The After Feeling

6.1K 460 110
                                    

WARNING!

Adult Scene 25+

Adult Scene 25+

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.






Freen menatap Becky yang kini memejam mata. Mengelus rambut panjangnya yang halus. Memeluk dalam keminiman cahaya kecil di dekat nakas. Ia mengecup kening karena hatinya ingin.

“Aku sangat mencintaimu.” Freen berbisik pelan, kini mengecup bibirnya tapi sang Istri malah buka mata.

“Kamu tak lelah?” Becky saja sampai hampir kehilangan suara, energinya kini habis. Meskipun yang menguasai percintaan ini tentu saja wanita yang lebih tua. Tapi bukan berarti ia tak merasa lelah, orgasme juga mengeluarkan banyak tenaga tahu!

“Aku bahkan masih sanggup untuk main satu kali lagi.” Freen nyengir, sumpah ia masih sanggup. Kalau saja tidak melihat ekspresi kelelahan Becky yang berkata bahwa Istrinya mulai kesakitan. Freen mungkin akan terus lanjut sampai pagi.

Oh, God.” Becky menutup muka. Malu pada jawaban yang diberikan Freen. Bisa-bisanya, ya dia.

Melihat reaksi menggemaskan, Freen makin eratkan pelukan dan singkirkan tangannya untuk melihat wajah yang paling dicintai ini. “Maaf ya, aku main terlalu bersemangat. Kamu jadi kesakitan.” Freen awalnya ingin main dengan posisi berbeda, tapi sang Istri malah menjerit kesakitan lalu menyuruhnya untuk berhenti. Jadi Freen berhenti. Merasa bersalah dengan birahinya yang begitu menggebu.

Becky ingin menutupi wajah lagi karena semakin malu jika dibahas. Tapi tangannya tak bisa ia naikkan sebab Freen telah mengeratkan pelukannya. Jadi yang bisa dilakukan hanyalah menunduk, bersembunyi di dada wanita yang lebih tua. Lalu bilang, “perutku sampai mual.” Karena saking kencangnya Freen menghantam.

“Ah? Perut kamu sampai mual, sayang? Kamu sudah hamil saja? Kita baru melakukan sekali Ini.” Freen bercanda, yang tentu perkataannya mendapatkan cubitan dari Becky.

“Freen!” beserta pukulan di lengan. Dia ini, kok malah meledek. “Apa kau bahkan tanya apakah Istrimu ini lapar atau tidak?” mereka melewati jam makan malam hanya untuk melakukan karena sudah tidak sabar. Mungkin itu kenapa Becky merasa mual bukan hanya karena perbuatan Freen tapi juga belum makan.

“Oh, kamu lapar sayang?” Freen menatap ke arah jam dinding yang sudah tunjukkan pukul satu malam. Ya Tuhan, mereka telah melakukannya selama hampir empat jam. Pantas saja Istrinya kewalahan dan merasa kesakitan.

“Aku lapar, apakah ada makanan?” Rumah ini sudah ditinggal selama hampir seminggu, apakah kulkas Freen aman?

“Aku tidak punya stok makanan segar. Sengaja tidak beli karena ingin pergi. Tapi masih ada daging di Freezer, dan sepertinya masih ada telur.”

“Apakah ada nasi?” Telur dengan nasipun tak masalah, yang penting Becky makan.

“Tidak ada, sayang. Tapi ... ada mie instan. Mau?”

Call it What You Want (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang