JENNIEDelapan minggu kemudian
"Pegang kuncinya menghadap wajahmu seolah-olah kau akan menciumnya," Perintah Jisoo.
Jennie memutar matanya sambil menyeringai, diam-diam menyukai arahan Jisoo. Dia melakukan apa yang diperintahkan dan menahan kunci sementara Jisoo mengklik ponselnya.
Masih dini pada hari Senin malam, dan mereka sedang berdiri di depan pintu kantor baru Jennie, baru saja mengambil kunci. Jisoo berperan sebagai fotografer acara tersebut.
"Oke sayang." Jisoo menunjuk ke arah kunci. "Buka kantor barumu."
Jennie memutar kunci dan membuka pintu yang berat itu, melihat huruf-huruf besar di dinding di belakang meja resepsionis.
L.A.J
"Legal Assistant Jennie," Jisoo membacakan dengan suara keras, sambil dengan lembut menusuk perut sang kekasih.
"Oh my god, Ji. Aku tidak percaya kita berhasil melakukannya."
"Kau yang melakukannya." Jisoo tersenyum bangga dan membawa Jennie ke dalam pelukannya.
Jennie tersenyum pada wanita cantik di depannya. "Terima kasih, aku tidak bisa melakukan ini tanpamu."
Jisoo mengecupnya dengan lembut. "Ya, kau bisa melakukannya."
"Aku benar-benar tidak bisa melakukannya sendirian. Kau adalah wanita yang paling suportif yang pernah aku temui, dan kau adalah pacar ku. Kau juga telah membantu ku di setiap langkah."
Jisoo mengerutkan hidungnya. "Ku pikir kau akan mengatakan 'pacar paling hot dalam sejarah', tapi ya terserah."
Jennie terkikik. "Itu juga."
"Ku rasa meja mu sudah tiba hari ini. Ayo kita lihat." Jisoo tersenyum.
Jennie melewati lorong dan membuka pintu ke ruangannya. Mulutku otomatis terbuka lebar.
Mejanya sudah tiba, dan di atasnya ada vas bunga yang indah. "Jisoo," Ucapnya pelan ketika dia melihat semua bunga itu dan menyadari satu kartu pada salah satunya. Dia membukanya.
Untuk Jennie-ku yang cantik
Selamat.
Aku sangat bangga padamu.
Kau adalah cahaya hidupku.
Aku mencintaimu,
Jisoo
Mata Jennie langsung berkaca-kaca dan menoleh ke arah Jisoo.
"Aku mencintaimu." Jisoo tersenyum lembut padanya.
"Aku wanita paling beruntung di dunia," Bisik Jennie, diliputi emosi.
Dia kembali mengalihkan perhatiannya pada mejanya dan melihat tas kerja hitam. "Ada apa di dalamnya?"
"Itu perlengkapan untuk kantormu." Jisoo menyeringai dengan tatapan nakal di matanya.
Jennie mengerutkan kening bingung dan membukanya. Semua diatur dan ditempatkan secara strategis di dalam tas hitam itu adalah berbagai macam dildo dan mainan seks.
"What the hell?" Jennie terkesiap saat matanya langsung tertuju pada wanita di belakangnya. "Jisoo!"
Jisoo terkekeh melihat reaksi kaget di wajah Jennie.
"Untuk apa aku membutuhkan ini?"
"Untuk disimpan di mejamu jika terjadi keadaan darurat."
Jennie melongo. "Kau pikir aku akan melakukan masturbasi di ruangan ku? Apa kau gila?"
Jisoo mengangkat bahu. "Ini merupakan pereda stres yang hebat. Berbisnis itu sulit, sayang."
"Oh gosh." Jennie memutar matanya. "Kau adalah seorang maniak seks." Dia membanting tas hitam itu hingga tertutup. "Kita akan membawanya pulang. Tidak mungkin aku melakukannya di sini."
Jisoo menjilat bibirnya, nafsu berkedip di matanya, "Malam ini threesome."
"Kau ingin melakukan threesome denganku dan sebuah dildo?"
"Benar sekali."
"Kim Jisoo, kau benar-benar maniak seks."
Jisoo menyentuh pantat Jennie dan sedikit menggigit lehernya. "Yang suka menonton mu melakukan masturbasi."
tbc...
![](https://img.wattpad.com/cover/321290396-288-k494314.jpg)