❝ 𝘗𝘦𝘯𝘵𝘢𝘴 𝘚𝘦𝘯𝘪 (2) ❞

840 223 35
                                    

━━━━PENTAS SENI (2)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

━━━━PENTAS SENI (2)

HARI PENTAS TELAH TIBA, Athy berdandan dengan sangat cantik dan menawan. Itu semua berkat [Name] yang dulu memang bercita-cita mau menjadi MUA.

"Bunda... Athy gugup," ucap Athy secara tiba-tiba, sebelum [Name] meninggalkan Athy di backstage. "Bagaimana kalau.. bagaimana kalau Athy melakukan kesalahan?"

[Name] berjongkok, "gapapa, membuat kesalahan itu normal. Jangan takut. Ada bunda."

"Tapi!! Athy malu.." Athy berbicara dengan lirih, namun masih bisa di dengar oleh Shin-chan yang berada di sampingnya.

Shin-chan tertawa bak pahlawan, "hohoho! tenang saja, aku akan menutupi kesalahanmu nanti Athy-chan!"

Justru aku khawatirnya itu karena kamu. Balas Athy sengit dalam hati. "Tapi, terima kasih loh ya."

[Name] terkekeh, "tuh kan, ada Shin-chan. Dan lagi, nanti Athy fokus ke Bunda saja ya."

"Memangnya itu akan berhasil?" tanya gadis kecil itu. [Name] mengangguk dengan senyuman.

"Percaya sama Bunda."

━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━

DI PANGGUNG ATHY melirik ke arah orang-orang dewasa yang berkumpul. Rasa gugup tiba-tiba memerangi dirinya, dia berkeringat dingin.

Shin-chan tentu saja menyadari hal itu, karena dia berdiri tepat di samping Athy. "Kau gugup?"

"Ugh, aku malu mengatakannya, tapi memang iya." Jawab Athy seadanya.

Shin-chan mengulurkan tangannya, menimbulkan tanda tanya bagi Athy. "Aku kalo gugup selalu memegang tangan orang lain. Mungkin itu akan berguna untukmu."

Shin-chan... Athy menatap penuh rasa haru kepada anak laki-laki yang kini menjadi pasangannya dalam menari. Athy dengan suka rela menerima tangan Shin-chan. "Tanganmu bersih, kan?"

"Tentu saja!" jawab Shin-chan cepat. "Ohh! itu Shimizu-chann!" seru Shin-chan bersemangat menunjuk ke arah [Name] yang membawa kamera.

[Name] melambaikan tangannya ke kedua anak kecil tersebut, membuat Athy jadi lebih tenang dan melambaikan tangannya ke sang bunda.

"Selanjutnya, pentas seni tari dari kelas Matahari!!"

━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━

PENAMPILAN BERJALAN dengan sangat sempurna, anak-anak menari dengan sangat bersemangat dan hebat. Dan saat ini, [Name] sedang menemani Athy yang baru selesai manggung.

"Bagaimana perasaanmu Athy?" tanya [Name], disela-sela menguncir rambut Athy.

Athy berujar dengan semangat, menceritakan perasaan yang dia alami di panggung. Membuat [Name] terkekeh.

"Kau hebat juga." Itu bukan [Name], itu suara seorang pria dewasa yang langsung membuat keduanya berhenti.

"Erm, maaf, Tuan siapa?" [Name] mengangkat kepalanya, menatap ke arah pria asing di depannya.

Nafas Athy tercekat, rasanya seperti dirinya dicekik oleh sesuatu yang tidak terlihat. Bola mata biru permatanya bergerak secara gelisah ketika melihat orang di depannya, tidak, tidak, tidak! kenapa dia ada di sini? bagaimana bisa dia ada di sini?!

[Name] tersadar akan sesuatu, bola mata pria di depannya sama seperti putrinya. "Saya Ayah dari anak ini."

Telunjuk itu mengarah ke Athy, "Athanasia De Alger Obelia, benar?"

[Name] langsung menarik putrinya ketika pria yang mengaku ayah dari Athy hendak memegang dagu putrinya. "Tolong jangan lancang."

"Anda yang lancang," balasnya, "Shimizu [Name]."

Bola mata permatanya itu menatap datar ke arah wanita bersurai pink panjang itu, "kembalikan anakku."

Claude De Alger Obelia. Itulah namanya. Nama pria bersurai pirang dengan mata biru permata. Benar, dia mirip sekali dengan Athy.

Jujur, [Name] senang ketika Athy bisa bertemu dengan orang tua kandungnya. Tapi, melihat respon Athy yang terlihat ketakutan, [Name] jadi ingin melindungi putrinya. "Maaf, tapi hak asuh anak Anda sudah jatuh menjadi milik saya."

"Saya tidak mau anak saya diasuh korban kekerasan rumah tangga seperti Anda." Balas Claude ceplas-ceplos, membuat [Name] terdiam. "Shimizu [Name], selain menjadi korban kekerasan rumah tangga, kau anak haram. Hasil dari ibumu dengan pria yang tidak diketahui, kan?"

"... Diam." [Name] menutup kedua telinga Athy, "ada anak kecil di sini. Ada banyak."

"Lepaskan saja. Anak itu pantas mengetahuinya." Claude menatap Athy, dan sekelilingnya.

"Pak, saya tidak tahu masalahnya apa, tapi, tolong jangan membuat kekacauan!" Yoshinaga menegur Claude. Di belakangnya ada Shin-chan.

Claude menatap Shin-chan, "kau anak rendahan yang tadi menari dengan Putriku?"

"Pak!!"

"Diam." Yoshinaga tersentak, dia langsung melindungi Shin-chan, "saya tidak ada urusan dengan Anda."

Claude beralih ke wanita bersurai pink itu, "Shimizu-san. Bukankah beberapa tahun lalu, kakak laki-laki Anda, Shimizu Kio tidak sengaja membunuh seseorang karena kelalaian?"

"Bagaimana jika Anda juga tidak sengaja membunuh putriku karena kelalaian Anda?"

"Saya sudah bilang.." Athy menatap cemas ke arah bundanya, bundanya menggigit bibirnya sampai berdarah, bahkan───air mata turun dari mata birunya yang cantik.

Bunda... menangis? Athy syok. Ini pertama kalinya Athy melihat [Name] menangis seperti ini. Bundanya yang dikenalnya selalu bahagia, ternyata memiliki masa lalu yang kelam?

[Name]... bahkan disaat seperti inipun, kamu masih melindungiku..?

"Apa Anda───"

"HENTIKAN!!" Athy berteriak, lalu berbalik dan melebarkan tangannya. Berusaha melindungi sang bunda, "LEBIH BAIK ANDA PERGI SAJA!!!"

"Athy...?" [Name] menatap ke arah putrinya yang berdiri melindunginya itu.

"ANDA MEMBUAT BUNDA SAYA MENANGIS!!" Athy berteriak dengan mata birunya yang berkaca-kaca, "SAYA BENCI ANDA!!"

"ITU BENAR!!" Shin-chan berteriak, ikut melindungi [Name] dengan merentangkan tangannya. "BERANINYA MEMBUAT SHIMIZU-CHAN MENANGIS!!"

"ORANG JAHAT! ORANG JAHAT!!"

"ORANG JAHAT! ORANG JAHAT!!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
BUNDA! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang