❝ 𝘍𝘰𝘳 𝘵𝘩𝘦 𝘉𝘦𝘴𝘵 (1) ❞

770 203 15
                                    

━━━━For the Best (1)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

━━━━For the Best (1)

━━━━For the Best (1)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku datang ke sini demi Athy

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku datang ke sini demi Athy. [Name] berbatin penuh tekad. Jika tidak penting, aku akan langsung pergi!

"Tidak mau ditemani?" Masami bertanya dengan cemas.

[Name] menggelengkan kepalanya dan tersenyum, "aku akan baik-baik saja, Masami-san. Aku akan segera menghubungimu nanti."

"Baiklah," Masami mengangguk, lalu menatap ke arah wanita bersurai merah muda itu. Sebelum masuk, Masami kembali membuka mulutnya. "Hubungi aku jika butuh bantuan, [Name]."

[Name] tersenyum tipis, "tentu."

Di dalam, [Name] melihat seorang wanita bersurai pirang bergelombang yang sedang duduk. Dalam sekali lihat, [Name] tahu itu orang yang akan berbicara dengannya.

[Name] menghampiri wanita itu, wanita itu menyadari kehadiran [Name] dan memasang senyum di wajah cantiknya.

"Nona Shimizu?"

"Ya." [Name] mengangguk, dia duduk ketika sudah dipersilahkan oleh wanita itu. [Name] memandangi wajah cantik wanita itu.

Rambut pirang panjang bergelombang, yang akan bersinar seperti emas ketika ditimpa sinar matahari. Sorot mata yang teduh dari bola mata berwarna pink, hidung yang mancung, bibir yang merah muda, dan warna kulitnya yang sangat cantik.

Bahkan sifat wanita itu sangatlah humble dan baik, dia menawarkan kue dan pesanan ke [Name].

Seperti malaikat. Itulah isi pikiran [Name], [Name] sadar wanita ini menjadi sorot pandangan semua orang di cafe. Jika Athy sudah dewasa, apakah dia akan secantik wanita ini?

"Nama saya Diana." Wanita itu mulai memperkenalkan dirinya, "saya ibu dari Athanasia..."

"Saya tahu, tolong langsung ke intinya." Potong [Name].

Diana mengangguk, "saya seorang wanita yang bertubuh lemah. Dari awal ketika mengandung Athanasia, dokter berkata kondisi saya mengkhawatirkan.."

"Suami saya meminta saya untuk menggugurkan kandungan saya, karena jika tidak, saya bisa saja tewas." Pegangan Diana mengerat pada cangkir teh miliknya, "tapi saya bersikeras untuk mempertahankan Athanasia..."

[Name] diam mendengarkan. "Ketika saya berhasil melahirkan Athanasia, kesehatan saya drop, butuh waktu 2 tahun bagi saya untuk kembali sehat, dan ternyata selama itu..."

"Suami Anda menyingkirkan Athanasia." Timpal [Name]. Ketika menyadari wanita di depannya tidak sanggup melanjutkan kalimatnya.

Diana mengangguk, bulir-bulir air mata mulai turun. "Saya kira, saya tidak akan bisa bertemu dengan Athanasia lagi..! saya kira, saya adalah ibu yang buruk.."

"Ibu macam apa aku yang menelantarkan anaknya?!" Diana memukul meja di depannya dengan pelan. "Karena itu... ketika saya mengetahui Athanasia masih hidup... saya sangat bahagia, bahagia sekali.."

"Saya ingin bertemu dengannya..." tangan Diana gemetar, bahunya juga. Dia benar-benar menangis.

[Name] hanya memandang dalam diam. Dia mengangguk, mengerti kondisi dan keadaan wanita di depannya. Tapi, melepaskan Athanasia...

"Karena Anda sendiri tahu bahwa kehilangan anak adalah mimpi buruk bagi setiap Ibu," [Name] menatap Diana yang mulai mengangkat kepalanya untuk menatap wanita bersurai merah muda itu, "saya tidak mau melepaskan Athy."

Tubuh Diana menegang, [Name] jelas menyadari hal itu. "Maaf, tapi sebagai sesama seorang Ibu, saya harap Anda mengerti."

Diana tersenyum getir, dia mengangguk dan mengusap air matanya. "Tentu! saya tahu itu dengan jelas!"

Diana tersenyum lebar, dia lalu kembali menanyakan hal-hal tentang Athanasia. [Name] menjawabnya satu persatu, bahkan menunjukkan foto Athanasia. Kedua wanita yang menyandang status sebagai seorang ibu, dengan mudahnya bisa dekat.

Tapi, setelah pertemuan itu.. rasanya [Name] dihantui rasa bersalah. Dia melihat dengan jelas binar kebahagiaan wanita itu ketika mendengar fakta tentang Athanasia.

[Name] memandangi wajah Athanasia yang terlelap, kata Akira, Athy menunggu [Name] pulang sampai ketiduran. Wanita itu tentu saja tersenyum, memandangi wajah cantik putrinya.

Secara perlahan, [Name] meletakkan tasnya, lalu beralih memeluk putrinya dengan lembut. "Maafkan Bunda yang jahat pada Ibu kandungmu, Athy..."

Ah, [Name]. Andai kau tahu, bahwa bagi gadis kecil di depanmu, hanya kaulah ibunya.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
BUNDA! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang