Tegar & Jingga
👫
👫
👫
👫
______________
ⓢⓔⓛⓐⓜⓐⓣ
ⓜⓔⓜⓑⓐⓒⓐ
_____________
Setelah Tegar menunggu satu jam lebih, akhirnya Jingga keluar juga dari kamarnya.
"Akhirnya selesai juga kamunya," ujar Tegar setelah melihat Jingga menutup pintu kamarnya.
"Namanya juga dandan. Mana bisa cepat-cepat."
Jingga membela dirinya sebelum Tegar mengomel lebih jauh lagi.
"Hmmm! Iya deh iya. Dasar cewek." Jingga menatap Tegar. "Yaudah yuk perginya, aku udah lapar nih. Pengen makan rice bowl yang banyak."
Jingga mengangguk setuju. Mereka pun pergi menuju Rice Bowl Z Cafe, tempat biasa yang mereka kunjungi untuk menyantap makanan kesukaannya Tegar itu.
Selama diperjalanan, mereka menyetel lagu-lagu kesukaan mereka, dimana Jingga menyetel lagu-lagu BTS dan Tegar menyetel lagu-lagu BLACKPINK. Mereka juga berkaraoke di dalam mobil supaya menghilangkan kesuntukan mereka yang disebabkan oleh macet.
"Kayaknya rasa laparnya hilang deh. Udah gak mood lagi karena macet."
"Apa iya?" Tegar mengangguk. "Kalau gitu kita pulang aja. Lumayan, hemat uang."
"Eh, enggak deh. Masih mau diisi ternyata perutku."
Jingga tersenyum. "Sabar aja dulu. Nanti juga nyampe kitanya. Lagian, macetnya ga parah kali kok."
Tegar mengiyakan perkataan Jingga. Sebenarnya, ada sedikit keinginan untuk kembali ke rumah. Tapi, dia mikir lagi, kalau kembali ke rumah sudah pasti dia akan makan masakannya Jingga.
Tak berapa lama setelah menerobos kemacetan, jalannya jadi mulus. Mereka bisa tiba dengan damai.
"Kok diam aja? Masuk yuk."
Jingga menyadarkan Tegar yang melihat cowok yang menatap Jingga terus-menerus, padahal mereka masih berada di dalam mobil.
"Ha?"
"Masuk yuk."
"Iya, ayo." Mereka keluar dari mobil. "Kamu masuk aja dulu ke dalam. Aku mau pipis dulu."
"Ok."
Setelah Jingga pergi, Tegar langsung menghampiri cowok yang menatap Jingga tadi.
"Maksud kamu apaan, natap-natap istri saya?"
"Oh, dia ternyata udah punya suami. Maaf ya, saya tak melihat anda tadi."
Tegar hendak marah, namun pacarnya orang itu keluar dari mobil si cowok.
"Yang, dia siapa?"
"Bukan siapa-siapa. Cuma nanya alamat aja." Pacarnya mengangguk. "Masuk gih kamunya, nanti aku nyusul."
Pacarnya menurut. Si cowok juga ikutan masuk meninggalkan Tegar yang masih berdiri.
"Sabar."
Tegar menenangkan dirinya supaya tak terbawa emosi. Setelahnya, dia masuk ke dalam Cafe dan duduk di kursi yang sudah dipilih Jingga.
"Ngantri ya toiletnya?"
"Iya ngantri, makanya lama. Btw, udah kamu pesan punyanya aku?"
"Udah, aku udah mesan yang salted egg."
"Tahu aja kesukaannya aku."
"Iya dong, aku kan istrinya kamu."
Tegar tersenyum dan juga bersyukur karena istrinya tak curiga.
Sebelum makanan mereka datang, Jingga pergi ke kamar mandi sebentar. Setelahnya, dia kembali. Tapi, tak langsung duduk ke kursinya. Dia memperhatikan waiters cafe dari kejauhan.
Dia merasa ada yang gak beres dengan waitersnya. Dan benar saja, ketika meletakkan makanan, si waiters mencuri kesempatan untuk menyentuh tangannya Tegar.
"Maksud kamu apaan megang-megang tangan suami saya?"
Si waiters langsung terkejut dan gagap karena aksinya ketahuan. "Hmmm? Anu... Itu..."
Tegar menatap Jingga. "Gapapa Mbak, sekarang mbak bisa balik ke tempatnya," suruh Tegar tapi sambil menatap mata istrinya.
Si waiters menurut, dan pergi dengan langkah yang cepat.
"Kenapa kamu ngebelain dia? Suka digituin?"
"Bukan gitu, aku cuma ga mau ada kegaduhan aja. Aku ga mau kamu marah-marah di tempat ramai seperti ini. Walaupun kamu benar, tetap aja bakal ada orang yang mengira sebaliknya. Jadi, daripada terjadi yang enggak-enggak, bagus aku hentikan saja."
Dengan wajah yang cemberut Jingga tetap mendengarkan apa yang diomongin Tegar.
"Lagian, mau dia gimanain aku, aku tetap ga akan tertarik ke dia. Kan, udah ada kamu. Ngapain juga aku ke yang lain. Yakali aku mau ninggalin bidadari seperti kamu." Jingga tersenyum lebar. "Nah, gitu dong. Yaudah yuk, kita makan rice bowlnya."
*******
Di malam harinya. Tegar cerita tentang cowok yang terus-terusan menatap Jingga dari jauh.
"Ah, pantesan kamu diam aja tadi pas di mobil."
"Gitulah. Btw kamu ga nampak dia ya?" tanya Tegar yang penasaran.
"Enggak. Kalau kamu ga jelasin, aku ga akan tahu sih."
"Kamu ngerasa gak sih, kalau hari ini kita merasakan hal yang sama gitu," ujar Tegar.
"Maksudnya?"
"Tadi kamu kan ngelabrak si Mbak Waiters, terus akunya ngelabrak mas-masnya. Dan itu tu terjadi karena ketidaksukaan kita kalau salah satu dari kita diganggu gitu," jelas Tegar.
"Rasa cemburu maksud kamu?" Jingga mengartikan maksudnya Tegar.
"Iya."
"Itu wajar gak sih? Namanya juga cinta, pasti ada yang namanya cemburu-cemburuan. Kalau gak cemburu, ya berati ga ada rasa."
"Yaps, kamu benar. Makanya aku sering cemburu, karena aku sayang dan cinta kamu."
"Bisa aja nih bayi."
"Iya dong." Tegar tersenyum. "I love you Jingga."
"Love you too Tegar."
******
Versi videonya ada di tik-tok @za_storryy
Linknya ada di bio :);)
With love
♥♥♥♥
Zoe
KAMU SEDANG MEMBACA
Tegar & Jingga
Fiksi PenggemarTegar & Jingga adalah sepasang pasangan yang dijodohkan. Anehnya, bukannya marah dan menolak, mereka malah menyukai perjodohan mereka. Mereka juga membuat beberapa komitmen agar hubungan mereka selalu terlihat harmonis.