YANG SERI 1, BACA DI WATTPAD BELIA WRITING MARATHON
UP SETIAP SENIN DAN KAMIS
Masih ada cerita yang belum terselesaikan.
Masih ada misi yang harus dilanjutkan.
Dengan atau tanpa bantuan, aku akan berusaha menjaga lilin-lilin itu agar tetap bepijar.
...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Udah siap ikut ini?
TUNGGU INFONYA BESOK YAAAAAAA
~~~
Di depan pagar kayu yang sudah reyot, sesosok lelaki berpenampilan casual tampak celingak-celinguk mencari sesuatu. Dari kejauhan, si pemilik rumah hanya bergeleng-geleng sembari berdecak saat melihat tingkah tamunya itu.
"Udah beberapa kali ke sini, masih aja gelagatnya kayak maling," gumam Papa Pijar yang baru saja selesai berbelanja dari pasar.
Heksa menyipit. Ia menoleh ke samping, memperhatikan Papa Pijar yang melangkah menuju rumah bersama Nina di gendongan belakang.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Kenapa nggak masuk langsung dan duduk di teras?" tanya Papa Pijar sembari membuka pagar rumahnya.
Salah satu alasan kenapa Heksa tertahan di depan rumah, adalah pohon mangga rimbun yang ada di sisi halaman rumah Pijar. Nyatanya, meski sudah berkali-kali berkunjung ke sana, Heksa tetap merinding setiap kali melewati pohon itu.
Coba bayangkan jika lelaki itu nekad masuk dan duduk sendiri di teras rumah Pijar, tiba-tiba terdengar suara-suara aneh yang menemaninya selama menunggu si pemilik rumah datang.
Harus minta tolong ke siapa nanti?
Bulu-bulu di sekitar lengannya seketika meremang ketika berimajinasi sendiri. "Hiii," gumam Heksa tanpa sadar.
"Kenapa, Sa?" tanya Papa Pijar saat mendapati Heksa bergidik sembari memeluk lengan, padahal matahari sedang cukup terik. Masa kedinginan?
Heksa hanya menggeleng cepat sambil tersenyum kikuk. Ia melangkah beriringan bersama Papa Pijar sampai ke ruang tamu. Pria itu menurunkan Nina dalam gendongan lalu berderap ke dapur untuk menurunkan barang belanjaannya.
"Sa...Sa.." Nina berceloteh dengan gemasnya. 'Sa..Saa.."
Heksa meralat tak sabar. "Heksa. Lo pikir gue saos sambal dipanggil Sasa?"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.