❝ 𝘉𝘦𝘳𝘢𝘯𝘵𝘦𝘮 ❞

1K 279 10
                                    

HARI MINGGU, adalah hari yang sudah Athy tunggu agar bisa jalan-jalan bersama sang bunda

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

HARI MINGGU, adalah hari yang sudah Athy tunggu agar bisa jalan-jalan bersama sang bunda. Jujur saja, dia sudah bosan berada di apartemen mereka secara terus menerus. Walaupun terkadang dia juga bisa pergi keluar sih.

'[Name] mana, ya?' Athy menoleh ke kanan-kiri, berusaha mencari sang wanita yang kini hilang entah kemana.

Ceklek.

Pintu dibuka, Athy menoleh dan bengong. Terkejut, dia menyadari ada dua bocah laki-laki yang seusia dengannya. DIGENDONG [NAME]!

ASTAGA, APA DIA MENGADOPSI ANAK LAGI???

"Ah! Athy-chan," Athy terbengong menatap mereka. Menyadari tatapan itu, [Name] terkekeh. "Mereka anak tetangga, Thy."

'HEH? DIA BISA BACA PIKIRANKU?' [Name] menggeleng.

"Aku tidak bisa membaca pikiranmu, terlihat jelas dari mukamu."

'KAU MELAKUKANNYA LAGI!'

[Name] menghela nafas, dia meletakkan kedua anak laki-laki berambut abu-abu tersebut. Athy mendekat, [Name] mulai memperkenalkan mereka. "Ini Osamu, ini Atsumu."

'Kembar...' Athy menatap kagum ke arah kembar itu. Dia tidak pernah melihat kembar secara langsung, jadinya dia kagum. 'LUCUNYA!'

Asal kamu tahu aja Thy, salah satu diantara mereka bakal jadi jamet
😩☝🏻

". .Bertemanlah dengan baik, ya!" [Name] tersenyum lebar, dia sedikit mendorong pelan Osamu dan Atsumu ke Athy.

[Name] berdiri, dia berjalan ke dapur. Athy mengejar [Name], "bunda! Kenapa mereka ada di sini??"

"Ah, itu karena tante Miya dan om Miya ada urusan, sayang. Atsumu dan Osamu jadinya dititipin ke sini." [Name] tersenyum, menjelaskan alasannya. "Gomen, ne. Jalan-jalannya kita tunda dulu."

'BUKAN, TAPI...' [Name] sudah terlanjur pergi, meninggalkan Athy yang malah panik sendiri.

Masalahnya, dia tidak terlalu gampang bersosialisasi!

Gimana, nih?!

Panik, panik banget gila!

"Dia kenapa?"

"Gak tahu, orang gila."

Athy melirik tajam, merasa tidak terima dengan penuturan si surai abu-abu. Osamu. Athy menunjuk ke arah Osamu, "maksud kamu apa?!" Dasar anak kecil tidak tahu sopan santun!

Osamu menatap kesal ke arah Athy, "kamu orang gila!"

Sementara itu, Atsumu, kembaran Osamu merasa panik ketika suasana diantara Osamu dan Athy kian memanas. Osamu dan Athy melontarkan kalimat yang. . . Sebenarnya kasar, tapi tidak bagi orang dewasa.

Hingga akhirnya, mereka jadi berantem beneran. Atsumu yang panik langsung berlari ke dapur. Mencari sosok [Name] yang tengah ketiduran di meja makan, "tante! Tante [Name]!"

[Name] terbangun ketika Atsumu mengguncang-guncang tubuhnya. "ASTAGA! AKU KAN SEDANG MASAK AIR!" [Name] langsung bergegas mematikan air, dia menghela nafas lega.

Namun, Atsumu merengek ke arahnya. Menarik-narik celana [Name] membuat wanita itu oleng, "kenapa, Atsumu───" kalimat [Name] terpotong ketika mendengar suara barang dilempar.

[Name] langsung berlari ke ruang tengah, tempat dimana dia meninggalkan Athy dengan Osamu. Di sana, keduanya berkelahi. Athy duduk di atas perut Osamu, memukuli Osamu. Sementara Osamu, menjambak rambut pirang milik Athy.

"ASTAGA NAGA DRAGON BALL!" [Name] langsung menarik Athy dari perut Osamu, Atsumu langsung menghampiri kembarannya itu. "ATHY, OSAMU! KALIAN KENAPA HEH?"

Athy terdiam, lalu menangis. Diikuti dengan Osamu yang menangis. Ketika kembarannya menangis, Atsumu entah mengapa ikut menangis. KENAPA MALAH SEMUANYA IKUT MENANGIS???

Pada akhirnya, ketiga bocah itu berhasil didiamkan dengan cara. . . Mereka tertidur. Iya, mereka tidur saking lelahnya menangis. [Name] menghela nafas lelah, terlihat sekali kalau mukanya itu pucat bukan main.

Mengurus bocah itu susah bangettt.... [Name] berteriak dalam hati, dia hampir saja memejamkan matanya tapi ingat harus bertahan. Netra birunya menangkap Atsumu yang mau menghisap jempolnya, [Name] menarik tangan Atsumu. "Jangan dihisap."

Athy melempar boneka beruangnya ke tepat wajah Osamu, membuat Osamu sesak nafas. "Kalian ini, walaupun sudah tidur masih saja ya!" Senyum kesal dengan perepatan merah di kepalanya terlihat jelas darinya. [Name] menyingkirkan boneka tersebut dan menghela nafas.

Salut banget sama ibu-ibu di luar sana. Walaupun diriku ini ibu-ibu juga sih 😭 batin [Name], meringis.

Nada dering handphonenya mengalihkan pandangannya. [Name] mengambil handphone miliknya dan mulai berbicara, "halo?"

"Selamat malam [Name], kenapa kamu terdengar lelah?"

"Oh, onee-san!" [Name] membenarkan duduknya, "onee-san harus dengar ini, masa tadi──"

Malam ditutup dengan sang wanita bersurai merah muda itu curhat ke kakaknya. Sementara kakaknya, dia hanya mendengarkan dengan seksama curhatan sang adik. Sampai-sampai mengabaikan suara suaminya sendiri.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
BUNDA! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang