Tempat Tinggal

367 41 0
                                        

________________

ⓢⓔⓛⓐⓜⓐⓣ

ⓜⓔⓜⓑⓐⓒⓐ


________________

"Yasudah, kalau gitu kami pulang dulu ya." Bu Tika (mamanya Jingga) pamit dengan pasangan yang baru menikah itu.

"Kalian baik-baik aja ya, jangan bertengkar." Kali ini Bu Sonya (mamanya Tegar) yang membuka suaranya.

"Iya, ma." Tegar menjawabnya sambil melirik Jingga.

"Iya. Kalian tenang aja, kami bakal baik-baik aja kok." Jingga membuka suaranya ketika orangtuanya menatap kearahnya.

Tak berapa lama, mereka pun pergi meninggalkan pasangan baru itu sendirian di rumah baru mereka.

Dan...

1..

2..

3..

"Aaaaaaaaaahh."

Kedua orang itu berteriak kesenangan.

"Aaaaaaaaaa. Aku gak nyangka aku akhirnya menikah."

Jingga mengucapkan itu sambil melompat kesenangan.

"Aku juga gak nyangka."

"Aaaaaaaaaaaaa."

Keduanya kembali berteriak dan melompat. Tapi, tiba-tiba..

"Kamu kenapa?"

Tegar menghentikan lompatannya setelah dia melihat Jingga terdiam.

"Gak. Aku hanya merasa aneh aja."

"Maksudnya?"

"Aneh. Soalnya kita gak seperti yang ada di film-film perjodohan," ujar Jingga dengan lesu.

Mendekat ke Jingga. "Gak kok, kita gak aneh." Tegar merapikan rambut Jingga, "Yang aneh itu malah mereka. Pas belum nikah mereka terima, pas udah nikah mereka malah nolak. Kalau gamau nikah ya gausah nikah."

Perkataan Tegar barusan membuat Jingga tersenyum lagi. "Iya ya, yang aneh mereka bukan kita. Kita mah dah nerima makanya kita mau dijodohin."

"Iya benar." Tegar mengelus pelan rambutnya Jingga. "Ih.. Ih.. Ihhhh. Kamu pintar banget sih."

"Iya dong. Kan istrinya Tegar," ujar Jingga sambil menampilkan wajah imutnya.

"Hmmm. Jadi pengen peluk."

"Yaudah, peluk aja. Kan dah halal."

Tegar pun langsung memeluk istrinya dengan pelukan hangatnya.

****

"Kita satu kamar nih?" tanya Jingga. Posisi mereka sekarang saling menyender di sandaran kasur mereka.

"Iyalah. Kan kita udah jadi suami istri." Tegar menyuruh Jingga bersandar di bahunya.
"Kamu pas waktu tahu di jodohin sama aku gimana perasaannya?"

Jingga mengikuti perintah Tegar untuk bersandar di bahunya. "Senang sih. Tapi kalau boleh jujur, aku itu sedikit takut sama yang namanya dijodohin."

"Takut?"

"Iya. Takut jadi yang kayak di film-film, nanti kamu bakal marah-marahin aku atau nyuruh aku ngurusin hidupku sendiri."

"Jadi, kalau sekarang?"

"Kalau sekarang udah gak takut lagi, soalnya kamu nerima aku. Bahkan kamu gak nyuruh aku tidur di kamar yang lain," jawab Jingga. "Kalau kamu gimana?"

"Kalau aku sih dari awal udah suka pas tahu di jodohin, soalnya aku itu gapernah punya pacar. Pas tahu dijodohin aku langsung happy gitu. Walaupun aku gatau seperti apa kamu, tapi aku tetap happy, karena aku gak jadi jomblo lagi."

Tegar & JinggaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang