Beberapa hari yang lalu, Jingga dan Tegar telah berkonsultasi dengan dokter di sebuah rumah sakit besar dekat rumah mereka.
Dan saat ini hasilnya telah keluar. Tegar yang baru pulang dari kantornya pun menyempatkan diri untuk singgah ke rumah sakit itu sendirian.
Ketika mengetahui hasilnya, Tegar langsung down. Dia juga ragu untuk menunjukkannya ke Jingga.
"Huh!"
Setelah mengetahui kebenarannya, Tegar langsung pergi ke rooftop rumah sakit. Dia berdiam diri sambil memandangi langit hitam dengan seksama.
Pikirannya tertuju pada Jingga. Dia takut kalau istrinya akan kecewa nantinya.
"Aaaaaaaa!"
Tegar berteriak sekencang-kencangnya. Dia tak memedulikan beberapa orang yang menatapnya dengan tatapan aneh.
Di lain sisi, Jingga sangat cemas dengan suaminya. Dia tak mendapat kabar dari Tegar setelah 5 jam yang lalu.
Jingga juga terus menelepon dan mengirimkan pesan, tapi suaminya tak menghiraukannya.
"Tegar kemana sih."
Jingga terus mondar-mandir di depan pintu rumahnya.
Kembali ke Tegar, dia menatap layar handphonenya yang terus berbunyi. Dia sengaja tidak menjawab atau membalas pesannya Jingga. Dia ingin menenangkan dirinya untuk sementara waktu.
*********
Waktu sudah menunjukkan jam 12 malam, tapi Tegar tak kunjung tiba di rumahnya.
Jingga yang sedari tadi menunggu suaminya di kursi teras rumahnya pun mulai tertidur.
Dia tertidur dengan handphone yang masih berada di genggaman tangannya.
Dan Tegar, dia akhirnya memutuskan untuk pulang ke rumahnya.
"Oke, it's the time. You must ngasi tahu semuanya ke Jingga," ujar Tegar ke dirinya sendiri.
Setelahnya dia benar-benar melangkahkan kakinya dan berjalan menuju parkiran.
*****
Setelah tiba di rumahnya, Tegar langsung masuk ke dalam rumahnya.
Dia tak melihat Jingga yang tertidur di kursi teras. Dan karena itu, Tegar pun mencari istrinya ke seluruh ruangan.
"Jangan-jangan Jingga mencari aku."
Tegar merutuki kebodohannya. Dia pun segera menelepon Jingga.
"Itu, bukannya suara handphone Jingga?" tanya Tegar setelah dia mendengar nada dering ponselnya Jingga. Dengan perlahan, Tegar pun mengikuti sumber suara itu.
"Astaga Jingga!"
Mendengar suara Tegar, Jingga langsung terbangun. "Kamu udah pulang?"
"Kamu... Kenapa tidur di sini?" Tegar memeriksa keningnya Jingga dengan tangan kosong.
"Enggak, aku gak papa kok. Aku di sini nungguin kamu, aku khawatir sama kamu."
Jingga memegang tangan Tegar dan menurunkannya dari keningnya.
"Apanya yang gak papa, badan kamu panas gitu. Lagian, kenapa sih nungguin akunya di luar gini. Mana kamunya pakai baju sama celana pendek."
Tegar menatap Jingga khawatir, dia gak habis pikir dengan kelakuan istrinya.
"Maaf," ujar Jingga dengan suara yang pelan. Setelah mendapat anggukan dari Tegar, Jingga pun mengajak Tegar masuk ke dalam rumah.
"Bisa berdirinya?" tanya Tegar.
"Bisa."
Jingga berdiri dengan perlahan. Karena kelamaan Tegar pun langsung menggendong istrinya dan membawanya ke dalam kamarnya.
********
![](https://img.wattpad.com/cover/324720482-288-k426119.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Tegar & Jingga
FanficTegar & Jingga adalah sepasang pasangan yang dijodohkan. Anehnya, bukannya marah dan menolak, mereka malah menyukai perjodohan mereka. Mereka juga membuat beberapa komitmen agar hubungan mereka selalu terlihat harmonis.