Destiny³

2.3K 172 13
                                    

_•_

"Aku minta maaf, seharusnya tak membawa Jeongin pergi tanpa izin dari kamu. Terimakasih juga sudah menolongku semalam, aku bawa Jeongin pergi jalan-jalan, karena ingin balas kebaikan. Makasih, kalau tidak ada kamu, mungkin aku suka menjadi orang yang paling rugi"

Hyunjin diam, dia tidak tahu harus jawab apa. Dia paling gak bisa ngomong sama orang yang baru dikenal. Apalagi orang didepannya kaya. Taulah hyunjin suka liat di tv rumah Han yang banyak semutnya. Terus orang kaya itu sombong, suka menginjak orang miskin

"Ciee kak ujinhmpp"


"Shhtt Jeje diem, nanti ketauan sama kak Hyunjin" tegur Felix yang sedang mengintip temannya dengan pria asing ,duduk berdua di tengah rumah.

"Abisnya ka ujin lucu, Jeje pengen kak Chan nikah sama kak ujin"

"Astaga, iya deh kakak juga. Tos dulu je"


/Tos


"Yuk ah beli eskrim, biar kak ujin nya berduaan sama kak Chan itu" ajak Felix

Kembali ke Chanjin

"eung kakak ko gak risih diem disini lama-lama?" Hyunjin tuh bukan ngusir, tapi nanya ke Chan. Dia sadarlah rumahnya kan jauh dari kata bagus, kumuh lagi. tapi bersih gak ada berantakan. Takutnya Chan alergi,ntar nyalahin hyunjin

"Emang kenapa? Aku nyaman disini. Mau nginep juga ga papa"

"Emang ga alergi? Terus gatal-gatal kulitnya. Nanti mama sama papa kakak marah gimana?"

"Haha gak papa,gak akan ada yang marah. Ayah sama bunda udah tenang, kalau mama papa kamu kemana?" Sebenarnya Chan berusaha tersenyum ia sedikit tersinggung, jujur aja Chan sedih kangen orang tuanya. Terlebih lagi dia cuma anak tunggal. Dari SMP kelas 3 harus belajar ngurus perusahaan ayah nya sendirian, kalau kecelakaan itu tak terjadi. Mungkin orang tuanya masih ada, dan Chan tidak seperti ini.

"M-maaf aku tidak tahu, orang tua  kita sama namun cara perginya berbeda. Mama cerai sama papa karena suatu insiden yang buat Jeongin hadir, terus pas sidang cerai mama papa gak mau jagain aku sama Jeongin, mereka saling tuduh. Aku pergi aja dari situ, terus besarin Jeongin sampai sekarang, meskipun banyak kekurangan aku senang kok"

Chan usap punggung hyunjin berkali-kali, bertemu dengan Hyunjin adalah keberuntungan yang paling besar. Selama ini dia kurang bersyukur, Chan malu sama tuhan.

"Ah ini makan dulu, kamu sudah sarapan?"

"Belum, aku jarang makan hehe. Cuma minum air putih aja"

"Kenapa?kalau kamu punya sakit maag gimana? harus makan meskipun sedikit"

"Ga papa, aku ngga lapar. Lihat Jeongin senyum aja aku udah kenyang" Chan juga kenyang liat Hyunjin senyum, meskipun senyuman palsu.

"Yaudah ini makan dulu, Jeongin udah tadi makan banyak. Kalau kamu mau lagi aku beliin"

"M-makasih, tapi ini juga udah cukup kok. Semoga tuhan ganti rezeki kakak"

Chan gemes sendiri liat Hyunjin makan dengan lahap, terus belepotan ke mana-mana. di tambah senyuman bahagia nya, Chan bisa rasakan. "Kakak mau?" Hyunjin nyodorin pizza nya ke Chan, sedangkan tangan satu lagi  sibuk megangin pizza nya yang baru setengah masuk mulut.

Bukannya ambil yang di box, Chan malah gigit pizza yang sedang di makan Hyunjin. Otomatis bibir mereka tak sengaja bersentuhan. Chan kecup sekilas "enak"

BOOK•CHANJIN[7]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang