HALOOO PUASANYA LANCAR KAN?
UDAH BOLONG BERAPA HARI?
SEMANGAAAAT YAK!
ngabuburit baca Happy Birth-die gengsss💚
ILY 3000 DOLLARAndre menggenggam erat kemudinya. Teringat percakapannya dengan istri baru Papanya di kafe tadi. Sungguh rasanya benar-benar sesak. Ia ingin meninju meja atau benda apa pun yang ada di sana.
Namun begitu mendengar cerita wanita itu mengenai putri kecilnya yang menderita kelainan jantung, hati Andre menjadi iba. Ia mulai bersimpati. Untungnya Andre masih bisa menahan diri dengan tidak memberi uang kepada wanita itu secara cuma-cuma.
Sekali lagi, ia ingin mengubah imagenya. Tak mau lagi dianggap lemah atau gampangan. Lalu orang-orang akan meremehkan.
Kini sepulang dari jogging, Andre mengemudikan mobilnya menuju rumah. Setelah semingguan menginap di kediaman Heksa, kali ini mau tak mau ia harus pulang demi menjemput Aura. Rencananya siang nanti mereka akan menonton bola bersama di stadion.
"Kak Andre!"
Baru sekali menekan bel, Aura sudah menghambur memeluknya. Seolah sudah menanti kedatangannya sejak tadi.
Andre celingak-celinguk sebentar ke dalam rumah. "Kok sepi?"
"Mama udah dua malam nggak pulang." Aura mengatakan dengan bibir mengerucut.
Untungnya masih ada pekerja-pekerja di rumah Andre yang sudah dianggap seperti keluarga sendiri. Para assiten rumah tangga, tukang kebun, juga petugas keamanan perumahan semua bahu membahu menjaga gadis kecil itu.
"Kamu, sih. Udah Kak Andre tawarin buat jemput terus nginep di rumah Bang Heksa, malah nggak mau."
"Ribet tauk, Kak. Aura harus bawa boneka koleksi, belum buku-buku pelajaran, trus buku pelajaran. Kalau cowok mah, enak. Nggak ribet gitu." Aura berceloteh seperti gadis remaja.
"Hahah. Dasar centil!" Andre menyentil hidung adiknya. "Yaudah, berangkat sekarang, yuk. Udah siap, kan barang-barangnya?"
Asisten rumah tangga Andre dengan sigap membawakan ransel Aura lalu menyampirkannya ke pundak gadis kecil itu.
"Mas Andre, Bibi nitip fotokan Kiper Timnas, ya. Ganteng banget kayak orang luar negeri,."
"Wihh, kalau ada orang cakep aja gercep, Bi!" Aura menyoraki. "Namanya Nadeo, Bi Kiper utama Timnas."
Andre yang sebenarnya tidak begitu paham bola, hanya mengangguk-angguk saja. Makanya Aura lebih klop sama Heksa. Kalau Heksa hapal sehapal-hapalnya formasi timnas dari Usia berapa pun sampai tim senior.
"Hati-hati ya, Mas. Adeknya jangan sampai hilang!"
Andre tersenyum tipis. Meski masih banyak yang peduli padanya dan Aura, tapi tetap saja rasanya berbeda. Mereka bekerja dan dibayar. Itu kewajiban mereka. Sedangkan kasih sayang dan perhatian dari sang ibu yang Andre rindukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
HAPPY BIRTH-DIE 2 (dan kisah di balik mata ajaib Andre)
FantasíaYANG SERI 1, BACA DI WATTPAD BELIA WRITING MARATHON UP SETIAP SENIN DAN KAMIS Masih ada cerita yang belum terselesaikan. Masih ada misi yang harus dilanjutkan. Dengan atau tanpa bantuan, aku akan berusaha menjaga lilin-lilin itu agar tetap bepijar. ...