Part 16

1.1K 105 24
                                    

HAPPY READING

Terik sinar matahari yang menyinari bumi. Langit yang berwarna biru ditambah gumpalan-gumpalan awan putih serta tiupan angin sepoi-sepoi.

Sinar matahari yang menusuk kulit karena jam menunjukkan pukul dua belas siang, membuat siapapun yang berada diluar menghentikan aktivitas mereka dan memilih berteduh di bawah atap atau dibawah pohon yang rindang.

Seorang gadis cantik baru saja memasuki rumah,atau bisa dibilang Mension karena rumah itu sangat besar,luas dan sangat mewah.
Wajah nya yang terlihat sangat lesu, rambutnya yang ia biarkan tergerai, membuat gadis itu sangat-sangat cantik, apalagi dimata kaum Adam.

Menyeret tas ranselnya dan berjalan menaiki satu persatu anak tangga. Hanya mengangguk setiap ada beberapa pelayan dan penjaga yang menyapanya.

Gadis itu yang biasanya menunjukkan gummy smile nya tetapi tidak dengan sekarang. Mood nya hari ini bisa dibilang buruk. Ia menghela nafasnya panjang lalu menarik gagang pintu kamarnya, dan melempar tas ransel nya asal,tidak peduli seberapa mahal nya tas itu dan tidak peduli dari brand mana tas itu.

Menghempaskan tubuhnya keranjang dan menengadah menatap seluruh kamar lalu menutup mata nya.
Sejenak, ia mendengarkan pintu yang terbuka,ia tahu siapa pelakunya,dari aromanya ia yakin pasti Daddynya.

Matanya masih terpejam,enggan terbuka,ia merasakan seseorang naik keatas ranjang nya,lalu berbaring disebelah nya. Tangan itu, tangan itu memeluk erat tubuhnya dari samping.

"Tidak ada kelas kah?"

Jennie, gadis itu masih setia menutup mata nya, enggan menjawab pertanyaan Daddynya. Ia mencoba menetralkan jantung nya karena sedari berdebar kencang saat kepala Daddynya mendusel ceruk leher nya.
Pipinya merasa dikecup, kening, hidung,dagu lalu terakhir bibirnya yang dikecup.

"Daddy tau kau berpura-pura tidur."

Jennie kalah,ia membuka matanya perlahan lalu segera mengalihkan pandangannya,agar tidak bertatapan langsung dengan Daddynya.

"Sudah makan? Kuliah nya lancar? Ada yang menggangu?" Tanya Taehyung membelai pipi Jennie.

Jennie mengangguk lalu berkata. "Sudah, kuliah nya agak membosankan,tadi ada yang menggangu sedikit."

"Perlu Daddy turun tangan?"

"Tidak usah."

"Lepas dad,sesak!" Jennie berucap lalu mencoba melepaskan pelukannya.

Taehyung terkekeh ia malah semakin mengeratkan pelukannya."baby marah?"

"Marah kenapa?" Tanya Jennie balik.

"Soal tadi pagi. Dia berbohong,itu bukan anak Daddy," Ucapnya sambil memperhatikan Jennie.

Jennie mengendikan bahunya acuh. Kemudian selang beberapa menit ia merasakan sakit diperutnya, membuat bibir mungil itu meringis kesakitan sambil memegangi perutnya.

"Hei ada apa? Baby sakit?" Taehyung khawatir saat mendengar suara ringisan yang keluar dari mulut baby-nya.

"Sakit, pe-perut Jane sakit," Jennie terus menerus mengucapkan kata sakit dan meremas perutnya. Bahkan mata Jennie sudah berkaca-kaca.

Taehyung semakin khawatir saat melihat Jennie menangis,ia segera berteriak memanggil pelayan, bahkan beberapa anak buahnya ikut menghampirinya karena suara teriakan Taehyung.

PSYCHOPATH DADDY Taennie  [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang