37. KETABAHAN

452 95 11
                                    

HALOOO PUASANYA LANCAR KAN?
UDAH BOLONG BERAPA HARI?
SEMANGAAAAT YAK!
ngabuburit baca Happy Birth-die gengsss💚
ILY 3000 DOLLAR

HALOOO PUASANYA LANCAR KAN? UDAH BOLONG BERAPA HARI? SEMANGAAAAT YAK! ngabuburit baca Happy Birth-die gengsss💚ILY 3000 DOLLAR

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Andre menggenggam erat kemudinya. Teringat percakapannya dengan istri baru Papanya di kafe tadi. Sungguh rasanya benar-benar sesak. Ia ingin meninju meja atau benda apa pun yang ada di sana.

Namun begitu mendengar cerita wanita itu mengenai putri kecilnya yang menderita kelainan jantung, hati Andre menjadi iba. Ia mulai bersimpati. Untungnya Andre masih bisa menahan diri dengan tidak memberi uang kepada wanita itu secara cuma-cuma.

Sekali lagi, ia ingin mengubah imagenya. Tak mau lagi dianggap lemah atau gampangan. Lalu orang-orang akan meremehkan.

Kini sepulang dari jogging, Andre mengemudikan mobilnya menuju rumah. Setelah semingguan menginap di kediaman Heksa, kali ini mau tak mau ia harus pulang demi menjemput Aura. Rencananya siang nanti mereka akan menonton bola bersama di stadion.

"Kak Andre!"

Baru sekali menekan bel, Aura sudah menghambur memeluknya. Seolah sudah menanti kedatangannya sejak tadi.

Andre celingak-celinguk sebentar ke dalam rumah. "Kok sepi?"

"Mama udah dua malam nggak pulang." Aura mengatakan dengan bibir mengerucut.

Untungnya masih ada pekerja-pekerja di rumah Andre yang sudah dianggap seperti keluarga sendiri. Para assiten rumah tangga, tukang kebun, juga petugas keamanan perumahan semua bahu membahu menjaga gadis kecil itu.

"Kamu, sih. Udah Kak Andre tawarin buat jemput terus nginep di rumah Bang Heksa, malah nggak mau."

"Ribet tauk, Kak. Aura harus bawa boneka koleksi, belum buku-buku pelajaran, trus buku pelajaran. Kalau cowok mah, enak. Nggak ribet gitu." Aura berceloteh seperti gadis remaja.

"Hahah. Dasar centil!" Andre menyentil hidung adiknya. "Yaudah, berangkat sekarang, yuk. Udah siap, kan barang-barangnya?"

Asisten rumah tangga Andre dengan sigap membawakan ransel Aura lalu menyampirkannya ke pundak gadis kecil itu.

"Mas Andre, Bibi nitip fotokan Kiper Timnas, ya. Ganteng banget kayak  orang luar negeri,."

"Wihh, kalau ada orang cakep aja gercep, Bi!" Aura menyoraki. "Namanya Nadeo, Bi Kiper utama Timnas."

Andre yang sebenarnya tidak begitu paham bola, hanya mengangguk-angguk saja. Makanya Aura lebih klop sama Heksa. Kalau Heksa hapal sehapal-hapalnya formasi timnas dari Usia berapa pun sampai tim senior.

"Hati-hati ya, Mas. Adeknya jangan sampai hilang!"

Andre tersenyum tipis. Meski masih banyak yang peduli padanya dan Aura, tapi tetap saja rasanya berbeda. Mereka bekerja dan dibayar. Itu kewajiban mereka. Sedangkan kasih sayang dan perhatian dari sang ibu yang Andre rindukan.

HAPPY BIRTH-DIE 2 (dan kisah di balik mata ajaib Andre)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang