No Ekhem From Now On

4K 403 85
                                    

Hehhe, nighty night guys.
Gak tau deh, pengen update aja.

Sejujurnya aku pengen cepet-cepet nyelesaiin cerita ini biar bisa bikin crita baru. Ini random banget sih otakku emang plinplan kalo lagi nemu ide.

But, happy reading y'all🥰🥰mumu1000xx

But, happy reading y'all🥰🥰mumu1000xx

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Rutinitas pagi Becky semenjak hamil adalah; bangun lebih pagi hanya karena mual dan muntah. Paginya bahkan mengalahkan jam bangun Freen yang suka berolahraga.

Untungnya saja, perasaan ingin muntah itu hanya dipagi hari dan tidak seharian. Jadi ia bisa melakukan aktifitas mengajar seperti biasa.

"Kak! Jangan dihabiskan!" Becky kaget, saat Freen hampir saja menghabiskan seporsi rujak buah yang dibeli. Ia baru saja masuk ruang BK-Guru BK sudah mulai masuk, tapi beliau selalu pergi meninggalkan ruangan saat istirahat. Jadi kedua pasangan itu masih bisa memakai ruangan kosong saat istirahat saja. Tidak ada nana-ninu lagi atau mereka bakal jadi viral.

"Habisnya enakkk." Freen menelan suapan terakhir dalam mulut. Ia menengok pada rujak yang kini tinggal seperempat porsi.

"Kamu loh, belum makan nasi. Nanti tidak habis kalau sudah makan rujak duluan. Lagian yang ngidam itu aku, kenapa kamu yang doyan?" Becky mengambil duduk di sebelah Freen yang hanya nyengir sambil meminta maaf.

Ia menghela napas bersabar, tangan bergerak membuka kotak makan yang di pesan. Satu untuknya, satu untuk si Tua yang juga ikutan ngidam.

"Nanti aku beliin lagi kalau kurang, ya." Awal mula hanya menyicip, tidak tahu jika doyan betulan sampai hampir habiskan karena rasanya yang pedas-manis dan segar.

"Gampang, kalau aku masih pengin, pasti bilang." Becky menyibak rambut, menyelipkan ke belakang telinga lalu menyendok nasi dengan lauk Ikan asam-manis itu.

Freen saksikan rambut panjang Istri yang terasa menganggu saat makan, ingin menawari mengikat. "Aku ikat saja?" tidak ingin jawaban, ia meraih tali rambut yang ada di pergelangan Istri, mengumpulkan seluruh rambut ke belakang lalu mengikatnya rapi. Tak lupa mencium tengkuk mulusnya yang tampak memanggil belaian.

"Kak, mau aku colok ya, pake sendok?" Bukan cuman kecupan, Freen sengaja menjilat lalu menekan bibir pada leher hingga bahunya.

"Jangan dong, sayang. Nanti aku buta kalau begitu." Ia nyengir, hentikan aksinya, untuk kemudian ikut memakan makanan yang sudah berada di pangkuannya sejak tadi.

"Kamu memang sudah buta." Becky mencoba bercanda, yang dibalas Freen dengan wajah bingung.

"Huh?"

"Buta karena cinta!" lalu keduanya tertawa saat koneksi tersambung.

Dih, kok ia jadi malu. "Apa sih, cringe sekali." Becky sampai harus buang muka tapi telinga sudah merah menyala yang buat Freen mencolek pinggang Istri untuk menggodanya.

Call it What You Want (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang