Chapter 10

1.3K 163 5
                                    


JENNIE

Irene mengerutkan hidungnya. "Apa maksudmu?"

Jennie menghembuskan napas dan tenggelam lebih dalam di tempat duduknya. Mereka duduk di lantai ruang tamu setelah makan. "Seperti yang kukatakan. Jisoo muncul di tempat kerjaku dan dia sangat cantik, jadi kami pergi makan malam." Dia mengangkat bahu. "Semuanya berjalan baik, dan kemudian kami kembali ke sini. Satu hal mengarah ke hal lain, kami mulai making out, semakin menjadi panas dan... oh, sangat nikmat. Kemudian pada menit berikutnya aku merusaknya dengan mengatakan bahwa aku masih perawan."

Wajah Irene tampak penasaran. "Dan?"

"Dan... dia pergi."

"Apa?" Irene melongo, ketidakpercayaannya jelas muncul di wajahnya.

"Aku tahu."

"Tapi bukan kah batang suka perawan, kan?" Irene mengerutkan kening. "Aku tidak mengerti?"

"Tapi apakah mereka benar-benar menyukainya?" Jennie mendengus. "Aku dua puluh empat tahun dan aku sama sekali tidak bisa membuat seseorang mendekatiku, Irene."

Irene memutar matanya. "Tolong, jangan hina kepintaranku. Ada banyak pria dan wanita yang mengejarmu."

"Serius untuk saat ini dan hadapi faktanya. Aku seorang putri es yang menakuti sebagian besar dari mereka." Jennie menghela sedih.

"Jangan tersinggung dengan hal itu. Semua ini bukan karena mu, ini karena Jun Myeon dan semua hal yang berhubungan dengan menjadi seorang Kim."

Jennie menghabiskan wine miliknya karena rasanya saat ini menyedihkan.

"Dan kau benar-benar menyukai wanita ini?" Irene bertanya dengan tenang.

Jennie mengangkat bahu dengan sedih. "Bukan dirinya secara khusus, lebih dari apa yang ada pada dirinya, kau tahu? Dia menyenangkan, nakal, dan cantik. Dia juga lebih tua dariku, dan aku tidak akan pernah diizinkan berkencan dengannya karena dia seorang player terkenal." Dia mengerutkan keningnya saat dia mencoba menjelaskan pikirannya. "Tapi... aku hanya ingin bersenang-senang sekali saja. Jelas sekali aku tidak mencari pernikahan atau apa pun. Satu-satunya hal yang keluargaku lihat ketika mereka memikirkan seseorang yang bersamaku adalah karena orang itu hanya ingin bersamaku demi uang ku. Aku ingin seseorang bersama ku karena aku adalah diriku. Aku ingin sesuatu yang menyenangkan, seks, seperti yang bisa kau lakukan. Seperti yang seharusnya dimiliki setiap wanita di masa mudanya."

Temannya mengangguk, wajahnya penuh pengertian. "Siapa yang tahu menjadi kaya itu sangat membosankan?" Ucapnya dan memandang ke udara.

Jennie mengisi ulang gelas wine temannya. "Benar-benar," Dia memberi wine-nya. "Dan Vernon terlalu protektif dan menyebalkan."

"Itu pekerjaannya. Jangan salahkan dia untuk itu."

"Ya, aku mengerti, tapi Jisoo berbeda. Dia tidak mencoba merayuku. Dia jujur ​​dan memberitahuku bahwa dia hanya ada hubungan yang dipanggil friends with benefits, kau tahu. Dia tetap menjadi dirinya sendiri, dan kau tahu apa? Itu sangat menarik."

"Jadi, sekarang kau ingin menjadi 'friends with benefits' Jisoo?"

"Tidak. Aku tidak tahu apa yang kuinginkan, tapi aku tahu bukan ini."

Nona Jisoo ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang