Tidak terasa Sean sudah satu Minggu di Korea dia sekarang sedang menikmati kebersamaan berama istrinya yang sangat dia cintai dan rindukan.
Sean dikejutkan dengan gedoran pintu kamar dia sangat marah karena baru kali ini ada yang berani menggedor pintu cukup keras.
Sean membuka pintu kamar dengan ekspresi wajah mematikan dan terlihat seorang pria yang sedang berdiri dan menunduk memberi hormat.
"Maafkan saya Presdir"
"Apa kau sudah bosan hidup sekarang" Sean semakin marah saat anak buahnya memotong pembicaraannya.
"Maafkan saya Presdir tapi ini sangat darurat nyonya Airin mau melahirkan".
Belum sempat anak buah Sean menyelesaikan omongannya Sean langsung panik dan segera turun kebawah mencari keberadaan istrinya. Dan terlihat beberapa pelayan yang sedang memegangi tangan Airin.
"Cepat kau siapkan mobil" ucap Sean dengan suara tegasnya dia segera menghampiri Airin dan menggendongnya.
"Sean aku bisa berjalan" ucap Airin dengan suara yang menahan rasa sakit karena mau melahirkan.
"Sudah kau diam saja"
Beberapa mobil mengikuti mobil Sean. Sean memegang tangan Airin.
"Kau jangan panik ada aku disini"
Airin tersenyum dan terasa melihat ekspresi wajah Sean.
"Kenapa kau tertawa apa kau tidak merasakan sakit dan takut"
"Tentu saja sakit tapi aku tidak panik Sean yang panik adalah dirimu"
Sean menarik nafas menstabilkan ekspresi wajahnya benar yang dikatakan oleh Airin jika Sean sekarang benar-benar sangat panik.
Airin meremas tangan Sean. "Auuuhhh perutku sangat sakit Sean".
"Kau sabar dulu sayang sebentar lagi kita akan sampai dirumah sakit".
Sean berusaha menenangkan Airin yang sedang menahan rasa sakit diperutnya.
"Cepat kau bawa mobilnya" ucap Sean membentak keras anak buahnya yang sedang menyetir.
Tiba dirumah sakit Airin segera disambut oleh beberapa dokter dan perawat yang segera menyuruh Airin untuk berbaring.
"Tidak perlu memberi hormat apa kau tidak lihat istri ku sedang kesakitan" bentak Sean kepada para dokter karena masih sempat memberi hormat pada Sean.
Beberapa dokter dan perawat sangat terkejut ketika mendengar suara Sean.
Sean dan Airin sekarang sedang berada diruang bersalin Sean menemani Airin yang sedang berbaring dengan posisi mengangkang lebar.
Wajah Airin sudah mengeluarkan keringat tangannya menggenggam tangan Sean dan satunya meremas seprai.
Sean sekarang sangat panik melihat kondisi airin yang sangat kesakitan bahkan Sean ingin menangis sekarang.
Dokter mengintruksikan kepada Airin untuk menarik nafasnya dan mengejan.
Airin mulai mengejan dengan suara yang cukup keras rasanya sangat sakit hingga beberapa buliran air matanya mengalir.
Dia sudah meremas seprai dan meremas tangan Sean dengan sangat kuat.
"Bagaimana jika operasi saja" ucap Sean karena sudah tidak tega melihat airin yang sangat kesakitan.
Tapi Airin menggelengkan kepalanya tidak mau dia kekeh ingin melahirkan secara normal.
Sean sedari awal sudah menyuruh Airin untuk operasi saja tapi Airin tidak mau dia memaksa ingin melahirkan secara normal karena kata dokter tubuh Airin sehat dan baik-baik saja untuk melahirkan secara normal.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY SPOILED WIFE
Romance*TAMAT* "sangat berisik dan manja kenapa aku harus menikah dengan gadis itu bahkan dia saja tidak bisa mengurus dirinya sendiri" ~ Sean Alexander " Apakah aku tidak mimpi diusia yang masih cukup muda ini aku akan menikah dengan pria berusia 30 tahun...