Chapter 32 [M]

2.6K 149 2
                                    


JENNIE

Apa?

"Maksudku..." Jisoo mengangkat bahu seolah malu dengan reaksi terkejut Jennie. "Itu hanya jika kau mau, dan aku akan sepenuhnya mengerti jika kau tidak mau." Dia berbicara terlalu cepat, tergagap dengan kata-katanya saat dia mencoba untuk menghilangkan rasa malunya.

Jennie tersenyum dan tetap diam saat dia melihat Jisoo.

Jisoo terus mengaduk makanan di dalam panci, menggelengkan kepalanya saat dia berpikir. "Itu..." Suaranya melemah. "Itu ide yang buruk, lupakan saja."

"Jisoo?"

Jisoo terus mengaduk dengan kepala tertunduk, tidak bisa menatap Jennie.

Jennie turun dari bangku dan berjalan ke depan Jisoo, melingkarkan lengan di lehernya. "Jisoo?"

Mata Jisoo bertemu dengannya.

"Mengapa kita tidak melihat bagaimana akhirnya saja?"

Kerutan muncul di dahi Jisoo. "Maksudnya apa?"

"Artinya kita sudah bersama selama lima menit, dan kupikir mungkin kita harus berhenti bergerak begitu cepat."

"Kau tidak suka dengan situasi ini?"

Jennie mencium Jisoo dengan lembut. "Aku suka bagaimana semuanya terjadi, tapi ini bukan perlombaan."

Jisoo memeluknya erat-erat. "Rasanya seperti itu."

Jennie menarik diri untuk melihat wajah Jisoo. "Kenapa?"

Jisoo mengangkat bahu. "Aku menunggu sepatunya jatuh dan semuanya berubah menjadi buruk."

"Jisoo," Jennie menghela nafas. "Itu tidak akan terjadi."

"Ini baru untukku, sayang. Semua ini." Jisoo mengangkat bahu lagi. "Perasaan..."

Jennie cekikikan. "Kau pikir ini hal baru untukmu? Cobalah menjadi aku sejenak. Aku mencoba terbiasa berhubungan seks, jatuh cinta, juga mantan pacarmu yang memasukkan kunci ke sakumu."

Jisoo menyeringai dan menarik diri dari pelukan Jennie. "Oh, aku bertemu dengannya hari ini."

Ekspresi Jennie jatuh. "Kau bertemu dengannya hari ini?"

"Nde." Jisoo kembali mengaduk makanan India di pancinya, memilih untuk tidak menjelaskan lebih lanjut.

"Dan?" Jennie mengerutkan kening.

"Ceritanya panjang."

"Aku punya waktu."

Jisoo menyiapkan makanan mereka dan meletakkannya di meja di depan keduanya. Jisoo juga mengisi ulang gelas wine mereka, membiarkan Jennie.. memerhatikannya.

Jisoo duduk dan mulai makan, seolah-olah dia tidak peduli dengan dunia.

"Kim Jisoo! Apakah kau akan memberitahuku apa yang terjadi atau tidak?" Ucap Jennie kesal.

Jisoo menghembuskan napas dalam-dalam. "Itu benar-benar hari yang buruk."

"Kenapa kau selalu dramatis?"

Jisoo terkekeh. "Tidak, sungguh, hari ini benar-benar hari yang buruk." Dia menyuap makanan ke dalam mulutnya. "Seperti... yah begitu."

Jennie menyuap makanan untuk dirinya sendiri. "Kenapa?"

"Jadi, Soojoo datang dan memberitahuku bahwa dia mencintaiku."

Mulut Jennie terbuka karena terkejut.

Jangan katakan apapun, jangan katakan apapun.

Nona Jisoo ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang