❝ 𝘚𝘦𝘵𝘦𝘭𝘢𝘩 𝘍𝘦𝘴𝘵𝘪𝘷𝘢𝘭 (3 𝘚𝘦𝘭𝘦𝘴𝘢𝘪) ❞

739 207 17
                                    

━━━━SETELAH FESTIVAL (3 SELESAI)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

━━━━SETELAH FESTIVAL (3 SELESAI)

YUKIMIYA menatap ke arah bucket bunga yang dia bawa, dia merasa gugup. Dalam pikirannya terus menerus mengulang kalimat, aku kesini untuk menjenguknya karena khawatir.

Ini semua berawal dari Otoya yang menyadari kalau [Name] tidak masuk ke kampus tanpa keterangan kemarin. Sae, Aiku, dan Otoya sudah berusaha untuk menghubungi [Name]. Tapi mereka tidak mendapatkan balasan.

Jangankan balasan, dibaca saja tidak. Sehingga akhirnya Otoya menanyakan kondisi [Name] langsung ke Yukimiya.

"Gue, Sae sama Aiku bakal nyamperin [Name] ke apartemennya nanti jam lima sorean, mau main futsal dulu. Lo bisa duluan?"

Ucapan Otoya terngiang-ngiang di kepala pemuda berkacamata itu. Yukimiya berdeham, dia menatap ke arah pintu apartemen di depannya.

Ting tong!

Bel dibunyikan, tapi tidak ada jawaban.

Jangankan jawaban, tanda-tanda kehidupan saja tidak ada.

Rasa cemas mulai menggerogoti Yukimiya, tapi dia menepis semua rasa cemasnya dan kembali membunyikan bel.

Ting tong!

Apa [Name] sedang pergi? Yukimiya berbatin bingung.

Shimizu [Name]

Halo, [Name] |
Aku ada di depan apartemenmu |
Kamu dimana? |
Kamu lagi pergi bareng Athy? |
Send . 16:15

Belum dibaca... Yukimiya menghela nafas, mungkin saja [Name] sesibuk itu sampai tidak bisa mengecek ponselnya.

Iya, pasti seperti itu.

Yukimiya memandang ke pintu apartemen [Name], walaupun dalam hati berkata seperti itu, nyatanya dia masih khawatir dengan wanita bersurai merah muda itu.

"[Name]-san, ini aku, Yukimiya." Yukimiya berujar dengan pelan, masih mencoba. "Kalau kamu ada di dalam, bisakah kamu mengijinkan ku masuk, [Name]-san?"

Hening.

Tidak ada jawaban. Sama sekali tidak ada, Yukimiya menghela nafas lelah, dia menyerah sekarang.

Yukimiya meletakkan bucket bunga di depan pintu apartemen, "aku membawakanmu bunga. Semoga kamu menyukainya. Aku pamit dulu, [Name]-san."

Ketika Yukimiya berbalik, hendak berjalan pergi dari apartemen [Name], sebuah suara menghentikannya.

Ceklek.

"Tidak mau mampir?" tubuh pemuda itu menegang, dia langsung menoleh ke belakang dan menemukan wanita yang dicarinya berdiri memegang bucket bunga.

Rasa lega menghampirinya, Yukimiya bergegas mendekat. "[Name]-san! ternyata kamu ada di rumah dari tadi? kenapa tidak membaca pesanku?"

Wanita itu terkekeh pelan, "maaf, aku sedang banyak urusan.. Otoya memintamu ke sini, ya? maaf merepotkan."

"Tidak, tidak apa-apa kok." Yukimiya tersenyum lembut, namun sedetik kemudian matanya menyadari sesuatu. "[Name]-san, kamu menangis?"

"Uh? aku?" [Name] tertawa, lalu menggelengkan kepalanya. "Aku tidak menangis! kau pasti salah lihat."

"[Name]-san," Yukimiya memanggil nama [Name] dengan bara lirih, "apa kamu menangis?"

"Siapa yang membuatmu menangis?"

[Name] terdiam dengan senyumnya yang perlahan mulai luntur. "Yuki-san.. bisakah kau mengabaikan itu?" dia berbisik.

Mengabaikannya? bagaimana?

Bagaimana caranya?

"Seandainya aku bisa..." Yukimiya membalas, dia juga berbisik, membuat hanya [Name] yang bisa mendengarnya, "seandainya aku bisa mengabaikannya.. tapi aku tidak bisa.."

[Name] menunduk, membuat raut wajahnya tak terbaca. Tapi Yukimiya tahu dan sadar, kalau wanita ini menangis. "[Name]-san, apa kau keberatan kalau... aku memelukmu?"

Bruk.

[Name] langsung menubruk tubuh Yukimiya, membuat pria berkacamata itu terhuyung ke belakang. Namun dengan sigap, Yukimiya menahan tubuhnya.

Yukimiya diam, tangannya secara perlahan mengelus kepala wanita di dekapannya.

"Kenyu..." Kenyu? ah, benar. Kalau ada masalah.. [Name] langsung memanggil pemuda itu dengan nama kecilnya, "orang tua kandung Athy datang.. dan dia memintaku untuk mengembalikan Athy ke mereka.."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
BUNDA! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang