Revenge or Forced 2

905 113 4
                                    

.


Cuaca telah berganti menjadi begitu cerah, mentari menusuk Indra pengobatan manusia yang baru saja membuka matanya. Yang langsung disuguhkan dengan pelastik putih berisi makanan sehat, entah siapa yang menaruhnya disana. Hyunjin segera memakannya dengan lahap sampai habis tidak tersisa.

Seseorang yang sedang mengintip di balik tembok segera menghubungi seseorang usai melihat target memakan nasi yang diberikan nya.

"Dia sudah memakannya sampai habis"

Baiklah, pastikan dia selalu aman. Jawabnya diseberang telepon

"Sekarang apa lagi?"

Awasi saja jangan sampai lengah, saya sibuk hari ini

"Siap" setelah mengabari bos nya, seseorang itu segera bersembunyi kembali dari jauh agar tidak ketahuan. Setelah itu mengikuti langkah kaki targetnya yang berjalan entah ke mana. Yang pasti ia ditugaskan untuk mengawasinya.

Hyunjin terduduk lemah dipinggir danau yang berada di taman, menatap genangan air begitu sendu tanpa berkedip sedikitpun. Kemana dia harus pulang sekarang, Chris sepertinya tidak khawatir dirinya kenapa-kenapa.

"Hyunjin pengen pulang hiks,tapi gak punya uang. Tapi kalau hyunjin pulang mamah bakal marah hiks" memang hidupnya selalu serba salah sejak dulu, kebahagiaan nya selalu saja menjadi tumbal keluarga.

Lebih tepatnya Hyunjin sedikit disayangi tapi jika ada apa-apa dia yang menjadi korban.

"Aku harus cari pekerjaan, setelah itu aku pulang. Yaa,tapi aku harus pergi ke mana?" Bukan masalah besar bila memiliki uang yang cukup,ia bisa mencari apartemen atau kosan yang bisa ditempati dengan layak.

Tapi pekerjaan apa? Siapa orang yang akan menerima pegawai tidak memiliki status yang jelas. Tanda pengenal saja tidak punya.

Hyunjin mencoba menelusuri kota tersebut, mencari informasi tentang lowongan pekerjaan yang tidak memerlukan syarat berat.

Dibutuhkan segera pegawai club malam, dengan syarat usia maksimal 18+ tidak memiliki syarat yang lain ,jika minat silahkan datang ke jln. Kangaroo no.221

"Club malam itu apa?" Tanya nya dalam benak pikiran

"Pergi aja deh siapa tau ada rezeki aku disana" cepat, langkahnya berjalan sesekali bertanya pada orang yang mengenal jalan tersebut. Memasuki gang yang sedikit sempit,atau terkadang tempat-tempat mahal.

Saking cepatnya Hyunjin berjalan, orang yang mengikutinya telah kehilangan jejak meskipun sudah mencoba beberapa kali mencari.

Gedung tinggi namun tertutup rapat seperti tidak ada penghuninya,tapi di alamatnya sudah sesuai tujuan. Hyunjin memasuki tempat serba gelap tersebut sedikit merinding, ekstensi nya menatap kaget apa yang dilihatnya.

Para gadis berpakaian minim,lebih tepatnya pakaian itu tampak tidak berguna. "Heh anak kecil, untuk apa kau kemari?"

"E-eh eum a-anu itu mau lamar kerja" suara Hyunjin gugup,dia takut dengan pria berbadan kekar yang menanyainya.

"Tch, tidak ada menerima anak kecil"

"Tapi aku sudah 20 tahun" jelas Hyunjin

"Tanda pengenal?" Pinta pria itu

"Eum ngga ada,tapi aku sudah 20 tahun. Aku juga sudah menikah" siapa yang bisa mempercayai, pernikahannya satu hari yang lalu. Jika dikaitkan dengan orang yang memiliki akal tidak ada suami yang setuju istrinya bekerja di tempat seperti ini.

Pria berbadan kekar tersebut tertawa terbahak-bahak, "Suami mu gila ya? Mengijinkan istri nya bekerja ditempat seperti ini?" Jika bukan karena terpaksa Hyunjin tidak mau. Dia tidak ingin mati kelaparan di negeri orang.

BOOK•CHANJIN[7]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang