JISOOVernon menatap dalam ke manik matanya. "Maksudku... apakah kau pernah berhubungan seks dengan laki-laki?"
Jisoo terbelalak. "Ani, kenapa kau menanyakan ini padaku?"
Vernon mengangkat bahu dan meneguk birnya.
Jisoo menatapnya sejenak, pikirannya penuh dengan emosi. Untuk apa pria itu bertanya padanya? "Tidak," Kata Jisoo ragu-ragu. "Aku tidak pernah melakukannya laki-laki."
"Pernah disetubuhi oleh laki-laki?"
"Tidak." Jisoo semakin mengerutkan kening. "Ya ampun, aku suka vagina, seorang wanita."
Vernon menatapnya sejenak, "Hm, vagina." Dia menganggukkan kepalanya.
Jisoo menggelengkan kepalanya dengan jijik karena dia seolah baru saja mendiskusikan bagian tubuh Jennie dengan sang bodyguard. Hari ini terlalu banyak yang terjadi. Jisoo merasa kepalanya akan meledak. Lagi, kenapa Vernon menanyakan itu padanya sekarang?
"Aku akan kembali ke atas." Jisoo berdiri terburu-buru, agak tidak nyaman.
Kang kembali ke bar. "Apa yang aku lewatkan?" Dia bertanya, melihat di antara keduanya. "Juga, bisakah kita membicarakan persyaratan kerja baru kita?"
Vernon menatap lurus ke depan dan meneguk birnya, jelas tidak tertarik dengan persyaratan kerja.
"Besok. Aku akan ke atas."
"Okay."
Jisoo berjalan ke lift dan menekan tombol dengan paksa. Pintu terbuka, dan dia mengirim pesan kepada Lisa dan Seungwan.
Sarapan pukul tujuh. Aku perlu bertanya sesuatu.
Hari yang sangat berantakan.
***
Mata Jisoo tertuju pada wanita cantik yang tidur di ranjangnya. Rambut kekasihnya tampak berantakan di atas bantalnya, dan matanya terpejam saat dia tidur. Jisoo menunduk ke bawah dan perlahan mengangkat selimut untuk menutupi tubuh wanitanya, dan dengan lembut dia mencium wajah cantik itu.
Tubuh Jennie bolak-balik sepanjang malam.
Keduanya begitu.
Pikiran Jennie tertuju pada keluarganya, pikiran Jisoo tertuju pada Vernon.
Kenapa Vernon bertanya padanya tentang apakah dia pernah meniduri pria? Itu sangat random, dan waktunya juga aneh. Apakah pria itu mendengar sesuatu tentangnya yang akan dirilis ke majalah lagi? Jika benar, itu adalah...
Kebohongan lain lagi.
Dia tidak akan membiarkan para bajingan itu, mereka akan melakukan apa saja untuk sebuah cerita-apa pun yang bisa menyebabkan nilai kejutan dan akan membuat orang-orang membeli sampah mereka. Jisoo merasa muak dan benar-benar luar kendalinya di atas situasi.
Jennie pantas mendapatkan yang lebih baik dari ini. Jauh lebih baik. Pikirnya.
Jisoo meraih ponsel Jennie dan menyetel alarmnya untuk berbunyi dalam satu jam lagi. Wanitanya itu sangat kesal tadi malam, membuatnya lupa melakukannya. Jisoo membungkuk dan menyisir rambut Jennie dari wajahnya.
"Aku pergi, sayang," Bisik Jisoo. "Aku mencintaimu."
Jennie tersenyum mengantuk dengan mata tertutup. "Aku juga mencintaimu." Dia memeluk sang pacar.
Jisoo memeluknya erat-erat, dan dengan pandangan terakhir pada sang cinta, dia mencium pipinya dan meninggalkannya dalam tidur damai nya.
Jisoo punya segunung sampah untuk diselesaikan hari ini.
![](https://img.wattpad.com/cover/321290396-288-k494314.jpg)