“Pentingnya mendalami ilmu agama. Mengenai istilah adab di atas ilmu, terkadang banyak juga orang yang berilmu belum tentu beradab, akan tetapi jika beradab sudah pasti berilmu.”
-
Kholid menghela napas panjang. Berjalan mendekati Zahirah yang tengah berbaring, jari-jemarinya mengusap puncak kepala Zahirah yang sudah tertidur pulas. “Maafin Aa' yang belum bisa mendidik Adek dengan baik sepenuhnya, maafin Aa', Dek.”
Bisikan tersebut terdengar jelas, tepat di telinga kanan Zahirah. Akan tetapi gadis itu enggan membuka matanya karena masih kesal kepada kakaknya yang membanding-bandingkan dirinya dengan Asma—Kakak perempuannya.
“Aa' ke kamar dulu, mimpi indah sayang.” Kholid mencium kening Zahirah sekilas, sebelum dirinya benar-benar meninggalkan kamar Adiknya.
Malam hari pun telah usai. Adzan subuh telah berkumandang, berbarengan dengan Zahirah yang terbangun dari tidurnya.
“Alhamdulillahilladzi ahyana ba'dama ama tanaa wailailaihinnusur.” Do'a Zahirah selepas tidur.
Kakinya melangkah menuju kamar mandi. Membersihkan tubuhnya terlebih dahulu, sebelum ia melaksanakan kewajibannya sebagai umat Islam.
Tok!
Tok!
“Iya ... sebentar!” Zahirah buru-buru melepas kain mukena yang menutupi seluruh tubuhnya, karena tidak mau mendapatkan pujian dari orang yang berada di balik pintu kamarnya saat ini.
“Sudah selesai sholat subuh?” tanya Asma di ambang pintu kamar.
“Sudah,” jawab Zahirah dengan nada jutek.
Asma tersenyum tipis. “Padahal aku mau ngajakin kamu sholat berjamaah di madrasah.”
“Nggak minat. Udah ah sana, aku mau tidur lagi. Masih ngantuk,” ucap Zahirah hendak menutup pintu kamarnya, padahal Asma masih berada di hadapannya saat ini.
Asma menggeleng-gelengkan kepalanya. “Astagfirullah ... jangan tidur pagi, Dek. Pamali.”
Zahirah memutar bola matanya malas. “Dih apaan sih, orang masih ngantuk juga. Kalo mau sholat ya sholat aja, keburu dzuhur ntar!”
Brak!
Asma mengusap dadanya, kaget. Tautan bibirnya merapalkan istighfar beberapa kali, hingga akhirnya Mahirah — Ummah-nya datang dari kamar sebelah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bujangga Taqwa [TERBIT]
Teen FictionKisah seorang pemuda yang berjuang mengajak para pemberontak masyarakat yang tidak mau bertaubat. Hadwan Arkam Haryakan, seorang pemuda yang diperintahkan Abah Zaid untuk menegakkan agama Islam. Tidak hanya itu, ia juga harus berjuang menaklukan se...