“Zahirah, ayo pulang,” ucap Hadwan merasa was-was dengan tempat tongkrongan Zahirah saat ini.
Gadis itu hanya tersenyum sinis. “'kan udah di bilangin, Kang Hadwan diem aja di pondok. Ngapain harus ikutin aku segala sih!”
Hadwan menoleh, menatap Zahirah sekilas. “Aku mempunyai tugas untuk menjagamu dari lelaki hidung belang, termasuk harimau berkulit hello Kitty yang berada di depanku saat ini.”
“Hey, kau—”
Zahirah menahan tangan Asnaf yang hendak memukul wajah Hadwan. Hadwan yang melihat Zahirah menggenggam tangan Asnaf pun melempar sorbannya hingga membuat tautan tangan tersebut terlepas.
“Bukan mahram!” tegas Hadwan yang mendapatkan tatapan keheranan dari mereka.
Asnaf tertawa terbahak-bahak mendengar ucapan Hadwan. Padahal Zahirah dan dirinya sering berpegangan tangan, apalagi saat akan menyebrang jalan.
Melihat Asnaf yang tertawa mengejek, ia pun menarik sorban Hadwan yang berada di genggaman tangannya. Otomotis Hadwan mengikuti langkah kaki Zahirah yang entah mau kemana mereka?
Hasna Jasimah. Teman perempuan yang kini sedang bermain gamenya pun menepuk bahu Asnaf. “Tuh Zahirah kenapa bawa-bawa kang Hadwan terus sih? Bukannya happy, yang ada gue malah panas denger dia solawatan mulu. Udah gitu ngajakin gue ikut solawatan bareng lagi. Gue mana ngerti bahasa Arab yang dia lantunin?”
Asnaf mengedikkan bahunya acuh. “Nggak tau, sok alim tuh orang. Mentang-mentang anak santri sircle nya Abah Zaid jadi belagu sama kita-kita.”
_____________________________________
“Sepucuk kata, seuntai rata. Datang bujangga taqwa untuk rakyat jelata.”
20-Maret-2023
KAMU SEDANG MEMBACA
Bujangga Taqwa [TERBIT]
Teen FictionKisah seorang pemuda yang berjuang mengajak para pemberontak masyarakat yang tidak mau bertaubat. Hadwan Arkam Haryakan, seorang pemuda yang diperintahkan Abah Zaid untuk menegakkan agama Islam. Tidak hanya itu, ia juga harus berjuang menaklukan se...