Chapter 27

760 149 1
                                    


JENNIE

Jennie bangun dengan perasaan sedikit kaget, dan dia tahu dari cahaya ruangan bahwa sekarang sudah dini hari. Dia bangun dari tempat tidur, pergi ke kamar mandi, dan berjalan pelan menyusuri lorong.

Jisoo-nya tidak datang dan tidur dengannya ketika dia sudah tenang seperti yang Jennie kira. Dia sudah memikirkannya sepanjang malam, dan Jisoo benar... Seharusnya dia bertanya pada Jisoo sebelum mengambil kesimpulan. Tapi Jisoo seharusnya memberi tahunya bahwa Soojoo datang kepadanya, dan Jisoo seolah menipunya ketika menyembunyikan kunci itu. Mereka berdua salah di sini dan Jennie tidak ingin disalahkan sendirian.

Jennie membuka pintu kamar tidur dan bahunya merosot. Tempat tidur yang kusut itu kosong.

Jisoo pasti baru saja pergi, padahal biasanya dia berangkat jam 5:30 pagi.

Jennie turun ke bawah dan membuat secangkir teh untuk dirinya sendiri, lalu duduk di meja dapur sambil minum dalam diam.

Apa yang harus aku lakukan sekarang?

Shit, aku tidak bisa menghabiskan hari ini dengan perasaan khawatir.

Jennie mengeluarkan ponsel dan menghubungi nomor Jisoo.

"Halo," Jawab Jisoo dengan nada sedih.

"Hai" Jennie tersenyum gugup. "Mengapa kau tidak membangunkanku sebelum kau pergi?"

"Apa gunanya?"

"Jisoo" Lirih Jennie. "Apa yang kau harapkan akan aku lakukan dalam situasi seperti itu?"

"Persis seperti apa yang telah kau lakukan." Jisoo berhenti sejenak. "Lagipula, aku anak appaku."

Hati Jennie jatuh. "Hentikan dan kembali ke rumah. Kita akan menyelesaikannya."

"Aku tidak bisa, aku harus bekerja"

Jennie memejamkan mata. Sialan, kenapa aku lepas kendali sebelum berbicara dengannya?

"Apakah aku akan bertemu denganmu malam ini?"

"Aku sibuk."

Jennie mengerutkan kening.

"Sampai jumpa nanti" Jisoo menutup telepon.

***

Lima jam untuk melakukan sesuatu adalah waktu yang lama. Jennie memilah-milah surat di atas meja seperti zombie, pikirannya bersama dengan Jisoo dan bagaimana menurut Jisoo dia tidak akan menemuinya malam ini.

Dia bilang bahwa dia mencintaiku.

"Apakah kau baik-baik saja?" Jihyo mengernyit. "Kau tampak seperti zombie sepanjang hari"

"Tidak, aku merasa sakit," Jennie berbohong.

"Pulanglah" Perintah Jackson. "Kami tidak menginginkannya."

"Ya, pulanglah," kata Jihyo. "Kita berhak pulang saat sakit. Pergi saja, dan kami akan memberi tahu mereka setelah kau pergi bahwa kau muntah"

"Benarkah?" Aku bisa pergi dan menemui Jisoo yang sedang bekerja. "Apakah tidak apa apa?" Jennie bertanya.

"Tentu! Pergilah."

Jennie tidak tahan membayangkan Jisoo berpikir bahwa menurutnya dia seperti ayahnya sendiri.

Jennie harus memperbaiki situasi itu sekarang.

Dia sangat khawatir tentang hal itu.

***

Nona Jisoo ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang