The Drama

3.2K 348 110
                                    


Mayan sambil nemenin ngabuburit para jomblo😌😌

Silakan nikmati dramanya, entarannya kalian jangan pada nangis ya udah pada ngeledek Daday terus😌😌

Happy reading, love y'all mumu 100000x🥰🥰


Tidak tahu saja, bahwa Daniel-Michelle juga punya pertengkaran yang juga tak kalah hebat. Hampir sama dengan perdebatan sengit antara Freen-Becky terutama Becky yang emosinya berkobar-kobar padahal dilihat dari luar dia tampak kalem dan takkan mudah marah-marah.

“Pantas saja, ya. Si Becky itu ternyata cantik sekali, loh. Bukan hanya kamu yang susah move on, tapi juga mama kamu yang masih menyebut nama Becky sebagai teman SMA yang baik. Wow. Luar biasa. Kau bahkan sempat menyimpan fotonya di dompetmu tapi fotoku tak pernah dipajang dimanapun.” Michelle tak ingin menatap Daniel ketika marah, ia lebih memilih memandangi parkiran yang tak tampak apa-apa selain mobil tanpa nyala mesinnya.

“Tapi aku sudah tak memajangnya semenjak kita bersama, Chelle.”

“Kamu tidak perlu membela diri, Dane. Kau bahkan setuju kita akan menikah setelah sekian lama pacaran jarak jauh, mungkin karena; ternyata kamu tahu kalau sekarang Becky sudah menikah dan kelihatan bahagia bersama orang lain. Kamu memilih pernikahan ini bukan karena perasaanmu tapi karena kamu tak sanggup melihat kebahagiaan yang tak jadi milikmu.”
Daniel menghela napas, tak tahu harus berargumen apa lagi. “Semua yang aku katakan akan percuma, karena kamu intinya ingin menyalahkan aku atas segalanya. Jadi hal terakhir yang aku inginkan hanyalah meminta maaf dan berbaikan. Maafkan aku jika ternyata selama ini aku begitu egois.”
Michelle hanya palingkan muka, menatap luar jendela dengan air mata menitik ke bawah pipinya. Terlalu sakit untuk diteruskan.

~~*~~

Freen ingin sekali membakar gedung demi bisa menghanguskan suasana canggung ini. Meskipun sang Istri di samping tampak tenang dan tampilkan sedikit senyum—seolah baik-baik saja. Freen tak bisa tutupi bahwa ia tidak ingin berada disini, bahkan kaki bergerak-gerak di bawah sana dengan tidak nyaman.

Mereka duduk saling berhadapan, sesampainya di Cafe dan memesan makanan. Ke empat orang itu masih tampak diam.

Becky yang sadari tingkah Freen sejak tadi, menepuk sedikit pahanya agar diam dan tenang, pandangan ke arah makanan untuk menutupi perasaan—ingin pergi dari sini karena tidak nyaman.

“Bagaimana kalian kenal?” suara Michelle berhasil membangunkan ketiga kepala yang sedari tadi menunduk melahap makanan yang bahkan tidak tahu terasa enak atau buruk—dilihat dari ekspresi datarnya saja, mereka kelihatan tidak menikmati.

“Siapa?” Becky yang bicara dengan bingung, pertanyaan untuk siapa ini?

“Kau bisa ceritakan tentang awal ketemu Daniel, ataupun awal ketemu dengan suamimu itu.” Michelle bahkan tak butuh makan lagi. Ia hanya akan bicara dalam pertemuan yang mungkin bakalan jadi terakhir kalinya.

Call it What You Want (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang