Mate [2]

1.1K 87 3
                                    

🐈


"Iya dadah" hyunjin melambaikan tangannya kepada ketiga temannya yang sudah pulang lebih dulu dijemput oleh supir. Sedangkan Hyunjin harus menunggu bis lewat karena bis adalah kendaraan paling murah diantara kendaraan yang lain.

Sekolah sudah sepi karena hyunjin,felix, haechan dan taeyong mengerjakan pr besok sebelum pulang jadi keluar kelas hampir terakhir.

Kalau tadi pagi hyunjin berangkat bareng Chris, sekarang dia pulang sendiri. Hyunjin masih ga percaya Chris itu mate nya karena Hyunjin merasa jelek,semua orang mengatakan dirinya omega jelek dan tak pantas dengan omega high class seperti Chris.

Kemarin mungkin Chris hanya kelepasan.

Saking fokusnya melamun Hyunjin malah tak sadar bis yang ditunggu nya lewat, padahal itu bis terakhir yang lewat area depan sekolahnya.

Apes nya lagi tiba-tiba turun hujan disertai angin kencang hingga terasa dingin menyelimuti kulit. Hyunjin menunduk memeluk tubuhnya yang mulai kedinginan.

"Haciih" hyunjin bersin,dia emang gampang terkena flu apalagi kena udara dingin. Hyunjin lupa ga bawa jaket dari rumah padahal lagi musimnya hujan.

"Hacihh" berharap ada yang jemput tapi ga mungkin. Siapa orang yang bisa hyunjin harepin selain dirinya sendiri, selama ini hyunjin hanya menjadi bahan cemoohan teman sekolah. Mereka pasti senang hyunjin menderita.

Hyunjin buka ponselnya yang tersisa daya 1 persen demi mengabari sang ibu bahwa dirinya akan pulang telat karena terjebak hujan deras,namun sebelum terkirim ponselnya lebih dulu mati dan seseorang menarik Hyunjin ke dalam rangkulan erat.

"C-chris ngapain disini nanti kehujanan" Hyunjin coba lepaskan rangkulan tangan Chris namun si libra menahan.

"Udah terlanjur hujan sayang, makanya kalau mau pulang sore bilang"

"T-terus gimana, nanti ada orang lihat Chris disini." Hyunjin tidak ingin jadi bahan bulan-bulanan tukang bully di sekolah.

"Makanya gue mau ajak lo pulang"

"Nanti buku nya basah sayang banget"

"Lo lebih sayang buku daripada gue,oke cukup tau" Chris lepaskan rangkulan tangan nya,ia bergegas memakai helm dengan buru-buru menerobos air hujan.

Hyunjin merasa tak enak,bukan itu maksudnya dia sayang Chris tapi lebih sayang lagi ilmu yang dia catat beberapa bulan dari semester satu  harus basah terkena air hujan. Tapi demi Chris, Hyunjin rela ikut hujan-hujanan.

"Ngga gitu Chris jangan marah, iya aku ikut pulang." Biarkan, semoga bukunya tidak terlalu basah atau tintanya luntur.

"Peluk gue ntar lo malah terbang" dengan ragu Hyunjin memegang baju seragam pinggang Chris, namun bingung kenapa Chris diam saja tidak gas motornya padahal hujan semakin deras.

"Chris kenapa ga jalan?" Tanya hyunjin sedikit berteriak karena suara hujan

"Gue bilang peluk bukan pegang"  Chris ngerasa jadi tukang ojek kalo gini.

"T-tapi" hyunjin menatap tangannya yang masih memegang seragam basah Chris, ragu-ragu Hyunjin mulai memeluk tubuh Chris meski rasanya mendebarkan.

Barulah Chris gas motornya.

Sesampainya di garasi rumah, Chris segera lepas helm. Gila hujannya makin deres Chris sampe kaku otot-otot tangannya.

Hyunjin pula ta kalah dingin, badannya sampai menggigil kulit-kulit tangannya berubah keriput. Bibirnya berwarna pucat pasi. Tapi tak lagi sekarang, karena Chris memeluk tubuhnya erat-erat di balik selimut tebal sambil memakan soup yang masih panas.

BOOK•CHANJIN[7]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang