Jealousy Jealousy

4.3K 388 74
                                    

I couldn't sleep😂😂😂😂😭😭
I try to wrote something but my mind got so messed up
Jadi aku update aja buat nutupin update tadi yg krasa berdosa😂😂😂

I couldn't sleep😂😂😂😂😭😭I try to wrote something but my mind got so messed upJadi aku update aja buat nutupin update tadi yg krasa berdosa😂😂😂

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Maaf ya guys aku ini emang author gak bener
😭😭😂😂 Sampe biniku juga nampol aku😭😭 gegara update tadi

But, gimana kalo sayang sama kalian jugak kasian 😭😂😂






Becky berdiri, berkacak pinggang menatapi lelap Freen padahal ini sudah jam setengah delapan pagi.

Kok, jadi dia yang tidur betulan.

Jam tujuh tadi, Ibu mengetuk pintu dengan pelan hingga ia bangun dengan hati-hati. Membuka pintu meski kantuk masih terasa, sang mertua ternyata menawarkan sarapan untuk mereka.

Tapi saat ia bilang kalau Freen belum bangun, Ibu dengan cepat mengangguk memahami lalu bilang, "nanti kalau sudah bangun, langsung sarapan, ya?"

"Iya, terimakasih ya, Bu." Becky tersenyum manis meski wajah sedikit pucat, yang dibalas mertua dengan senyum dan elusan rambut sebelum dia meninggalkan tempat agar ia kembali menutup pintu. Lalu pergi ke kamar mandi untuk bersihkan diri.

Tapi ... Selesai Becky mandi, ganti baju serta menyisir rambut. Wanita yang hamili dirinya itu masih belum juga melek.

Sepertinya dia lebih lelah. Begitulah pikiran Becky, jadi daripada ia menunggu yang lagi enak tidur. Mending dirinya turun ke bawah untuk sarapan. Duh, lapar sekali ini. Sekarang ia harus memberi makan ke empat tubuh sekaligus.

"Freen belum bangun?" Sang Ibu baru selesai sarapan, sementara Ayah sudah di depan teras-menyiram bunga.

"Belum, Bu. Aku tidak mau bangunkan dia, kakak jarang tidur lama. Jadi biarkan saja." Sang Ibu menarik tempat duduk kosong untuk ditempati, sambil mengucap terimakasih. Becky duduk dengan senyum, sementara mertua tuangkan susu segar untuknya minum.

"Makan yang banyak, ya." Sang Ibu sampai melebihkan porsi dari biasanya orang sarapan-semangkuk besar bubur dengan toping telur dan daging ayam serta kuah sayur segar-menantunya hamil tiga anak yang perlu di kasih nutrisi tiga-tiganya.

"Terima kasih, Bu." Becky tersenyum senang, serasa betulan punya Ibu kandung. Lalu meraih sendok untuk melahap makanan yang disiapkan.

"Merasa mual tidak?" biasanya trimester pertama sangatlah menyiksa, setiap saat mual, dan sering marah karena perubahan perasaan. Tapi melihat Becky yang masih tenang dan cerah. Sepertinya dia akan baik-baik saja.

"Iya, tadi jam setengah lima pagi Becky bangun karena mual dan muntah. Tapi sekarang mendingan." Kalau masih, Becky takkan bisa makan selahap ini.

"Kasiannya." Sang Ibu mengelus rambut panjangnya dengan tatapan perhatian. "Sabar, ya. Nanti pelan-pelan akan hilang."
Becky sangatlah merasa beruntung punya Ibu pengganti sekaligus mertua sebaik ini. Selain perhatian, dia bahkan lebih sayang pada dirinya ketimbang Freen anaknya yang nakal itu.

Call it What You Want (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang