Part 26

1.2K 115 27
                                    

[Pelan² enjoy, sudah vote?]









"Aku sedang tidak berminat membunuh," Laki-laki itu berucap santai sambil menyesap rokoknya. Matanya melirik kedepan. Terik sinar matahari di pagi hari, dengan sejuknya udara saat musim semi, di Korea Selatan, membuat kedua laki-laki itu bersantai dengan nyaman.

"Baguslah, jika perlu hilangkan hasrat membunuh mu itu." Ucap laki-laki disebrang nya yang sedang menikmati kopi dipagi hari.

"Aku ingin berterima kasih karena kau, putri ku Jennie masih hidup sampai sekarang. Pertama, alasan karena aku meninggalkannya adalah agar musuhku tidak membunuhnya, hanya dia keluarga satu-satunya yang kupunya." Jelas Lee Jong-suk, laki-laki yang sedang menikmati kopi nya.

"Aku disini hanya sekedar menjenguknya, walaupun dia adalah anak kandung ku, aku tidak berniat mengambilnya darimu. Kaulah yang merawatnya sejak kecil."

Taehyung mendengarkan ucapan laki-laki didepannya dengan baik. Tangannya terulur untuk mengambil sebuah foto yang ada disebuah nakas didepannya. Foto-foto Jennie yang lee Jong-suk simpan saat Jennie bayi. Taehyung memang percaya jika laki-laki didepannya ini adalah ayah kandung Jennie.

"Aku akan kembali ke Italia. Bahagia kan Jennie."

"Jangan, maksudku kenapa cepat sekali? Kau tidak ingin menyaksikan kami berdua menikah?" Tanya Taehyung menatap Jong-suk.

"Ya, kabari aku saat waktu itu tiba. Pekerjaan ku masih banyak disana."

Taehyung mengangguk sebagai jawaban. Laki-laki itu menempelkan ujung rokok nya disebuah asbak, lalu mengambil botol alkohol yang berada dimeja depannya. Ia segera membuka nya dan meneguknya tanpa menggunakan gelas.

"Istrimu?"

"Meninggal karena dibunuh."

"Ouh maaf." Taehyung berhenti meneguk alkohol nya."jadi mommy Jennie sudah meninggal sejak saat Jennie baru lahir, begitu?"

"Ya, kau benar. Jadi aku hanya bisa memantau Jennie dari jarak jauh. Saat itu, aku sangat tidak tega meninggalkannya. Tetapi, itu demi keselamatan nya." Jong-suk berdehem lalu memundurkan tubuhnya agar bersabar disofa."Saat melihat ada seorang anak laki-laki yang berseragam SMA yang menggendong nya, aku sedikit lega. Dan anak laki-laki itu kau Kim."

Taehyung terdiam, ia menatap Lee Jong-suk sekilas lalu mengalihkan pandangan."walaupun aku yang merawatnya sejak kecil, tetapi kau tetap ayah kandungnya. Jadi, pintu rumah ku selalu terbuka jika kau ingin berkunjung."

"Baiklah."


***


Pintu berwarna cokelat itu terbuka, menampakkan Taehyung yang baru saja masuk ke kamar miliknya. Ia menatap sekeliling mencari keberadaan gadisnya. Tersenyum manis saat melihat gadisnya yang baru saja keluar dari kamar mandi.

"Morning baby," Taehyung segera memeluk tubuh gadis nya. Lima bulan, Ia sangat rindu panggilan itu. Mension nya terasa sangat sepi saat gadis nya tidak ada.

"Morning Dad."

"Masih merasa pusing hmm?" Taehyung mengecup bibir nya sekilas lalu mengelus perban yang masih melilit dikepala gadisnya.

Jennie menggeleng lalu mengusapkan wajahnya didada Taehyung." Jane lapar," rengek Jennie.

"Kita turun sarapan." Ia segera mengangkat gadis nya kegendonganya.

"Kenapa harus digendong? Jane bisa jalan sendiri."

"Menurutlah, Daddy masih rindu." Jennie mengerucutkan bibirnya, Taehyung yang melihat itu hanya bisa terkekeh. Para pelayan dan penjaga disana menunduk menyembunyikan senyumnya. Mereka juga sangat senang saat melihat Tuannya kembali tersenyum. Berbeda sekali saat Jennie tidak ada.

PSYCHOPATH DADDY Taennie  [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang