Revenge or forced?

1.3K 113 22
                                    

.

Hyunjin tersenyum kecut dalam hati ketika ia menerima kenyataan bahwa dirinya telah di lamar oleh seseorang yang tidak dia kenal,lebih parahnya dia dipaksa oleh kedua orang tuanya dengan alasan bisnis. Ia ingin marah pada mereka, mengapa mengorbankan kehidupan anaknya demi kepentingan mereka. Tak sadarkah sikap mereka seperti itu membuat dirinya sakit?

Sekarang sudah terlambat,ia sudah sah menjadi milik orang lain. Cincin berlian di jari manisnya melingkar cantik, ikhlas tidak ikhlas Hyunjin harus menerimanya dengan hati bersih.
Mengingat pria yang menikahi nya juga sudah dewasa, mungkin akan paham bagaimana cara menuntun dirinya ke arah yang baik.

Hyunjin malam ini menginap di hotel hanya berdua dengan suaminya,sebab esok ia akan dibawa terbang ke luar negeri dimana sang suami tinggal.

Kalian pasti paham apa yang dilakukan oleh pengantin baru saat malam pertama. Hyunjin baru saja melakukan nya meskipun dia sangat ketakutan karena permainan Chris yang kasar. Sampai membuat Hyunjin tertidur akibat kelelahan mengimbangi nya.

Maklum saja dia anak baik-baik yang tidak pernah bergaul dengan dunia luar,setiap ada keperluan ia selalu cepat pulang dan diam di rumah. Tak pernah ada dalam kamus hidupnya akan seperti ini,jadi istri orang lain.

"Hey bangun" bisik sang suami

"Eung,a-aku kesiangan ya? M-maaf kak"

"Nggak,sana mandi dulu sebentar lagi kita berangkat"

"I-iya kak"

Jujur saja Hyunjin sangat canggung dengan suami yang dia panggil 'kakak' itu,dia tidak mengenal pria itu secara jauh. Yang ia tau hanya nama laki-laki itu Christopher Bang usianya 27 tahun dan pengusaha besar yang tinggal di Australia.

Hyunjin tidak mengenali bagaimana sifat Chris. Bagaimana pria itu berperilaku,semoga tuhan mengirimkan dirinya jodoh yang terbaik.

"Kakak boleh keluar dulu?" Pinta Hyunjin takut-takut setelah selesai dari kamar mandi. Ia hanya menggunakan bathrobe yang diikat di pinggang nya sebatas paha.

"Saya ingin disini, lihat kamu" percuma, perkataan Chris seakan mutlak ditelinga nya. Terpaksa Hyunjin menahan malu di depan suaminya sendiri.

Setelah selesai berganti pakaian, Hyunjin segera mengikuti Chris untuk sarapan. Hening, tidak ada percakapan sedikit pun. Perasaan Hyunjin menjadi tidak tenang,sebab Chris selalu menatapnya seakan-akan ingin memakan dirinya hidup-hidup.

"K-kakak kenapa liatin aku gitu?"

"Nothing"
Hyunjin tersenyum tipis, semoga Chris bukan psikopat.

Tak terasa kini keduanya telah lepas landas dari bandara Incheon menuju Sidney, mereka menaiki pesawat kelas bisnis supaya lebih nyaman.

Selama disana Hyunjin hanya diam, sesekali melirik sekilas ke arah Chris untuk melihat pria itu. Karena bosan akhirnya Hyunjin tertidur pulas memunggungi Chris disebelahnya.

Saat dirinya terbangun, Hyunjin sudah berada dikamar serba gelap milik suaminya. Sial, Hyunjin tidak menyapa keluarga Chris terlebih dahulu. Kenapa pria itu tidak membangunkan nya, Hyunjin tidak ingin dicap menantu tidak baik oleh mertuanya.

Buru-buru Hyunjin bangun merapikan dirinya,turun ke bawah bermaksud ingin mencari mama nya Chris. Namun saat di ruang tamu, Hyunjin menemukan sepertinya keluarga besar Chris yang sedang berkumpul disana.

Seketika pandangan mereka tertuju, menatap dirinya dari atas ke bawah dengan pandangan seakan-akan jijik melihatnya. Chris sendiri tampak acuh dengan dirinya, pria itu tetap fokus pada laptop miliknya seakan tidak melihat Hyunjin disana.

"Owhh ini istri kedua kamu Chris?" Celetuk nenek tua di tengah-tengah para anak-anak nya. Hyunjin tersentak mendengar nya,ia tidak percaya Chris menjadikan dirinya istri kedua.

Chris hanya merespon dengan tatapan sekilas kemudian mengangguk samar. Lagi-lagi Hyunjin hanya bisa tersenyum tipis demi menutupi seluruh hatinya yang remuk. Cinta memang bisa tumbuh,tapi hyunjin tidak suka penghianatan.

Pantas saja Chris dingin padanya. "Chris,lain kali kamu ajarkan sopan santun pada istri kedua mu ini. Datang-datang tidur bukannya salaman. Beda sama istri pertama kamu,udah sopan,baik,rajin, cantik,gak jelek gini" ketus wanita cukup tua yang diyakini adalah ibunya Chris.

"Iya ma" jawab Chris singkat, seakan-akan meng iya kan bahwa Hyunjin bukan anak baik-baik. Hyunjin menyesal karena tertidur di pesawat,jika tidak mungkin tidak akan seperti ini.

"Kamu mau berdiri disitu aja?" Tanya mamanya Chris ketus

"Sofa nya gak cukup tante" saut nenek tua dengan nada meledek. Sontak orang-orang disana tertawa terbahak-bahak menanggapinya.

"Di lantai aja gak sih,model pembantu gini ntar sofa nya banyak kuman nya" celetuk seorang wanita muda , mungkin kakak perempuan nya Chris. Dan muncul ejekan-ejekan yang lain.

"Utututu udah deh ma, matanya udah merah tuh kasian loh gak punya temen disini" ledek perempuan yang lebih muda sembari berdiri mencubit kedua sisi pipi Hyunjin.

"Udah yuk ah kita berangkat ke mall,mata ku sakit liat nya. Chris urus tuh istri KEDUA kamu, malu-maluin aja" sindir neneknya Chris kemudian para wanita itu keluar meninggalkan rumah masih dengan omongan-omongan jelek tentang Hyunjin.

Hyunjin berharap agar Chris membelanya,tapi pria itu masih sama acuhnya seperti kemarin.

Hyunjin ingin pulang,ia berjalan cepat menuju pintu menutupnya rapat-rapat kemudian pergi meninggalkan rumah besar tersebut tanpa membawa apapun. Sekalipun hanya alas kaki. Hyunjin berhenti sejenak berharap Chris mengejar nya,tapi pintu itu masih sama rapat nya.

"Hiks, kenapa kak Chris jahat. Salah aku apa hiks"

Entah sudah berapa jauh hyunjin melangkah, kepalanya sakit,perutnya perih minta di isi. Hyunjin tidak memiliki uang untuk membeli nya,ia memilih duduk di pinggir trotoar jalanan sepi karena hari sudah larut malam.

Tubuh kecilnya menggigil menahan dingin sebab cuaca sedikit mendung campur gerimis tipis. Ditambah lagi hyunjin hanya menggunakan kaus pendek dan celana training. Sayang jaketnya tertinggal dikamar Chris.

"Kenapa sih,mama maksa aku nikah sama kak Chris kalau kenyataan nya kak Chris udah punya istri. Hyunjin gak mau disebut pelakor, Hyunjin pengen jadi satu-satunya aja hiks gak mau jadi yang kedua"

"Tau gini, Hyunjin kabur aja gak usah terima keinginan mama hiks. Hyunjin sakit hati, hyunjin gak punya temen. Gak punya siapa-siapa disini hik. Hyunjin pengen pulang tapi gak tau harus kemana, Hyunjin gak punya rumah"

Tiba-tiba saja hujan turun deras, Hyunjin cepat-cepat berlari meneduh di pos yang sudah terbengkalai tak jauh dari sana. Mungkin sudah tidak layak huni,tapi setidaknya ada tempat untuk meneduh.

Semakin lama hujan begitu deras, mungkin tidak akan berhenti dalam tiga jam ke depan. Hyunjin memilih berbenah diri di pos itu dengan beralaskan koran bekas yang ada disana. Kemudian berusaha menutup matanya walau kenyataan sulit.

"Saya terpaksa Hyunjin" batin Chris sendu


BOOK•CHANJIN[7]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang