Tegar & Jingga
👫
👫
👫
👫
______________
ⓢⓔⓛⓐⓜⓐⓣ
ⓜⓔⓜⓑⓐⓒⓐ
_____________
Tok...
Tok...
Tok...
Seseorang dari luar mengetuk-ngetuk pintu rumahnya Tegar dan Jingga. Dia mengetuk berulang kali, tapi tak ada satupun yang membukakan pintunya.
Tak mau menyerah, orang itu tetap mengetuk hingga Tegar mendengar suara ketukan dan langsung membukakan pintu rumahnya.
"Ma...ma."
Tegar langsung terbengong begitu membuka pintu rumahnya.
"Lama banget sih? Ngapain aja kalian di dalam?"
Karena Bu Sonya tak bilang-bilang kalau mau datang, Tegar & Jingga tak mempersiapkan apa-apa. Bahkan mereka berencana untuk dinner di luar.
"Istirahat ma, mumpung libur."
"Terus kamu kenapa pakai celemek?"
"Ah, ini. Tegar tadi lagi buat cake untuk Jingga."
Yaps, Tegar memang membuat kue tadinya. Makanya dia tak mendengar suara ketukan pintu.
"Kok kamu? Kenapa gak Jingga yang buat?"
Tegar terdiam. Dia ga mau menjawab, karena dia ga mau melawan mamanya.
"Emang ya, dari awal itu mama emang gak suka sama dia. Kalau bukan karena keinginan almarhum nenek kalian dan juga karena papa kamu sama mamanya Jingga setuju, mama mana mau punya menantu kayak dia."
Bu Sonya mengomel sembari memasukkan sendiri koper miliknya. Sedangkan Tegar hanya mendengarkannya. Dia tak melakukan pembelaan terhadap Jingga.
"Mama kok bawa koper?"
"Ya, mau nginap. Masa gini aja, gatau kamunya. Aduh! Baru juga nikah, udah begini aja otak kamu."
Ingin rasanya Tegar membalas ucapan sang mama, tapi dia tak mau. Karena dia sangat sayang ke mamanya.
"Emmm, aku aja yang bawa ma."
Bu Sonya menurut, dia memberikan kopernya ke Tegar. Setelahnya, dia mengikuti Tegar menuju kamar tamu.
"Yaudah, mama istirahat dulu. Nanti kita dinner diluar, soalnya Jingga hari ini ga masak ma," ujar Tegar ketika dia tiba di kamar tamunya.
"Loh, kok enak sekali dia jadi istri. Istri itu harus melayani suaminya. Masak aja dia malas, gimana mau ngelakuin yang lain?"
"Bukan gitu ma. Yang nyuruh Jingga ga usah masak itu Tegar ma. Kami memang gini ma, kalau hari libur, kami makan di luar."
"Udah deh, gausah terlalu ngebelain istri kamu."
Tegar menghembuskan napasnya panjang. "Terserah mama deh mau bilang apa. Yang penting Tegar udah jujur ke mama."
"Hmmm!"
"Yaudah, kalau gitu Tegar lanjut masak lagi kuenya ya ma."
"Hmmm!"
"Yaudah, bye-bye mama. Nanti Tegar kesini lagi."
Tegar menyempatkan diri untuk mencium pipi Bu Sonya sebelum kembali ke dapurnya.
*****
"Tegaaar!"
"Tegaaar!"
Bu Sonya mendengar suara itu dari dalam kamar. Merasa kenal dengan sang pemilik suara, Bu Sonya pun keluar dari kamar. Dia menghadang si pemilik suara.
"Ma...ma."
Jingga kaget, karena dia belum tahu kalau Bu Sonya ada di rumahnya. Dengan cepat juga Jingga langsung menyalami sang mama.
"Baru bangun?" tanya Bu Sonya.
"I..iya ma. Jingga baru bangun."
"Oooh! Enak ya jadi kamu. Tinggal tidur, terus si Tegar lah yang ngelakuin pekerjaan."
Ini kali pertama Jingga tahu sifat mama mertuanya. Dia ga nyangka kalau sang mama akan secerewet ini.
Tak mau ambil pusing, Jingga pun mencoba untuk bersikap seperti biasa saja. Dia tak mau di cap lebih jelek lagi untuk kedepannya.
"Tegar memang suami yang sangat bisa diandalkan ma. Dan itu pasti nular dari mama."
"Jelas sih itu. Tapi, kamu tetap ga boleh buat suami kamu ngerjain pekerjaan rumah."
Jingga mendengarkan ucapan mama mertuanya dengan seksama.
"Dia itu kepala rumah tangga. Kamu harus melayani dia, jangan beri dia tugas rumah. Dia kan udah kerja seharian, ya jangan bebani dia lagi. Kalau lagi libur, apa salahnya sih biarin dia istirahat? Dia kan udah kerja selama 5 hari dan itu capek. Jadi, kamunya juga harus ngerti. Jangan seenaknya aja istirahat, terus suami kamu yang ngerjain pekerjaan rumah."
Sebenarnya Jingga ingin bilang kalau dia itu udah ngelayanin Tegar. Hanya saja Tegar yang mau membuatkannya kue. Itu pun cuma membuat kue, untuk masalah membersihkan peralatannya itu dia.
Jingga ingin sekali bilang itu semua, tapi ditahannya karena dia tak mau memperbesar masalah yang tak seberapa itu.
"Iya, ma. Maaf ya ma. Jingga janji ga akan nyuruh-nyuruh Tegar lagi."
Sebenarnya Bu Sonya ingin mengomel lagi, tapi ditahannya karena Jingga ternyata tak melakukan perlawanan.
"Hmmm! Iya, tapi ingat, jangan dilakukan lagi."
"Iya ma. Kalau gitu, Jingga samperin Tegar lagi ya ma."
"Yaudah sana."
Setelah Jingga pergi, Bu Sonya mengomel-ngomel lagi. Dia gak habis pikir, bisa-bisanya Jingga gak melawannya. Padahal seru, kalau Jingga melawan, pikir Bu Sonya.
Sedangkan Jingga, langsung mendinginkan pikirannya yang panas karena kejulid-an mama mertuanya.
*******
Versi Videonya ada du tik-tok @za_storryy :);)
Linknya ada di bio :);)With love
♥♥♥♥
Zoe

KAMU SEDANG MEMBACA
Tegar & Jingga
FanfictionTegar & Jingga adalah sepasang pasangan yang dijodohkan. Anehnya, bukannya marah dan menolak, mereka malah menyukai perjodohan mereka. Mereka juga membuat beberapa komitmen agar hubungan mereka selalu terlihat harmonis.