JENNIEDia berguling telentang dan menatap langit-langit melalui penglihatannya yang mulai buram.
Fuck this.
Jennie bangkit dan melangkah ke kamar mandi. Jisoo mandi, sedang menyabuni ke seluruh tubuhnya.
"Apa itu tadi, Ji?" Dia menuntut.
Jisoo memelototinya. "Aku juga ingin tahu."
Jennie merengut bingung. "Apa maksudmu? Kau baru saja meniduri ku dengan cara seperti kau tidak mengenalku."
"Itu karena aku tidak mengenalmu."
Ekspresinya jatuh. "Jisoo..."
"Kau terlambat," Bentaknya, dan jantung Jennie berdebar kencang. Jisoo benar-benar sangat terluka saat ini.
"Sayang." Jennie melangkah ke bawah air dan memeluk Jisoo. "Aku mencintaimu. Aku minta maaf. Aku harus menyelesaikannya sendiri, dan memakan waktu lebih lama dari perkiraanku. Aku tidak bisa mendapatkan penerbangan, dan kemudian aku menghabiskan sepanjang hari untuk meneleponmu. Kenapa kau tidak mengangkat ponselmu?" Tanyanya.
Jisoo berdiri kaku, tangannya jatuh ke samping.
Tatapan Jennie mencari Jisoo dan dia menangkup pipi wanita di depannya. "Bisakah kita bicara dan menyelesaikan semua ini bersama?"
"Waktu kita bicara minggu lalu, Jen. Tapi kau hanya mengabaikan ku dan membuat ku hancur."
"Aku tahu," Bisik Jennie pelan. "Aku juga hancur dan sekarang aku sadar."
Jisoo keluar dari kamar mandi dengan tergesa-gesa. "Aku tidak ingin melihatmu."
"Jangan katakan itu," Jennie memohon sambil meraih lengan Jisoo. "Aku merindukanmu."
Jisoo hanya diam, menatapnya.
Jennie mendekat dan dengan lembut mencium bibirnya. Dia meraih lengan Jisoo dan melingkarkannya di sekitar tubuhnya. "Aku mencintaimu, Kim Jisoo. Aku akan menghabiskan sisa hidupku denganmu dan memperbaiki semuanya."
"Bagaimana kau bisa melakukan semua ini padaku?" Tanya Jisoo pelan, suaranya serak "Aku tidak tahu dia sudah menikah. Aku bersumpah padamu."
"Aku tahu." Mata Jennie dipenuhi air mata. "Kau tidak tahu betapa sulitnya hal ini bagiku, Ji. Aku sangat terpukul dengan apa yang terjadi."
"Kau pikir aku menyukainya?" Jisoo menangis.
"Aku tahu itu juga. Aku tidak tahu bagaimana cara mengatasinya, tapi aku tahu bahwa aku tidak bisa hidup tanpamu. Aku sudah mencobanya dan aku tidak bisa."
Jisoo menatapnya.
"Biarkan aku tetap denganmu, menghabiskan minggu ini bersama mu, dan kita akan mencoba dan..." Jennie berhenti sejenak saat dia mengutarakan perasaannya. "Kita akan mencoba dan menyelesaikan semua ini bersama."
"Tidak."
"Aku tidak memaksa untuk kembali bersama. Aku hanya butuh waktu bersamamu," Jennie memohon, dan dia mencoba menarik mereka kembali ke bawah pancuran air.
Jisoo mengerutkan keningnya, seolah mengingat sesuatu.
"Ada apa?" Jennie bertanya.
"Sepertinya aku melemparkan cincin pertunanganmu ke tebing."
"Apa?" Jennie mengerutkan kening, bingung. "Kau punya cincin pertunangan?" Hatinya seolah terjun bebas dari dadanya ketika dia membayangkan Jisoo menunggunya dengan cincin itu, membuat matanya berkaca-kaca. "Oh my God... Jisoo, aku sudah merusak semuanya."
![](https://img.wattpad.com/cover/321290396-288-k494314.jpg)