JISOOAngin laut menerpa kulitnya saat dia menatap pantulan cahaya bulan melintasi di atas air. Jisoo saat ini berada di balkon, jauh di atas lautan dengan pemandangan terindah di ujung jarinya.
Api menyala dan dia kembali menatap ke dalamnya.
Jisoo bisa mendengar perayaan di kejauhan. Ada musik yang teredam dan lampu berwarna digantung dari satu properti ke properti lainnya dan ke satu bukit di atasnya. Semuanya berkelap-kelip di kejauhan. Sering kali, penonton bersorak saat mereka merayakannya bersama.
Tawa mereka menggema di udara dengan gema yang menakutkan.
Malam Tahun Baru. Jisoo berada di Santorini, dan dia sendirian. Jennie tidak datang. Dan di sinilah dia, melihat-lihat foto Jennie di ponselnya, mengingat saat-saat indah mereka berdua.
Gambar demi gambar, dia bisa melihat wajah cantik Jennie yang tersenyum menatap balik ke arahnya.
Seolah dia bisa merasakan Jennie di tangannya, memeluknya. Jisoo masih ingat saat mereka pertama kali bertemu dan jantungnya mulai berdetak lebih cepat setiap kali Jennie menatapnya. Cara sesuatu yang berdebar-debar di dalam dirinya hanya karena senyumannya....
Ciumannya... ciumannya yang sempurna.
Jisoo menghembuskan napas berat dan mencubit pangkal hidungnya. Dia pernah mengalami hal buruk saat ulang tahun dalam hidupnya tapi yang ini lebih lagi.
Dia bahkan belum meninggalkan vila sepanjang hari, yakin jika dia pergi, Jennie akan datang saat dia keluar. Mungkin hanya Jisoo. Mungkin dia ditakdirkan untuk memiliki orang-orang yang dia sayangi akan pergi dari hidupnya.
Pikirannya kembali ke masa ketika dia merasa seperti ini—sendirian di kamarnya, menunggu seseorang meneleponnya di hari ulang tahunnya.
Menunggu sang appa untuk mengulurkan ranting, dan berharap itulah tanda terkecil bahwa dia memang menyayanginya seperti ayah teman-temannya yang menyayangi anak mereka.
Jisoo mengusap wajahnya dengan kedua tangannya. Semuanya kacau.
Dan kemudian bel pintu vila berbunyi.
Bel pintu? Apa?
Jennie disini.
Jisoo berdiri dan berlari ke pintu depan, membukanya dengan tergesa-gesa. Tapi hanya Vernon yang berdiri di hadapannya, bukan Jennie.
"Hai." Jisoo melihat ke belakang pria itu. "Dimana dia?"
Simpati berkobar di matanya. "Jennie memintaku untuk membawakanmu ini." Dia mengulurkan amplop krim yang tersegel. Jisoo membaca namanya tertulis di atas sana dengan tulisan tangan yang cantik.
Matanya mencari tatapan Vernon. "Dimana dia?" Tanyanya pelan, menelan ludah dengan berat.
Vernon menggelengkan kepalanya. "Maaf, dia tidak ada di sini. Dia menginginkanku untuk menyerahkan ini padamu."
Jisoo tidak ingat menutup pintu, tapi dia kembali ke tempat apinya tadi, dan membuka suratnya.
Jisoo memegangnya dengan tangan gemetar.
Jisoo-ku,
Selamat ulang tahun sayang.
Aku berharap aku bisa bersamamu hari ini untuk merayakannya.
Jisoo mengerutkan keningnya dan surat itu dia tutup kembali. Dia tidak bisa melakukannya. Dia tidak bisa membaca surat itu. Dia tidak ingin surat sialan itu.
Dia hanya menginginkan Jennie.
Entah bagaimana, dia memaksakan diri untuk terus membaca.
Aku minta maaf atas rasa sakit yang kau derita selama dua minggu terakhir.
Tolong maafkan aku, sayang.
Menimbulkan rasa sakit ini adalah sesuatu yang tidak akan pernah bisa ku sembuhkan.
Kita bertemu seseorang pada waktu-waktu tertentu dalam hidup kita untuk alasan yang tidak diketahui.
Tapi aku tahu persis kenapa aku bertemu denganmu.
Kau mengajari ku cara mencintai, dan cara untuk dicintai dengan cara yang indah.
Aku tidak bisa cukup berterima kasih atas semua waktu yang kita miliki bersama.
Namun..
"Tidak." Jantungnya mulai berdebar kencang dan dia membaca sekilas surat itu. "Tidak, Jen." Matanya berkaca-kaca.
"Jangan lakukan ini padaku," Bisiknya dengan marah. "Jangan berani-beraninya melakukan ini padaku."
Tidak peduli seberapa keras aku mencoba, aku tidak bisa melupakan hubunganmu dengan Jiyeon.
Hal itu membunuhku dengan perlahan karena aku tidak bisa menjadi orang yang lebih dari ini, dan aku hampir tidak bisa melihat apa yang aku tulis melalui air mataku saat ini.
Hatiku benar-benar hancur, dan tidak akan pernah pulih.
Tidak adil bagimu untuk bersamaku saat cintaku padamu ternoda dengan cara ini.
Kau layak mendapatkan yang lebih baik.
Tidak semua kisah cinta berakhir bahagia, sayang. Ada yang indah, ada yang menakutkan, dan ada pula yang tragis,
Kisah cinta kita adalah semua hal itu.
Aku akan melepaskanmu, Ji. Kau akan selalu menjadi cinta dalam hidupku, wanita yang mengajariku siapa aku sebenarnya.
My soulmate dan segalanya bagiku.
Tolong ingat aku dengan cintamu, sayang. Dan seiring berjalannya waktu, aku tahu kau akan mengerti.
Cinta tidak bisa ternoda, apalagi cinta seindah milik kita.
Aku mencintaimu.
Dream catch me when I fall.
Jisoo menggenggam surat itu dengan erat dan menatap api di depannya.
Dream catch me when I fall.
Untuk beberapa alasan yang tidak masuk akal, Jisoo perlu mendengarnya. Dia perlu mendengar lagu mereka sekali lagi. Dia membolak-balik Spotify dan menekan tombol play.
Jisoo duduk dan menatap api saat irama dari lagu tersebut dimainkan di sekitarnya, dan dia mendengarkan liriknya yang membuka bagian terakhir hatinya.
Dia tidak cukup mencintaiku.
Jisoo melemparkan suratnya ke dalam api dan melihatnya perlahan-lahan terbakar dengan melodi yang hampir berakhir.
Dream catch me when I fall.
(Mimpi menangkapku saat aku terjatuh.)
Or else I won't come back at all.
(Atau aku tidak akan kembali sama sekali.)Jisoo merogoh sakunya dan mengeluarkan cincin pertunangan yang dia beli untuk Jennie. Apa yang bisa dia lakukan hanyalah menatapnya.
Jisoo memiliki begitu banyak harapan dan impian bagi mereka berdua ketika dia memilih cincinnya. Sorak-sorai terdengar di kejauhan, dan dia mendongak untuk melihat kembang api di atas air.
Saat ini tengah malam—awal tahun lainnya. Perayaan bagi sebagian besar orang.
Tapi seolah akhir dunia bagi Jisoo.
Dia berjalan ke tepi balkon, dan menatap cincin berlian itu, mata yang penuh dengan air mata. Tenggorokannya terasa sakit.
Kemarahan melonjak dalam dirinya, dan Jisoo melempar cincin itu sekuat tenaganya.
Dia melihatnya memantul dari bebatuan dan menghilang di malam hari.
Emosi menguasai dirinya, dan dia terisak, napasnya bergetar setiap saat dia menarik nafas.
"Selamat Tahun Baru. Happy fucking New Year."
tbc...
![](https://img.wattpad.com/cover/321290396-288-k494314.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Nona Jisoo ✔️
Fiksi PenggemarInnocent meet a player 🔺Jitop 🔺gxg 🔺16 September 2022