Chapter 35.1

1.1K 122 6
                                    


JENNIE

"Apa-apaan ini?" Jisoo tergagap, mata terbelalak. "Mereka bohong. Aku tidak berada di lbiza. Kau tahu semua omong kosong ini dibuat-buat, aku bersamamu sepanjang waktu. Dan aku bahkan tidak mengenal Park Minyoung."

Jennie memelototinya.

"Ini bukan salahku," Tambah Jisoo.

Jennie mencondongkan tubuhnya. "Jisoo, pergi ke bar dan ambilkan aku minuman lagi, tolong. Kenapa kau tidak menyimpan juniormu di celanamu selama ini?" Bisiknya dengan marah.

"Percayalah, aku penasaran hal yang sama," Jisoo tergagap bingung saat dia berdiri. "Berapa banyak minuman yang kau mau?"


Jennie memelototinya, merasa seperti uap merah keluar dari telinganya.

"Aku akan memesan satu botol," Gumam Jisoo pelan.

Jennie tetap menatap tajam ke arahnya dan Jisoo bergegas pergi ke bar untuk menghindari amarah wanitanya itu.

Jennie menarik napas dalam-dalam untuk mencoba dan menenangkan diri.

Ini tidak seperti yang direncanakan.

***

Tiga jam kemudian, dan Jennie membaca bukunya di pesawat. Pada perjalanan normal, dia pasti sudah akan tertidur lelap sekarang.

"Apakah kau masih marah padaku?" Jisoo berbisik.

"Aku tidak marah padamu," Ucap Jennie, datar, mata terpaku pada bukunya. Dia bahkan tidak membaca, dia terlalu marah untuk melihat kata-kata di dalam buku. Dia tidak tahu bagaimana dia akan menjelaskan situasi ini kepada sang daddy dan oppanya begitu mereka tahu hubungannya dengan Jisoo. Apa yang lebih buruk adalah bahwa inilah yang tidak keduanya inginkan terjadi.

Jennie merasa seperti orang bodoh mengetahui bahwa semua orang pasti mengira Jisoo mempermainkannya, meskipun dirinya sendiri tahu itu tidak benar.

"Sepertinya kau marah padaku. Kau tidak benar-benar ramah padaku. Kau belum mengatakan sepatah kata pun dalam tiga jam terakhir."

Jennie menatap Jisoo datar. "Aku boleh marah dengan suatu situasi. Seluruh dunia tidak berputar di sekitarmu, kau tahu."

Jisoo melebarkan matanya. "Ya ampun." Dia berpikir sejenak. "Apakah ini PMS mu yang berbicara?"

Jennie menatapnya.

"Maksudku, apa yang akan kau katakan kepadaku jika kau tidak memiliki hormon bitch yang mengalir dalam darahmu sekarang?"

Seolah-olah ada yang keluar dari telinga Jennie sekali lagi, wanita itu benar-benar bodoh pikirnya.

"Apa yang akan aku katakan kepada mu adalah... shut the hell up."

Jisoo terkekeh dan mengangkat tangan Jennie untuk mencium punggung tangannya. "Kau seksi saat marah, Kim."

Jennie menghela napas berat dan kembali mengalihkan perhatiannya ke arah bukunya.

"Kau tahu itu tidak benar, kan?"

"Nde."

"Jadi kenapa kau masih marah denganku?"

"Karena aku terlihat seperti orang bodoh."

"Tidak, kau tidak bodoh."

"Aku tampak bodoh."

"Tapi kita tahu yang sebenarnya." Jisoo mengerutkan kening.

"Dan tidak ada orang lain yang tahu hal sebenarnya."

Nona Jisoo ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang