Oh, yah. Tentu saja. Aku tahu aku tidak akan bisa mengandalkan Manda yang lembek.
Sedari awal, sangat awal, bahkan dulu sekali ... bukannya aku yang paling paham? Manda adalah seorang gadis yang tahu, tapi tidak pernah melakukan apa-apa untuk itu. Dia tahu luka-luka yang diderita seorang anak broken home, lalu dia tidak melakukan apa pun. Dia tahu trauma yang menghantui anak itu kemudian, sadar diri dia menjadi satu-satunya yang tahu, lalu dia tidak melakukan apa pun.
Hanya kebohongan manis yang selalu dihiburkannya untukku. Janji-janji. Senyum dan tawa palsu. Maaf yang kosong. Pinta untuk berjuang dan bertahan yang hambar. Bantuan hampa. Air mata yang tidak berguna.
Tentu saja. Pada akhirnya, yang bisa kuandalkan adalah diriku sendiri.
Maka semua akan baik-baik saja.
***
"Han, kita kehabisan waktu. Keberpihakan Lumuxin telah timpang kepada Wistarus."
Hancya mendongak dari cangkir tehnya yang mengepul, jelas tak menyangka bahwa momen eksklusifnya bercengkrama dengan dokumen laporan mingguan akan diganggu berita mencengangkan. "Kau serius? Meskipun Lumuxin yang paling tenang belakangan ini?"
"Justru itu," sambarku, berderap mendekati meja kerjanya. "Keberpihakannya tidak dideklarasikan dalam satu malam. Lumuxin ditarik selangkah demi selangkah setiap waktu oleh Wistarus. Pelan tetapi pasti, dan kita hampir terlambat."
"Beri aku bukti," tantangnya.
Apa Hancya adalah seseorang yang sulit percaya? Tidak juga. Kalau Hancya bertanya begitu padamu, malah artinya dia memercayaimu dan hanya membutuhkan satu langkah terakhir untuk mengunci rasa percaya itu.
Kalau tahu, itu tidak akan terasa begitu menyebalkan.
"Ada catatan yang memantau aktivitas Lumuxin akhir-akhir ini semakin tertutup dari akses eksternal. Artinya mereka sedang berfokus pada aktivitas internal rahasia. Menilik personalitas Pangeran Rui, mustahil dia membiarkan rakyatnya mati kelaparan demi proyek penemuan raksasa. Maka, Pangeran Rui pasti sudah menimbun sumber daya untuk rakyatnya sehingga dapat mematikan impor untuk sementara, pada masa-masa seperti ini."
Kuletakkan sebuah map dokumen di atas meja.
"Aktivitas internal yang harus dijalankan bagaimanapun juga ... dan laporan penggunaan energi di istana Lumuxin terbaru yang menunjukkan konsentrasi energinya berpusat tidak wajar di laboratorium atap istana."
Hancya mengamati dokumen yang kuberikan, menatapku bolak-balik seolah aku adalah hantu. "Kau ... sudah menyusup ke sana?"
"Membuktikan prediksi Putri Lena, sebelum terlambat," sahutku. "Sekarang, kau sudah percaya, Han?"
"Baiklah, aktivitas bayangan ini terlalu mencurigakan. Kapan kau berencana menendang gerbang istana Lumuxin dan membongkar kedok plin-plan Pangeran Rui?"
Aku mengeluarkan secarik amplop bersegel logo Raharnias, mengoperkannya pada Hancya.
"Putri Lena meminta kita memastikannya malam ini juga."
Hancya ternganga. "Kita?"
Aku mengedikkan dagu. "Kau sudah tahu, tidak usah mengulur-ulur waktu."
Hancya terkekeh, menyambar amplop surat perintah pengutusan resmi dari tanganku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay Staring Happy Ending
FantasySudah susah payah dapat hadiah kehidupan kedua setelah kehidupan awalnya yang payah, kenapa Raven tanggung sekali cuma menjadi seorang tokoh figuran di dunia novel fantasi hidden gem favoritnya? Baiklah, bukan masalah. Tapi saat tokoh utama yang d...