥♥
Zoe

KAMU SEDANG MEMBACA
Tegar & Jingga
FanfictionTegar & Jingga adalah sepasang pasangan yang dijodohkan. Anehnya, bukannya marah dan menolak, mereka malah menyukai perjodohan mereka. Mereka juga membuat beberapa komitmen agar hubungan mereka selalu terlihat harmonis.